Satu Dasawarsa, Bukti XL Axiata Future Leaders Bukan Program Abal-abal

Selasa, 16 Maret 2021 - 21:50 WIB
loading...
Satu Dasawarsa, Bukti XL Axiata Future Leaders Bukan Program Abal-abal
Merayakan tahun ke-10, XLFL akan menggelar 20 workshop gratis untuk anak-anak muda Indonesia selama 10 hari berturut-turut secara daring, 16-25 Maret 2021. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Program XL Axiata Future Leaders (XLFL) yang diinisiasi PT XL Axiata Tbk telah memasuki tahun ke-10. Merayakannya, XLFL akan menggelar 20 workshop gratis untuk anak-anak muda Indonesia selama 10 hari berturut-turut secara daring, 16-25 Maret 2021.

Ada juga penyerahan solusi IoT karya mahasiswa XLFL untuk diterapkan oleh masyarakat. Hadir dalam acara peringatan 10 tahun XLFL, Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya, dan Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreativitas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Josua Simanjuntak, serta sejumlah pimpinan XL Axiata.

"Selama 10 tahun itu pula melalui XLFL, XL Axiata mempersiapkan para anak-anak muda Indonesia untuk bisa menghadapi tantangan di masa depan, melalui kemampuan berkomunikasi secara efektif, mengatasi perubahan, dan berpikir kreatif untuk mencari solusi," ujar Chief Corporate Affairs Officer XL Axiata, Marwan O. Baasir, Selasa (16/3/2021).

Berbekal kemampuan-kemampuan tersebut, sambung Marwan, program XLFL menyiapkan generasi muda Indonesia untuk mampu tampil menjadi pemimpin di masa depan. Pihaknya berharap, dari 1.000 alumni yang pernah mengikuti program yang sangat bagus ini, semuanya akan membawa nama harum Indonesia, atau setidaknya bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.

Marwan mengutarakan, tema peringatan 10 tahun ini adalah “From Dreamers to Doers” atau “Jalan Pemimpi Jadi Pemimpin”. Ini tema yang selalu digaungkan oleh XLFL untuk para generasi muda calon pemimpin Indonesia di masa depan.

Menurut dia, tidak cukup dengan hanya bermimpi, kini waktunya para generasi muda untuk menjalani dan meraih mimpi tersebut, dan membawa Indonesia ke wilayah yang lebih baik lagi. Memasuki masa satu dasawarsa, XLFL telah diikuti oleh lebih dari 137.000 pendaftar, 1.300 mahasiswa peserta, dan telah berhasil mencetak 1.000 alumni yang sebagian besar di antaranya telah memasuki dunia profesional dan tersebar di berbagai bidang.

Manajemen XL Axiata berkomitmen, XLFL akan terus menjadi bagian untuk turut mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui program pemberian pelatihan soft skill dan kepemimpinan untuk anak-anak muda Indonesia. Perusahaan telah mempersiapkan pengembangan program ini menjadi program yang dapat diserap oleh lebih banyak lagi generasi muda di seluruh Indonesia.

Sementara Tantowi Yahya, berpesan, untuk generasi muda jika punya mimpi harus bertekad untuk mewujudkannya, sehingga akan menjadi sebuah cita-cita dan punya motivasi. “Untuk bisa mewujudkan mimpi, harus bekerja keras. Untuk bisa jadi sukses harus memiliki kemampuan yang bisa didapatkan dari akademis dan harus punya kesempatan. Kesempatan bisa didapatkan dari networking. Karena itu harus aktif membangun networking,” imbuhnya.

Workshop
Seluruh workshop yang disediakan terbuka untuk masyarakat umum, terutama anak-anak muda yang berminat mengembangkan diri dalam menyiapkan masa depannya. Semua workshop mengambil tema yang paling dibutuhkan anak-anak muda saat ini untuk menyiapkan karier di masa depan dan dapat survive sebagai bagian dari warga dunia global.

