Satu Dasawarsa, Bukti XL Axiata Future Leaders Bukan Program Abal-abal

Selasa, 16 Maret 2021 - 21:50 WIB
Seluruh workshop yang disediakan terbuka untuk masyarakat umum, terutama anak-anak muda yang berminat mengembangkan diri dalam menyiapkan masa depannya. Semua workshop mengambil tema yang paling dibutuhkan anak-anak muda saat ini untuk menyiapkan karier di masa depan dan dapat survive sebagai bagian dari warga dunia global.

Tersedia 20 workshop yang akan dipandu oleh para ahli, termasuk mereka yang pernah mengajar mahasiswa XLFL, praktisi atau profesional di industri terkait. Dengan dilakukan secara daring, maka peserta dari Sabang hingga Merauke sangat mungkin untuk mengikuti workshop ini. XL Axiata mentargetkan tidak kurang dari 40.000 peserta akan mengikuti workshop ini, terutama kalangan mahasiswa.

Pendaftaran bisa dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui delapan kampus yang bekerjasama dan telah menjadi bagian dari Ecosystem of Knowledge for Indonesia’s Young Generation bersama XLFL, yaitu Universitas Pradita, Sekolah Vokasi IPB, Universitas Pertamina, Universitas Syiah Kuala, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Esa Unggul, dan Politeknik Mandiri Astra.

Kedua, melalui pendaftaran umum yang linknya diinformasikan melalui akun resmi XLFL di Instagram. Tidak ada pungutan biaya apapun untuk bisa mengikuti semua workshop yang tersedia.

Solusi IoT Mahasiswa

Peringatan satu dasawarsa program XLFL juga ditandai dengan penyerahan solusi berbasis Internet of Things (IoT) karya mahasiswa XLFL kepada masyarakat untuk bisa diterapkan guna meningkatkan produktivitas usahanya. Ada lima solusi IoT yang akan diserahkan untuk dilakukan uji coba lapangan oleh para penerima manfaat.

Pertama adalah WaletQu, yaitu solusi bagi peternak burung walet guna mengontrol habitat hewan tersebut. Solusi ini memiliki fitur-fitur yang menggabungkan enam esensi unsur yang diperlukan untuk menjaga habitat walet, yang sekaligus memudahkan peternak untuk mengakses bangunan burung walet melalui smartphone. Perangkat ini selanjutnya diserahkan kepada peternak di Makassar.

Solusi selanjutnya bernama e-KanaXin. Solusi ini menjadi jawaban bagi pengusaha ikan asin dalam mengatasi masalah cuaca dan kontaminan. Perangkat terkoneksi dengan alat pengering dan dilengkapi dengan sensor berat, suhu, dan kelembaban yang dapat memberikan data kondisi ikan asin secara real-time melalui smartphone.

Dengan e-kanaxin, para nelayan ikan asin dapat menghasilkan ikan asin dengan kualitas lebih tinggi, kekeringan yang merata dan bebas dari kontaminan. Perangkat ini akan diterapkan untuk para nelayan di Belawan, Medan.

Berikutnya adalah Portani, yakni solusi berbasis IoT berupa alat pengering rempah otomatis yang mampu mengeringkan rempah secara efektif dan higienis. Penggunaan Portani dapat menurunkan tingkat kegagalan hingga 40%.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More