Pemberontakan di Google: Puluhan Karyawan Dipecat Karena Protes Proyek Nimbus dan Dukung Palestina

Rabu, 09 Oktober 2024 - 07:18 WIB

Pengalaman Para Googler

Middle East Eye mewawancarai sejumlah Googler di AS dan Eropa. Banyak yang meminta anonimitas karena takut kehilangan pekerjaan. Mereka menceritakan bagaimana mereka mengorganisir diri dan bagaimana Google mencoba menghentikan aktivisme mereka dengan sensor, pemecatan, dan ancaman.

No Tech for Apartheid

Beberapa karyawan diam-diam membuat kelompok yang disebut sebagai No Tech for Apartheid. Mereka berkampanye agar perusahaan teknologi di Silicon Valley tidak lagi ambil bagian dalam kegiatan yang mereka sebut sebagai "pembersihan etnis Gaza yang sedang berlangsung dan pengeboman genosida Gaza".

Mengabaikan Kekhawatiran

Montes dan rekan-rekannya menyampaikan pertanyaan dan keprihatinan tentang apakah Israel menggunakan pekerjaan mereka untuk melancarkan perang di Gaza.

Mereka juga mempertanyakan mengapa Google menerima uang dari pemerintah Israel untuk menayangkan iklan propaganda melawan UNRWA, badan PBB yang memberikan dukungan bagi pengungsi Palestina.

"Kapan pun kami menyinggung Project Nimbus di obrolan internal atau selama rapat umum, pertanyaan tersebut akan dimoderasi atau dihindari," kenang Montes.

Sensor dan Intimidasi

Para Googler yang aktif menyuarakan pendapat mereka mengaku mengalami sensor internal dan intimidasi dari rekan kerja yang pro-Israel.

"Kapan pun kata genosida atau apartheid muncul, moderator akan langsung menghapus komentar tanpa peringatan atau mengunci forum untuk mencegah orang terlibat lebih jauh," jelas Alex Cheung, mantan karyawan Google.

Kontras dengan Dukungan untuk Ukraina

Para Googler mencatat bahwa reaksi perusahaan terhadap aktivisme mereka sangat berbeda dengan tanggapannya terhadap perang di Ukraina.

"Ketika perang di Ukraina pecah, Google mengirimkan pesan dukungan untuk orang Ukraina dan Rusia yang bekerja di perusahaan tersebut," kata Clare Ward, yang meminta nama samaran karena takut akan pembalasan dari Google.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More