Tersedia 20 workshop yang akan dipandu oleh para ahli, termasuk mereka yang pernah mengajar mahasiswa XLFL, praktisi atau profesional di industri terkait. Dengan dilakukan secara daring, maka peserta dari Sabang hingga Merauke sangat mungkin untuk mengikuti workshop ini. XL Axiata mentargetkan tidak kurang dari 40.000 peserta akan mengikuti workshop ini, terutama kalangan mahasiswa.

Pendaftaran bisa dilakukan melalui dua cara. Pertama, melalui delapan kampus yang bekerjasama dan telah menjadi bagian dari Ecosystem of Knowledge for Indonesia’s Young Generation bersama XLFL, yaitu Universitas Pradita, Sekolah Vokasi IPB, Universitas Pertamina, Universitas Syiah Kuala, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Semarang, Universitas Esa Unggul, dan Politeknik Mandiri Astra.

Kedua, melalui pendaftaran umum yang linknya diinformasikan melalui akun resmi XLFL di Instagram. Tidak ada pungutan biaya apapun untuk bisa mengikuti semua workshop yang tersedia.

Solusi IoT Mahasiswa
Peringatan satu dasawarsa program XLFL juga ditandai dengan penyerahan solusi berbasis Internet of Things (IoT) karya mahasiswa XLFL kepada masyarakat untuk bisa diterapkan guna meningkatkan produktivitas usahanya. Ada lima solusi IoT yang akan diserahkan untuk dilakukan uji coba lapangan oleh para penerima manfaat.

Pertama adalah WaletQu, yaitu solusi bagi peternak burung walet guna mengontrol habitat hewan tersebut. Solusi ini memiliki fitur-fitur yang menggabungkan enam esensi unsur yang diperlukan untuk menjaga habitat walet, yang sekaligus memudahkan peternak untuk mengakses bangunan burung walet melalui smartphone. Perangkat ini selanjutnya diserahkan kepada peternak di Makassar.

Solusi selanjutnya bernama e-KanaXin. Solusi ini menjadi jawaban bagi pengusaha ikan asin dalam mengatasi masalah cuaca dan kontaminan. Perangkat terkoneksi dengan alat pengering dan dilengkapi dengan sensor berat, suhu, dan kelembaban yang dapat memberikan data kondisi ikan asin secara real-time melalui smartphone.

Dengan e-kanaxin, para nelayan ikan asin dapat menghasilkan ikan asin dengan kualitas lebih tinggi, kekeringan yang merata dan bebas dari kontaminan. Perangkat ini akan diterapkan untuk para nelayan di Belawan, Medan.

Berikutnya adalah Portani, yakni solusi berbasis IoT berupa alat pengering rempah otomatis yang mampu mengeringkan rempah secara efektif dan higienis. Penggunaan Portani dapat menurunkan tingkat kegagalan hingga 40%.

Dengan perangkat ini, petani bisa menekan potensi kegagalan yang signifikan. Perangkat ini akan diterapkan di Rumah Jamu Menoreh, Yogyakarta.

Bagi petani garam, tersedia Salt-E, yaitu solusi IoT yang bisa membantu mengetahui kualitas garam secara real-time. Perangkat ini terdiri dari mikroprosesor, sensor suhu, dan beberapa probe salinitas yang disesuaikan dengan jumlah kolam dalam satu tambak garam. Perangkat ini akan diterapkan oleh petani garam Surodadi, Kabupaten Jepara.

Terakhir, solusi Digiyandu atau Digital Posyandu, yaitu solusi berupa timbangan berat dan panjang/tinggi berbentuk portable, yang dilengkapi termometer nirkontak berbasis IoT. Perangkat ini menggunakan sensor yang terintegrasi dan database untuk memberikan data real-time kepada Dinas Kesehatan dan pengguna (kader dan ibu balita) melalui aplikasi.

Selain itu, dengan adanya aplikasi, sang ibu balita bisa mendapatkan akses Kartu Menuju Sehat dan mengetahui informasi terbaru dari posyandu. Perangkat ini akan diterapkan di Puskesmas Kratonan, Kota Solo.
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2361 seconds (0.1#10.140)