Tolak Disamakan dengan Rusia dan China, India Kecam Kanada karena Dicap Penjahat Siber
Minggu, 03 November 2024 - 14:21 WIB
NEW DELHI - Juru bicara MEA Randhir Jaiswal menanggapi tuduhan Kanada terhadap India , yang mengelompokkannya bersama negara-negara seperti Rusia, China, dan Korea Utara. Ia menggambarkan langkah ini sebagai serangan lebih lanjut terhadap India.
BACA JUGA - Bank Utama Venezuela Digempur Serangan Siber
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India (MEA) menanggapi dengan tajam pada hari Sabtu setelah pemerintah Kanada di bawah Perdana Menteri Justin Trudeau menggambarkan India sebagai "musuh siber," yang meningkatkan ketegangan diplomatik antara New Delhi dan Ottawa.
Kanada memasukkan sebutan ini dalam Penilaian Ancaman Siber Nasional 2025-26, yang dirilis oleh Pusat Keamanan Siber Kanada pada hari Selasa.
Juru bicara MEA Randhir Jaiswal menanggapi klasifikasi baru India oleh Kanada, yang mengelompokkannya bersama negara-negara seperti Rusia, China, dan Korea Utara. Ia menggambarkan langkah ini sebagai "serangan" lebih lanjut terhadap India.
"Ini tampaknya menjadi contoh lain dari strategi Kanada untuk menyerang India. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, pejabat senior mereka telah secara terbuka mengakui bahwa mereka berusaha memanipulasi opini global terhadap India. Seperti pada kesempatan lain, tuduhan dibuat tanpa bukti apa pun," kata Jaiswal.
Menurut kantor berita Reuters, badan intelijen sinyal Kanada, yang melacak ancaman siber asing, pada hari Rabu menyatakan bahwa India kemungkinan sudah terlibat dalam aktivitas siber yang mengancam jaringan Kanada, yang diduga untuk tujuan spionase.
Kepala Badan Keamanan Komunikasi Kanada (CSE), Caroline Xavier, dikutip dalam laporan tersebut, mengatakan, "Karena Kanada dan India berpotensi mengalami ketegangan, ada kemungkinan kita akan melihat India ingin melancarkan tindakan ancaman siber terhadap warga Kanada."
India juga menuduh Kanada melakukan "pelecehan dan intimidasi" dengan melakukan pengawasan audio dan video terhadap pejabat konsulernya di sana, tindakan yang menurut New Delhi melanggar norma diplomatik.
Menanggapi pertanyaan dalam jumpa pers, Jaiswal berkata, "Ya, beberapa pejabat konsuler kami baru-baru ini diberi tahu oleh pemerintah Kanada bahwa mereka telah dan terus berada di bawah pengawasan audio dan video. Komunikasi mereka juga telah disadap. Kami telah mengajukan protes resmi kepada pemerintah Kanada, karena kami menganggap tindakan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap konvensi diplomatik dan konsuler yang relevan."
Jaiswal lebih lanjut mengkritik Kanada, dengan mengatakan, "Pemerintah Kanada tidak dapat membenarkan fakta bahwa mereka melakukan pelecehan dan intimidasi."
Hubungan kedua negara telah tegang sejak PM Kanada Trudeau tahun lalu menuduh bahwa agen India mungkin terlibat dalam pembunuhan aktivis Khalistan Hardeep Singh Nijjar.
BACA JUGA - Bank Utama Venezuela Digempur Serangan Siber
Juru bicara Kementerian Luar Negeri India (MEA) menanggapi dengan tajam pada hari Sabtu setelah pemerintah Kanada di bawah Perdana Menteri Justin Trudeau menggambarkan India sebagai "musuh siber," yang meningkatkan ketegangan diplomatik antara New Delhi dan Ottawa.
Kanada memasukkan sebutan ini dalam Penilaian Ancaman Siber Nasional 2025-26, yang dirilis oleh Pusat Keamanan Siber Kanada pada hari Selasa.
Juru bicara MEA Randhir Jaiswal menanggapi klasifikasi baru India oleh Kanada, yang mengelompokkannya bersama negara-negara seperti Rusia, China, dan Korea Utara. Ia menggambarkan langkah ini sebagai "serangan" lebih lanjut terhadap India.
"Ini tampaknya menjadi contoh lain dari strategi Kanada untuk menyerang India. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, pejabat senior mereka telah secara terbuka mengakui bahwa mereka berusaha memanipulasi opini global terhadap India. Seperti pada kesempatan lain, tuduhan dibuat tanpa bukti apa pun," kata Jaiswal.
Menurut kantor berita Reuters, badan intelijen sinyal Kanada, yang melacak ancaman siber asing, pada hari Rabu menyatakan bahwa India kemungkinan sudah terlibat dalam aktivitas siber yang mengancam jaringan Kanada, yang diduga untuk tujuan spionase.
Kepala Badan Keamanan Komunikasi Kanada (CSE), Caroline Xavier, dikutip dalam laporan tersebut, mengatakan, "Karena Kanada dan India berpotensi mengalami ketegangan, ada kemungkinan kita akan melihat India ingin melancarkan tindakan ancaman siber terhadap warga Kanada."
India juga menuduh Kanada melakukan "pelecehan dan intimidasi" dengan melakukan pengawasan audio dan video terhadap pejabat konsulernya di sana, tindakan yang menurut New Delhi melanggar norma diplomatik.
Menanggapi pertanyaan dalam jumpa pers, Jaiswal berkata, "Ya, beberapa pejabat konsuler kami baru-baru ini diberi tahu oleh pemerintah Kanada bahwa mereka telah dan terus berada di bawah pengawasan audio dan video. Komunikasi mereka juga telah disadap. Kami telah mengajukan protes resmi kepada pemerintah Kanada, karena kami menganggap tindakan ini merupakan pelanggaran mencolok terhadap konvensi diplomatik dan konsuler yang relevan."
Jaiswal lebih lanjut mengkritik Kanada, dengan mengatakan, "Pemerintah Kanada tidak dapat membenarkan fakta bahwa mereka melakukan pelecehan dan intimidasi."
Hubungan kedua negara telah tegang sejak PM Kanada Trudeau tahun lalu menuduh bahwa agen India mungkin terlibat dalam pembunuhan aktivis Khalistan Hardeep Singh Nijjar.
(wbs)
tulis komentar anda