Mengenal Toko Token, Inisiatif DeFi Pertama di Indonesia
Selasa, 20 Oktober 2020 - 02:36 WIB
JAKARTA - Sejak tahun lalu, Decentralized Finance atau DeFi menjadi pusat perhatian banyak pihak di industri Blockchain . Sebab, DeFi berkaitan erat dengan aspek keseharian masyarakat, yakni aktivias keuangan . (Baca juga: Paling Dicari, Profesi Blockchain Hasilkan Rp1,8 Miliar Per Tahun )
DeFi, sesuai namanya mengacu pada sistem finansial/keuangan terdesentralisasi yang menyediakan berbagai layanan keuangan (tabungan, pinjaman, asuransi, dan lainnya) yang bersifat terbuka, unregulated, transparan, fleksibel, dan tersedia bagi siapa saja tanpa perlu pengawasan terpusat dan perantara.
Banyak proyek DeFi baru bermunculan di berbagai negara untuk menarik pengguna (nasabah) baru. Tentunya dengan menyediakan layanan keuangan baru yang inovatif dan menarik, serta berbasis teknologi Blockchain.
Berdasarkan data DeFi Pulse per 15 Oktpber 2020, jumlah valuasi aset kripto (value Lock in) mencapai nilai USD11,37 miliar. Nilai itu terdistribusi ke dalam 39 aplikasi, yang mencakup sektor/kategori DEX (decentralized exchange), lending, derivatif, hingga aset.
Sektor DeFi yang paling populer dan berkembang pesat adalah lending atau pinjaman. Sektor ini mirip dengan bank dalam sistem keuangan tradisonal, di mana pengguna (kreditur) meminjamkan uang dan mendapatkan bunga dari pengguna lain yang meminjam asetnya (debitur).
Bagaimana dengan di Indonesia? Perkembangan DeFi mulai mendapat momentum besar setelah Tokocrypto, sebagai pedagang aset kripto pertama yang terdaftar resmi di BAPPEBTI, untuk pertama kali kalinya melakukan inisiatif DeFi melalui Toko Token (TKO).
Inisiatif DeFi tersebut secara resmi diluncurkan di pembukaan acara Indonesia Blockchain Week 2020 (IBW 2020) pada Agustus lalu. Ini menandai resminya Toko Token bisa diakses dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dalam mengakses akses kripto.
“Tokocrypto memberikan kemudahan untuk mengakses aset kripto dan teknologi Decentralized Finance, sejalan dengan misinya menjangkau masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap layanan finansial," kata Pang Xue Kai, CEO dan CO-Founder Tokocrypto.
Sebagai proyek aset kripto lokal pertama di Indonesia, Toko Token (TKO) yang awalnya mendistribusikan sistem reward bagi nasabah baru bergabung dengan Tokocrypto,. Kini perusahaan mulai menawarkan model token hybrid yang unik dengan berbagai macam manfaat (utilitas).
DeFi, sesuai namanya mengacu pada sistem finansial/keuangan terdesentralisasi yang menyediakan berbagai layanan keuangan (tabungan, pinjaman, asuransi, dan lainnya) yang bersifat terbuka, unregulated, transparan, fleksibel, dan tersedia bagi siapa saja tanpa perlu pengawasan terpusat dan perantara.
Banyak proyek DeFi baru bermunculan di berbagai negara untuk menarik pengguna (nasabah) baru. Tentunya dengan menyediakan layanan keuangan baru yang inovatif dan menarik, serta berbasis teknologi Blockchain.
Berdasarkan data DeFi Pulse per 15 Oktpber 2020, jumlah valuasi aset kripto (value Lock in) mencapai nilai USD11,37 miliar. Nilai itu terdistribusi ke dalam 39 aplikasi, yang mencakup sektor/kategori DEX (decentralized exchange), lending, derivatif, hingga aset.
Sektor DeFi yang paling populer dan berkembang pesat adalah lending atau pinjaman. Sektor ini mirip dengan bank dalam sistem keuangan tradisonal, di mana pengguna (kreditur) meminjamkan uang dan mendapatkan bunga dari pengguna lain yang meminjam asetnya (debitur).
Bagaimana dengan di Indonesia? Perkembangan DeFi mulai mendapat momentum besar setelah Tokocrypto, sebagai pedagang aset kripto pertama yang terdaftar resmi di BAPPEBTI, untuk pertama kali kalinya melakukan inisiatif DeFi melalui Toko Token (TKO).
Inisiatif DeFi tersebut secara resmi diluncurkan di pembukaan acara Indonesia Blockchain Week 2020 (IBW 2020) pada Agustus lalu. Ini menandai resminya Toko Token bisa diakses dan dinikmati oleh masyarakat Indonesia dalam mengakses akses kripto.
“Tokocrypto memberikan kemudahan untuk mengakses aset kripto dan teknologi Decentralized Finance, sejalan dengan misinya menjangkau masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap layanan finansial," kata Pang Xue Kai, CEO dan CO-Founder Tokocrypto.
Sebagai proyek aset kripto lokal pertama di Indonesia, Toko Token (TKO) yang awalnya mendistribusikan sistem reward bagi nasabah baru bergabung dengan Tokocrypto,. Kini perusahaan mulai menawarkan model token hybrid yang unik dengan berbagai macam manfaat (utilitas).
tulis komentar anda