Psikolog Ingatkan Dampak PJJ Bisa Bikin Anak Stres, Jenuh, dan Emosional
Selasa, 09 Maret 2021 - 11:07 WIB
JAKARTA - Kemendikbud mengungkap dampak pembelajaran jarak jauh (PJJ) adalah adanya tekanan psikologis pada anak. Tekanan itu bisa berupa stres lantaran minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan, juga tekanan akibat sulitnya/tantangan pembelajaran jarak jauh itu sendiri.
Bagi anak yang cepat atau mudah beradaptasi, PJJ mungkin bukan masalah. Sebaliknya, bagi anak yang sulit atau tidak cepat beradaptasi, ketidaksiapan menghadapi ujian ketidaksiapan menghadapi ujian.
Bukan saja membuat anak kurang termotivasi belajar, juga stres karena memiliki target tinggi tetapi bingung mencapainya karena tidak ada guru yang mendampingi secara fisik.
Lantas, bagaimana caranya agar psikologi anak tetap stabil/terjaga selama pembelajaran jarak jauh? Termasuk juga menjaga agar tetap stabil menjelang ujian sekolah?
Setelah pandemi, pembelajaran dilakukan dari rumah, jarak jauh, sehingga rangkaian prosedur belajar yang dilakukan pun ikut berubah. Lebih banyak mandiri. Kalaupun ada belajar berkelompok, dilakukan virtual. Peran guru dalam proses pembelajaran pun demikian, menjadi sangat berkurang. Sebagai gantinya, orang tua mengambil alih.
”Dari sini, berbagai tekanan psikologis mulai berdatangan. Pada level tertentu, bahkan membuat anak menjadi kurang termotivasi dalam aktivitas pembelajaran,” beber Psikolog Intan Erlita, M.Psi, dalam acara Podcast Telset TV.
Menurutnya, ini tak lepas dari kedudukan anak itu sendiri sebagai makhluk sosial. ”Mereka butuh berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Bukan saja orang tua, tetapi juga teman seusianya, gurunya dan lingkungannya,” ujar Intan.
Bagi anak yang cepat atau mudah beradaptasi, PJJ mungkin bukan masalah. Sebaliknya, bagi anak yang sulit atau tidak cepat beradaptasi, ketidaksiapan menghadapi ujian ketidaksiapan menghadapi ujian.
Bukan saja membuat anak kurang termotivasi belajar, juga stres karena memiliki target tinggi tetapi bingung mencapainya karena tidak ada guru yang mendampingi secara fisik.
Lantas, bagaimana caranya agar psikologi anak tetap stabil/terjaga selama pembelajaran jarak jauh? Termasuk juga menjaga agar tetap stabil menjelang ujian sekolah?
Setelah pandemi, pembelajaran dilakukan dari rumah, jarak jauh, sehingga rangkaian prosedur belajar yang dilakukan pun ikut berubah. Lebih banyak mandiri. Kalaupun ada belajar berkelompok, dilakukan virtual. Peran guru dalam proses pembelajaran pun demikian, menjadi sangat berkurang. Sebagai gantinya, orang tua mengambil alih.
”Dari sini, berbagai tekanan psikologis mulai berdatangan. Pada level tertentu, bahkan membuat anak menjadi kurang termotivasi dalam aktivitas pembelajaran,” beber Psikolog Intan Erlita, M.Psi, dalam acara Podcast Telset TV.
Menurutnya, ini tak lepas dari kedudukan anak itu sendiri sebagai makhluk sosial. ”Mereka butuh berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Bukan saja orang tua, tetapi juga teman seusianya, gurunya dan lingkungannya,” ujar Intan.
tulis komentar anda