Kebijakan Privasi WhatsApp, Kaspersky: Layanan Gratis Dibayar Pakai Data
Jum'at, 15 Januari 2021 - 18:05 WIB
JAKARTA - Kebijakan privasi WhatsApp yang baru memicu kekhawatiran para pengguna. Pasalnya, dalam kebijakan tersebut WhatsApp seolah memaksa pengguna untuk berbagi datanya kepada Facebook.
Menanggapi kebijakan ini, peneliti senior Kaspersky Anna Larkina buka suara.
Ia menyebut, saat ini tak ada layanan yang sepenuhnya tidak berbayar Jika melihat pada kasus WhatsApp, Anna mengatakan, model bisnis untuk layanan gratis berarti pengguna membayarnya dengan data.
“Nyatanya memang tidak ada yang sepenuhnya gratis, dan sayangnya, model bisnis saat ini untuk layanan gratis berarti, kita membayarnya dengan data kita," ujar Larkina.
Jejaring sosial, beberapa online/instant messenger dan mesin pencari menghasilkan uang dari iklan, dan apabila semakin dipersonalisasi semakin baik. Faktanya, Facebook dan perusahaan lain telah melakukan ini melalui layanannya selama beberapa tahun terakhir.
Di sisi lain, kata Larkina, sebagian besar perusahaan, termasuk Facebook, bersikap transparan tentang kebijakannya dan WhatsApp tidak membaca percakapan pengguna karena menyertakan enkripsi end-to-end.
"Yang mereka telusuri hanyalah informasi teknis dan akun," ungkapnya.
Ke depannya, integrasi antara Facebook dan WhatsApp akan terus meningkat, dan pengguna perlu memutuskan tingkat berbagi informasi apa saja yang diinginkan dan aplikasi perpesanan mana yang disukai.
Sekarang ini tersedia banyak platform perpesanan alternatif lain dan saat ini pengguna dapat memutuskan sendiri apa yang terbaik untuk mereka gunakan.
Menanggapi kebijakan ini, peneliti senior Kaspersky Anna Larkina buka suara.
Ia menyebut, saat ini tak ada layanan yang sepenuhnya tidak berbayar Jika melihat pada kasus WhatsApp, Anna mengatakan, model bisnis untuk layanan gratis berarti pengguna membayarnya dengan data.
“Nyatanya memang tidak ada yang sepenuhnya gratis, dan sayangnya, model bisnis saat ini untuk layanan gratis berarti, kita membayarnya dengan data kita," ujar Larkina.
Jejaring sosial, beberapa online/instant messenger dan mesin pencari menghasilkan uang dari iklan, dan apabila semakin dipersonalisasi semakin baik. Faktanya, Facebook dan perusahaan lain telah melakukan ini melalui layanannya selama beberapa tahun terakhir.
Di sisi lain, kata Larkina, sebagian besar perusahaan, termasuk Facebook, bersikap transparan tentang kebijakannya dan WhatsApp tidak membaca percakapan pengguna karena menyertakan enkripsi end-to-end.
"Yang mereka telusuri hanyalah informasi teknis dan akun," ungkapnya.
Ke depannya, integrasi antara Facebook dan WhatsApp akan terus meningkat, dan pengguna perlu memutuskan tingkat berbagi informasi apa saja yang diinginkan dan aplikasi perpesanan mana yang disukai.
Sekarang ini tersedia banyak platform perpesanan alternatif lain dan saat ini pengguna dapat memutuskan sendiri apa yang terbaik untuk mereka gunakan.
(dan)
tulis komentar anda