Pusat Grosir Senen Jaya, Surganya Para penggemar Jam
Jum'at, 08 Januari 2021 - 16:45 WIB
Yoko (33) terlihat sibuk menata jam tangan di sebuah etalase kaca bersusun lima yang berada di barisan paling depan di salah satu kios jam tangan di Pasar Senen Blok IV. Ribuan jam tangan beraneka warna dan gambar juga digantung memenuhi setiap sudut dinding kiosnya. Ada yang hitam, putih, merah muda, biru, oranye, atau ungu. Gambarnya lucu-lucu, seperti Hello Kitty, Barbie, Iron Man, Spiderman, Upin Ipin atau karakter Rubber dalam serial film Frozen.
Bujang asli kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat ini, sudah 15 tahun menjadi pedagang jam tangan di Pusat Grosir Senen. Ia meneruskan usaha dari sang ayah yang kini memilih istirahat di rumah saja. “Bukan hanya saya, hampir semua pedagang di sini adalah bawaan keluarga. Kita sudah biasa sih nerusin dagang dari keluarga, sudah turun temurun,” kata dia.
Berbagai jenis merek jam tangan tiruan berlabel internasional seperti Casio, G-Shock, Q&Q serta Swiss Army banyak dijual. Yoko menyebut, untuk produk asli jam tangan merek di atas adalah buatan Jepang. Sementara Swiss Army dibuat di Swiss. Mayoritas jam tangan yang dijual di Pasar Senen berasal dari China dan Taiwan.
Rata-rata untuk jam tangan jarum (analog) dan digital dijual per lusin. Harga satuan untuk jam analog itu mulai Rp39.000/pcs, digital Rp45.000/pcs untuk merek Casio, Q&Q dan Swiss Army. “Kalau jam tangan karakter anak lebih murah, Rp5.000 juga dapat kalau belinya lusinan,” tutur Yoko.
Tidak semua kios menjual jam tangan murah meriah. Di Blok IV Sindonews mendatangi salah satu kios jam tangan dengan pemilik Han-Han (42). Tokonya menjual jam tangan asli, seperti merek Casio G-Shock, yang dibanderol mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta/pcs. Jam tangan G-Shock yang ia jual tersebut berasal dari Jepang.
“Harganya tergantung jenis dan bahannya. Yang asli dari timah bahan sekelilingnya, yang KW dari bahan kuningan tapi hampir sama bahkan mitip dengan aslinya. Yang asli itu punya sertifikat, yang KW tidak ada. Harganya juga jauh, yang asli bisa Rp1,5 juta-4 juta ada juga yang sampai Rp6 juta. Kalau yang saya jual ini asli dari agen yang impor langsung dari Jepang. Tapi yang KW saya juga punya, Rp250.000-an/pcs,” paparnya.
Tak hanya itu, kacamata, tas dan sepatu juga juga dijual lusinan. Paling riuh produk kacamata. Etalasenya menyebar di mana-mana menawarkan model-model baru. Harga kacamata di Senen Jaya lebih murah ketimbang pusat geosir kacamata lain di Jakarta. Ini karena padagang mendapatkan pasokan dari produsen pabrik langsung tanpa berbagai lapis perantara. “Harganya murah banget. Bisa kalap (belanja),” ujar Nonik Soraya (27), salah seorang pengunjung Pusat Grosir Senen Jaya Blok IV.
Nonik sengaja datang ke Blok IV Senen untuk mengganti frame kacamatanya yang sudah usang. Pegawai salah satu bank di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, itu mengaku kerap mengunjungi Pasar Senen Jaya untuk berbelanja kebutuhan hidupnya. “Apa saja sih ke sini. Habis murah sih. Mau nyari sayuran, makanan, pakaian, sepatu, kaca mata semuanya lengkap. Terus dekat juga sama kantor, jadi bisa melipir,” kelakarmya.
