Kasus Child Grooming di Game Online Marak, Orang Tua Harus Waspada!
Jum'at, 03 Mei 2024 - 18:50 WIB
Deputi Perlindungan Khusus Anak Kemen PPPA Nahar menyebut proses child grooming saat ini semakin mengkhawatirkan. Karena tersembunyi di fitur chat di dalam platform game/pribadi, memang child grooming relatif susah dilacak.
Kemudian, predator berusaha membentuk ikatan dengan anak. Misalnya berpura-pura jadi teman, berempati dengan masalah mereka, dan memberikan perhatian serta pujian.
Predator lantas menawarkan pengertian, bantuan, atau hadiah untuk memenuhi kebutuhan emosional atau fisik anak.
Terakhir, predator perlahan memperkenalkan percakapan seksual atau materi pornografi, menormalkan perilaku ini dan mengikis hambatan anak. Dan akhirnya terjadi kontak fisik, ataupun eksploitasionline.
Lihat Juga: Rp6 Miliar Menanti! Tim Esports Indonesia Boom Esports, Alter Ego, dan Helios Siap Berlaga di Malaysia
Predator Menormalisasi Konten Pornografi
Proses child grooming bisa sangat panjang dan berlahan. Ini yang membuat korban acap terlena. Pertama, predator mencari anak-anak yang rentan. Mungkin mengalami kesulitan di rumah, kesepian, atau ingin diperhatikan. Platform game menjadi media yang ideal.Kemudian, predator berusaha membentuk ikatan dengan anak. Misalnya berpura-pura jadi teman, berempati dengan masalah mereka, dan memberikan perhatian serta pujian.
Predator lantas menawarkan pengertian, bantuan, atau hadiah untuk memenuhi kebutuhan emosional atau fisik anak.
Terakhir, predator perlahan memperkenalkan percakapan seksual atau materi pornografi, menormalkan perilaku ini dan mengikis hambatan anak. Dan akhirnya terjadi kontak fisik, ataupun eksploitasionline.
Lihat Juga: Rp6 Miliar Menanti! Tim Esports Indonesia Boom Esports, Alter Ego, dan Helios Siap Berlaga di Malaysia
(dan)
tulis komentar anda