Ini Strategi Supaya Admin Zoom Tak Kena 'Zoombombing'
Kamis, 16 April 2020 - 19:00 WIB
JAKARTA - Seiring adanya penerapan bekerja dari rumah (work from home), nama Zoom sebagai platform video conference pun langsung meroket.
Namun di tengah maraknya penggunaan Zoom untuk video conference, pengguna juga dihadapkan dengan ancaman Zoombombing dari pihak tak bertanggung jawab.
Bentuk Zoombombing sendiri beragam, bisa dengan menampilkan konten tidak pantas seperti video atau gambar porno, ujaran kebencian, sampai dengan paham rasisme. Semua tergantung dengan tujuan para penyusup.
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyebut, Zoombombing bukanlah sebuah peretasan, melainkan lebih mengarah pada kelalaian host atau admin video conference di Zoom.
"Sebelum menjadi tuan rumah video conference Zoom mereka (admin) perlu mempelajari dulu dengan baik, apa saja fitur di dalamnya dan bagaimana cara mengamankan video conference. Kalau sudah paham, baru hosting," kata Alfons dalam video conference melalui Zoom, Kamis (16/4/2020).
Pertama, saat hendak meng-hosting video conference, admin harus mengaktifkan Waiting Room atau ruang tunggu. Waiting Room ini menjadi tempat para peserta sebelum masuk di dalam konferensi video.
Tanpa ada Waiting Room ini, siapapun yang memiliki link undangan meeting bisa masuk, sekalipun orang yang tidak dikenal.
Saat para peserta yang diseleksi sudah bergabung ke panggilan video meeting, admin bisa menentukan untuk mengizinkan atau tidak peserta berbagi layar (Share Screen), obrolan (Chat), atau mengubah nama mereka (Rename Themselves).
Jika admin tidak mengontrol hal ini dengan baik, bisa saja Zoombombing terjadi, karena siapa saja bebas membagikan layar. Admin juga harus mengunci (lock) meeting. Siapa pun tidak bisa bergabung setelah admin mengunci video meeting, meski yang bersangkutan memiliki link atau password meeting. "Kalau admin ngerti ini semua akan aman," tegasnya.
Tak hanya admin, peserta video conference baiknya tidak sembarangan membagikan link meeting berserta password-nya. Jika link dan password jatuh di tangan yang salah bisa menjadi masalah. Pastikan juga, bahwa Anda menggunakan aplkasi Zoom terbaru, agar jika ada update sudah terimplementasi.
Namun di tengah maraknya penggunaan Zoom untuk video conference, pengguna juga dihadapkan dengan ancaman Zoombombing dari pihak tak bertanggung jawab.
Bentuk Zoombombing sendiri beragam, bisa dengan menampilkan konten tidak pantas seperti video atau gambar porno, ujaran kebencian, sampai dengan paham rasisme. Semua tergantung dengan tujuan para penyusup.
Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya menyebut, Zoombombing bukanlah sebuah peretasan, melainkan lebih mengarah pada kelalaian host atau admin video conference di Zoom.
"Sebelum menjadi tuan rumah video conference Zoom mereka (admin) perlu mempelajari dulu dengan baik, apa saja fitur di dalamnya dan bagaimana cara mengamankan video conference. Kalau sudah paham, baru hosting," kata Alfons dalam video conference melalui Zoom, Kamis (16/4/2020).
Pertama, saat hendak meng-hosting video conference, admin harus mengaktifkan Waiting Room atau ruang tunggu. Waiting Room ini menjadi tempat para peserta sebelum masuk di dalam konferensi video.
Tanpa ada Waiting Room ini, siapapun yang memiliki link undangan meeting bisa masuk, sekalipun orang yang tidak dikenal.
Saat para peserta yang diseleksi sudah bergabung ke panggilan video meeting, admin bisa menentukan untuk mengizinkan atau tidak peserta berbagi layar (Share Screen), obrolan (Chat), atau mengubah nama mereka (Rename Themselves).
Jika admin tidak mengontrol hal ini dengan baik, bisa saja Zoombombing terjadi, karena siapa saja bebas membagikan layar. Admin juga harus mengunci (lock) meeting. Siapa pun tidak bisa bergabung setelah admin mengunci video meeting, meski yang bersangkutan memiliki link atau password meeting. "Kalau admin ngerti ini semua akan aman," tegasnya.
Tak hanya admin, peserta video conference baiknya tidak sembarangan membagikan link meeting berserta password-nya. Jika link dan password jatuh di tangan yang salah bisa menjadi masalah. Pastikan juga, bahwa Anda menggunakan aplkasi Zoom terbaru, agar jika ada update sudah terimplementasi.
(iqb)
tulis komentar anda