Beda lagi dengan Zuraidah (39). Wanita asli Palopo, Sulawesi Selatan, ini punya agenda khusus berkunjung ke Pusat Grosir Senen Blok IV. Zuraidah adalah seorang pedagang kacamata, tas, sepatu, jam tangan, alat kesehatan dan aksesoris elektronik di Kota Palopo, sekitar 8 jam dari Kota Makassar. Sebulan sekali ia datang ke Pasar Senen ditemani 2 karyawannya. Sekali belanja jumlahnya bisa ratusan barang.
Bujang asli kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat ini, sudah 15 tahun menjadi pedagang jam tangan di Pusat Grosir Senen. Ia meneruskan usaha dari sang ayah yang kini memilih istirahat di rumah saja. “Bukan hanya saya, hampir semua pedagang di sini adalah bawaan keluarga. Kita sudah biasa sih nerusin dagang dari keluarga, sudah turun temurun,” kata dia.
Berbagai jenis merek jam tangan tiruan berlabel internasional seperti Casio, G-Shock, Q&Q serta Swiss Army banyak dijual. Yoko menyebut, untuk produk asli jam tangan merek di atas adalah buatan Jepang. Sementara Swiss Army dibuat di Swiss. Mayoritas jam tangan yang dijual di Pasar Senen berasal dari China dan Taiwan.
Rata-rata untuk jam tangan jarum (analog) dan digital dijual per lusin. Harga satuan untuk jam analog itu mulai Rp39.000/pcs, digital Rp45.000/pcs untuk merek Casio, Q&Q dan Swiss Army. “Kalau jam tangan karakter anak lebih murah, Rp5.000 juga dapat kalau belinya lusinan,” tutur Yoko.
Tidak semua kios menjual jam tangan murah meriah. Di Blok IV Sindonews mendatangi salah satu kios jam tangan dengan pemilik Han-Han (42). Tokonya menjual jam tangan asli, seperti merek Casio G-Shock, yang dibanderol mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta/pcs. Jam tangan G-Shock yang ia jual tersebut berasal dari Jepang.
“Harganya tergantung jenis dan bahannya. Yang asli dari timah bahan sekelilingnya, yang KW dari bahan kuningan tapi hampir sama bahkan mitip dengan aslinya. Yang asli itu punya sertifikat, yang KW tidak ada. Harganya juga jauh, yang asli bisa Rp1,5 juta-4 juta ada juga yang sampai Rp6 juta. Kalau yang saya jual ini asli dari agen yang impor langsung dari Jepang. Tapi yang KW saya juga punya, Rp250.000-an/pcs,” paparnya.
Tak hanya itu, kacamata, tas dan sepatu juga juga dijual lusinan. Paling riuh produk kacamata. Etalasenya menyebar di mana-mana menawarkan model-model baru. Harga kacamata di Senen Jaya lebih murah ketimbang pusat geosir kacamata lain di Jakarta. Ini karena padagang mendapatkan pasokan dari produsen pabrik langsung tanpa berbagai lapis perantara. “Harganya murah banget. Bisa kalap (belanja),” ujar Nonik Soraya (27), salah seorang pengunjung Pusat Grosir Senen Jaya Blok IV.
Nonik sengaja datang ke Blok IV Senen untuk mengganti frame kacamatanya yang sudah usang. Pegawai salah satu bank di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, itu mengaku kerap mengunjungi Pasar Senen Jaya untuk berbelanja kebutuhan hidupnya. “Apa saja sih ke sini. Habis murah sih. Mau nyari sayuran, makanan, pakaian, sepatu, kaca mata semuanya lengkap. Terus dekat juga sama kantor, jadi bisa melipir,” kelakarmya.
Beda lagi dengan Zuraidah (39). Wanita asli Palopo, Sulawesi Selatan, ini punya agenda khusus berkunjung ke Pusat Grosir Senen Blok IV. Zuraidah adalah seorang pedagang kacamata, tas, sepatu, jam tangan, alat kesehatan dan aksesoris elektronik di Kota Palopo, sekitar 8 jam dari Kota Makassar. Sebulan sekali ia datang ke Pasar Senen ditemani 2 karyawannya. Sekali belanja jumlahnya bisa ratusan barang.
Lihat Juga :
tulis komentar anda