Kudeta Militer, Myanmar Blokir Facebook dan Gerombolannya
Kamis, 04 Februari 2021 - 13:42 WIB
KUDETA MILITER, MYANMAR BLOKIR FACEBOOK DAN GEROMBOLANNYA - Penyedia layanan internet, termasuk telekomunikasi milik negera Myanmar, MPT, menutup akses Facebook pada Kamis (4/2/2021), seiring pengambilalihan pemerintah oleh militer yang terjadi. Baca Juga: Facebook,
Beberapa pengguna di Myanmar melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengakses beberapa layanan Facebook.
Kelompok pemantauan jaringan NetBlocks mengatakan, pemblokiran dilakukan oleh provider negara MPT yang memiliki pengguna hingga 23 juta orang.
Perlu diketahui, 53 juta orang Myanmar atau sekitar setengan populasi menggunakan Facebook. Beberapa orang juga mengeluhkan pemblokiran ini menyebabkan akses kepada aplikasi lainnya seperti Instagram dan WhatsApp juga terganggu.
Juru bicara Facebook Andy Stone mengakui adanya pemblokiran di Myanmar.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang-orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman mereka serta mengakses informasi penting,” katanya.
Pada hari Selasa (2/2), militer memperingatkan agar tidak memposting soal rumor di media sosial yang dapat memicu kerusuhan dan menyebabkan ketidakstabilan. Baca juga: Penjelasan Mengapa gunung Api di Indonesia Erupsi di Waktu Hampir Bersamaan)
Penyelidik hak asasi manusia PBB sebelumnya mengatakan ujaran kebencian di Facebook telah memainkan peran kunci dalam mengobarkan kekerasan di Myanmar.
Lihat Juga: Jasmerah! Ini Sejarah, Latar Belakang, dan Kronologi Meletusnya G30S PKI yang Jangan Dilupakan
Beberapa pengguna di Myanmar melaporkan bahwa mereka tidak dapat mengakses beberapa layanan Facebook.
Kelompok pemantauan jaringan NetBlocks mengatakan, pemblokiran dilakukan oleh provider negara MPT yang memiliki pengguna hingga 23 juta orang.
Perlu diketahui, 53 juta orang Myanmar atau sekitar setengan populasi menggunakan Facebook. Beberapa orang juga mengeluhkan pemblokiran ini menyebabkan akses kepada aplikasi lainnya seperti Instagram dan WhatsApp juga terganggu.
Juru bicara Facebook Andy Stone mengakui adanya pemblokiran di Myanmar.
“Kami mendesak pihak berwenang untuk memulihkan konektivitas sehingga orang-orang di Myanmar dapat berkomunikasi dengan keluarga dan teman mereka serta mengakses informasi penting,” katanya.
Pada hari Selasa (2/2), militer memperingatkan agar tidak memposting soal rumor di media sosial yang dapat memicu kerusuhan dan menyebabkan ketidakstabilan. Baca juga: Penjelasan Mengapa gunung Api di Indonesia Erupsi di Waktu Hampir Bersamaan)
Penyelidik hak asasi manusia PBB sebelumnya mengatakan ujaran kebencian di Facebook telah memainkan peran kunci dalam mengobarkan kekerasan di Myanmar.
Lihat Juga: Jasmerah! Ini Sejarah, Latar Belakang, dan Kronologi Meletusnya G30S PKI yang Jangan Dilupakan
(wbs)
tulis komentar anda