Pengamat Sebut Penggunaan Frekuensi 2,3 Ghz untuk 5G perlu Dipertimbangkan
Selasa, 29 Desember 2020 - 22:12 WIB
"Untuk 5G masih kurang, karena minimal frekuensinya 100 MHz," imbuhnya.
Dengan begitu, Heru menduga ada operator yang ingin menyolong start implementasi 5G meski di frekuensi 2,3 GHz. Tujuannya agar bisa menarik pengguna baru dan mempertahankan pengguna lama.
"Saya khawatir seperti dulu memilih 4G di frekuensi 900 MHz yang akhirnya memang tidak berkembang, karena frekuensi utama adalah 1800 MHz," tandasnya.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Kominfo menetapkan Smartfren, Telkomsel, dan Tri Indonesia sebagai pemenang lelang frekuensi 2,3 Ghz untuk menggelar 5G.
Smartfren mendapatkan bagian blok A, sedangkan Telkomsel mendapat bagian blok C, dan Hutchison Tri Indonesia mendapatkan bagian blok B. Ketiga operator seluler ini masing-masing mendapatkan alokasi sebesar 10 Mhz.
Dengan begitu, Heru menduga ada operator yang ingin menyolong start implementasi 5G meski di frekuensi 2,3 GHz. Tujuannya agar bisa menarik pengguna baru dan mempertahankan pengguna lama.
"Saya khawatir seperti dulu memilih 4G di frekuensi 900 MHz yang akhirnya memang tidak berkembang, karena frekuensi utama adalah 1800 MHz," tandasnya.
Beberapa waktu lalu, Kementerian Kominfo menetapkan Smartfren, Telkomsel, dan Tri Indonesia sebagai pemenang lelang frekuensi 2,3 Ghz untuk menggelar 5G.
Smartfren mendapatkan bagian blok A, sedangkan Telkomsel mendapat bagian blok C, dan Hutchison Tri Indonesia mendapatkan bagian blok B. Ketiga operator seluler ini masing-masing mendapatkan alokasi sebesar 10 Mhz.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda