Kunci Aman Melibas Jalanan Tergenang Air di Musim Hujan
Selasa, 27 Oktober 2020 - 07:03 WIB
JAKARTA - Terpenting dalam penguasaan kendaraan adalah empat ban yang responsif terhadap pengendalian mobil dan pakem di semua kondisi jalan. (Baca juga: Mobil Anti-Peluru Macron Pernah Mogok saat Kunjungan Kenegaraan ke Polandia )
Dalam situasi aquaplaning , di mana mobil terangkat dan hilang kendali sesaat ketika melintasi genangan air, ban memegang peran penting ketika menjejak permukaan jalan kembali sehingga pengemudi dapat segera menguasai kendaraan. Cukupkah hanya tekanan angin dan sisa ketebalan telapak ban menjawab hal itu.
Namun banyak orang salah kaprah memahami ban mobil yang digunakan saat berkendara di musim hujan. Alih-alih memastikan tekanan angin ban sudah sesuai anjuran, banyak orang justru menguranginya dengan harapan agar tapak ban bisa menempel permukaan jalan lebih banyak sehingga pengereman lebih baik.
Kenyataannya justru saat tekanan angin ban di bawah anjuran, terjadi struktur berbentuk W di mana bagian tengah tapak ban tidak menyentuh permukaan jalan. Sebaliknya saat ban diberi tekanan angin lebih tinggi dari anjuran, maka telapak ban membentuk struktur U dimana hanya bagian tengah ban yang menyentuh jalan. Keduanya tidak memberikan daya cengkeram ban maksimum yang dibutuhkan saat mobil melintasi genangan air.
Apakah hanya tekanan angin dan sisa ketebalan telapak yang memberi pengaruh pada pengereman, terutama di saat jalan basah dan tergenang air? Penting diingat bahwa dari seluruh komponen mobil, hanya ban yang langsung bersentuhan dengan jalan.
Pada beberapa ban berteknologi, tim pengembangan dan riset sudah mendalami kasus pengereman ini. Bahkan hingga merujuk pada upaya memperlebar penampang telapak ban dan mengolah kompon yang digunakan dalam karet, serta bentuk kembangan ban.
Satu di antaranya adalah Goodyear Eagle F1 Sport. Ban ini diyakini mampu menghasilkan pengereman secara efektif baik di jalan basah maupun kering. (Baca juga: Kisah Gadis Cantik Berhijab yang Jadi Pejuang COVID-19 Bersama AGD Dinkes DKI )
Dalam situasi aquaplaning , di mana mobil terangkat dan hilang kendali sesaat ketika melintasi genangan air, ban memegang peran penting ketika menjejak permukaan jalan kembali sehingga pengemudi dapat segera menguasai kendaraan. Cukupkah hanya tekanan angin dan sisa ketebalan telapak ban menjawab hal itu.
Namun banyak orang salah kaprah memahami ban mobil yang digunakan saat berkendara di musim hujan. Alih-alih memastikan tekanan angin ban sudah sesuai anjuran, banyak orang justru menguranginya dengan harapan agar tapak ban bisa menempel permukaan jalan lebih banyak sehingga pengereman lebih baik.
Kenyataannya justru saat tekanan angin ban di bawah anjuran, terjadi struktur berbentuk W di mana bagian tengah tapak ban tidak menyentuh permukaan jalan. Sebaliknya saat ban diberi tekanan angin lebih tinggi dari anjuran, maka telapak ban membentuk struktur U dimana hanya bagian tengah ban yang menyentuh jalan. Keduanya tidak memberikan daya cengkeram ban maksimum yang dibutuhkan saat mobil melintasi genangan air.
Apakah hanya tekanan angin dan sisa ketebalan telapak yang memberi pengaruh pada pengereman, terutama di saat jalan basah dan tergenang air? Penting diingat bahwa dari seluruh komponen mobil, hanya ban yang langsung bersentuhan dengan jalan.
Pada beberapa ban berteknologi, tim pengembangan dan riset sudah mendalami kasus pengereman ini. Bahkan hingga merujuk pada upaya memperlebar penampang telapak ban dan mengolah kompon yang digunakan dalam karet, serta bentuk kembangan ban.
Satu di antaranya adalah Goodyear Eagle F1 Sport. Ban ini diyakini mampu menghasilkan pengereman secara efektif baik di jalan basah maupun kering. (Baca juga: Kisah Gadis Cantik Berhijab yang Jadi Pejuang COVID-19 Bersama AGD Dinkes DKI )
(iqb)
tulis komentar anda