Pusat Grosir Senen Jaya, Surganya Para penggemar Jam

Jum'at, 08 Januari 2021 - 16:45 WIB
loading...
Pusat Grosir Senen Jaya,...
Ratusan bahkan ribuan jam tangan digantung di atas etalase kios di Lt. Dasar Blok IV Senen. Jam dijual eceran dan lusinan seharga mulai Rp7.000 sampai ratusan ribu per pcs. Foto/M Iqbal M/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pusat Grosir Senen Jaya di Pasar Senen, Jakarta Pusat , tak pernah mati. Sempat tenggelam akibat peristiwa kebakaran pada Januari 2003 yang melalap 300 kios yang berada di Blok IV, sentra belanja komoditi jam , kacamata , dan tas itu tetap bertahan dan terus berjuang hingga berhasil bangkit kembali.

Sejak zaman Belanda Pasar Senen hadir untuk seluruh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, nama Pasar Senen terus menyebar seantero negeri ini. Pengunjung atau pembeli yang datang di sana pun berasal dari berbagai daerah di Nusantara. Bahkan, banyak juga turis dari berbagai negara yang belanja di Pasar Senen. (Baca juga: Garmin Kenalkan Smartwatch Forerunner 745, Dibuat Khusus Bagi Atlet Elite )

Di atas lahan seluas 6 ha, Pasar Senen terbagi menjadi 6 blok. Blok I dan II kini tengah dibangun dan akan rampung pada April 2022. Blok III yang terhubung dengan fasilitas Hotel Hi! mencakup pasar los basah dan beragam jenis pakaian. Sementara Blok IV dan V yang bangunannya sudah ada sejak lama menjajakan tas, sepatu, jam tangan, kaca mata, dan segala pernak-pernik perlengkapan aparat yang dijual grosiran.
Pusat Grosir Senen Jaya, Surganya Para penggemar Jam

Pusat Grosir Senen Jaya Blok IV dan V terkoneksi dengan jembatan multifungsi yang berisi ratusan kios menjual aneka jam tangan, kacamata, sepatu, pakaian dan lainnya. Jembatan itu juga terhubung dengan Mal Atrium Senen di seberangnya. Foto/M Iqbal M/SINDOnews

Pusat Grosir Senen Jaya Blok IV masih menjadi surga berbelanja kebutuhan fesyen terlengkap dengan harga miring. Terdapat 1.500 kios yang tersebar di pusat grosir seluas 12.175 meter persegi (m2) ini. Rerata pedagang menyewa kios 10 – 20 tahun untuk ukuran kios 6 m2. Bangunan terdiri atas lantai dasar, lantai 1, 2, 3, 4 dan 5 di atas kaveling seluas 3,5 ha. Pengembangnya, PT Jaya Real Property, Tbk, memplot lantai 4 dan 5 sebagai area parkir kendaraan yang memuat lebih dari 650 unit kendaraan..

Manajer Pengelola Pusat Grosir Senen dan Jembatan Multi Guna Blok IV, Suparman mengatakan, sejarah Blok IV dibangun kembali pada 2007-2008 pasca peristiwa kebakaran tahun 2003 silam. Peresmiannya dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni, pada saat itu, 23 November 2009. (Baca juga: 9 Hal yang Perlu Diketahui Dokter dan Pasien soal Vaksin Pfizer )

“Bangunan Blok IV menerapkan konsep Urban Design Guide Line kawasan terpadu Senen yang diintegrasikan dengan seluruh pertokoan di Kawasan Pasar Senen mulai dari Blok I – VI sampai Atrium Senen yang terhubung dengan jembatan Multiguna. Jadi memudahkan pengunjung karena one stop shopping,” katanya, Jumat (8/1/2021).

Lusinan
Yoko (33) terlihat sibuk menata jam tangan di sebuah etalase kaca bersusun lima yang berada di barisan paling depan di salah satu kios jam tangan di Pasar Senen Blok IV. Ribuan jam tangan beraneka warna dan gambar juga digantung memenuhi setiap sudut dinding kiosnya. Ada yang hitam, putih, merah muda, biru, oranye, atau ungu. Gambarnya lucu-lucu, seperti Hello Kitty, Barbie, Iron Man, Spiderman, Upin Ipin atau karakter Rubber dalam serial film Frozen.

Bujang asli kelahiran Pontianak, Kalimantan Barat ini, sudah 15 tahun menjadi pedagang jam tangan di Pusat Grosir Senen. Ia meneruskan usaha dari sang ayah yang kini memilih istirahat di rumah saja. “Bukan hanya saya, hampir semua pedagang di sini adalah bawaan keluarga. Kita sudah biasa sih nerusin dagang dari keluarga, sudah turun temurun,” kata dia.

Berbagai jenis merek jam tangan tiruan berlabel internasional seperti Casio, G-Shock, Q&Q serta Swiss Army banyak dijual. Yoko menyebut, untuk produk asli jam tangan merek di atas adalah buatan Jepang. Sementara Swiss Army dibuat di Swiss. Mayoritas jam tangan yang dijual di Pasar Senen berasal dari China dan Taiwan.

Rata-rata untuk jam tangan jarum (analog) dan digital dijual per lusin. Harga satuan untuk jam analog itu mulai Rp39.000/pcs, digital Rp45.000/pcs untuk merek Casio, Q&Q dan Swiss Army. “Kalau jam tangan karakter anak lebih murah, Rp5.000 juga dapat kalau belinya lusinan,” tutur Yoko.

Tidak semua kios menjual jam tangan murah meriah. Di Blok IV Sindonews mendatangi salah satu kios jam tangan dengan pemilik Han-Han (42). Tokonya menjual jam tangan asli, seperti merek Casio G-Shock, yang dibanderol mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta/pcs. Jam tangan G-Shock yang ia jual tersebut berasal dari Jepang.

“Harganya tergantung jenis dan bahannya. Yang asli dari timah bahan sekelilingnya, yang KW dari bahan kuningan tapi hampir sama bahkan mitip dengan aslinya. Yang asli itu punya sertifikat, yang KW tidak ada. Harganya juga jauh, yang asli bisa Rp1,5 juta-4 juta ada juga yang sampai Rp6 juta. Kalau yang saya jual ini asli dari agen yang impor langsung dari Jepang. Tapi yang KW saya juga punya, Rp250.000-an/pcs,” paparnya.

Tak hanya itu, kacamata, tas dan sepatu juga juga dijual lusinan. Paling riuh produk kacamata. Etalasenya menyebar di mana-mana menawarkan model-model baru. Harga kacamata di Senen Jaya lebih murah ketimbang pusat geosir kacamata lain di Jakarta. Ini karena padagang mendapatkan pasokan dari produsen pabrik langsung tanpa berbagai lapis perantara. “Harganya murah banget. Bisa kalap (belanja),” ujar Nonik Soraya (27), salah seorang pengunjung Pusat Grosir Senen Jaya Blok IV.

Nonik sengaja datang ke Blok IV Senen untuk mengganti frame kacamatanya yang sudah usang. Pegawai salah satu bank di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, itu mengaku kerap mengunjungi Pasar Senen Jaya untuk berbelanja kebutuhan hidupnya. “Apa saja sih ke sini. Habis murah sih. Mau nyari sayuran, makanan, pakaian, sepatu, kaca mata semuanya lengkap. Terus dekat juga sama kantor, jadi bisa melipir,” kelakarmya.
Pusat Grosir Senen Jaya, Surganya Para penggemar Jam

Beda lagi dengan Zuraidah (39). Wanita asli Palopo, Sulawesi Selatan, ini punya agenda khusus berkunjung ke Pusat Grosir Senen Blok IV. Zuraidah adalah seorang pedagang kacamata, tas, sepatu, jam tangan, alat kesehatan dan aksesoris elektronik di Kota Palopo, sekitar 8 jam dari Kota Makassar. Sebulan sekali ia datang ke Pasar Senen ditemani 2 karyawannya. Sekali belanja jumlahnya bisa ratusan barang.

“Saya sudah cek semua harga grosiran di beberapa pusat grosir di Jakarta, di sini paling murah. Belanjanya sebulan sekali karena pertama lokasinya jauh, kedua kulakannya sekali beli banyak. Jadi belinya harus partao besar karena dijual lagi,” terangnya.

Zuraidah mengaku sekali membeli kacamata bisa 150-200 pcs, pakaian 1-2 kwintal, jam tangan 100 pcs dan 100 pasang sepatu. Setelah belanjaan komplit, ia menggunakan jasa ekspedisi untuk mengirimkan barang belanjaan dari Jakarta ke Palopo. “Sudah ada langganan pengiriman. Selesai belanja kita minta dibungkus rapi lalu dikirim ke Sulawesi. Jadi pulang pergi tidak bawa barang banyak,” jelasnya.

Ia mengaku mendapat keuntungan lumayan dari setiap produk yang dijual. Misal, kacamata karakter anak-anak yang ia beli di Senen seharga Rp4.800/pcs, di Palopo harganya bisa 10 kali lipat lebih mahal, antara Rp30 – 45 ribu per pcs. “Keuntungannya lumayan,” lugas Zuraida.

Tergantung Kualitas
Sementara itu, Blok V sendiri yang menempati lahan seluas 8.000m2 agaknya menjadi semacam pusat perdagangan seragam polisi dan INII. Ratusan kios di sana umumnya menjual perlengkapan dua institusi aparat itu, meski seragam dan perlengkapan Satpol PP, Dinas Perhubungan, Kejaksaan dan Pemadam Kebakaran juga mudah ditemukan. Berbagai jenis tanda kepangkatan dan topi-topi terpampang di ratusan etalase kios. Kain loreng khas TNI banyak dijual di sana. Seragam dan sepatu polisi berikut hal-hal detail seperti tali kur dan sabuk polisi juga riuh dijajakan.

Bangkit Lagi
Di tengah kondisi itu, para pedagang tetap berjuang. Ada yang mengandalkan pesanan pelanggan tetap, ada juga yang beralih ke jualan secara online mengandalkan sejumlah marketplace. “Toko fisiknya tetap ada, tapi cara jualannya diperluas melalui gawai. Itu menolong sekali di saat kondisi seperti ini,” ujar Suparman.

Awal Desember 2020 lalu, kondisi mulai membaik. Warga mulai kembali beraktivitas dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Ditambah lagi, akses menuju Pasar Senen kian mudah dan nyaman berkat beberapa revitalisasi jalur protokol dan penambahan fasilitas umum seperti Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Senen Extension yang lebih lapang, nyaman dan aman. “Per Desember kemarin ada peningkatan kunjungan, sudah menyentuh angka 7.000-8.000 orang per hari. Orang mulai percaya diri lagi buat berdagang, geliat daya beli mulai membaik,” pungkasnya.

Dengan pembangunan jalan, penataan jalur pedestrian, jalur masuk, kios dan sebagainya itu, Pusat Grosir Senen Jaya tetap menarik untuk dikunjungi. (Baca juga: Ini Nama Delapan Pebulutangkis Indonesia yang Dihukum BWF )
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2302 seconds (0.1#10.140)