Riset Rumah.com Sebut Sektor Properti Masih Bisa Bertahan
Senin, 17 Agustus 2020 - 20:37 WIB
Kenaikan rata-rata tahunan untuk rumah tapak sebelumnya adalah 6%. Berbeda dengan rumah tapak, indeks harga apartemen tercatat pada 116,5 atau naik tipis 0,4% (quarter-on-quarter) dan 1,5% (year-on-year). Angka kenaikan tahunan pada kuartal kedua 2020 ini masih lebih kecil dibandingkan rata-rata kenaikan apartemen secara tahunan yakni 5%.
Pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimistis dengan Adaptasi Kebiasaan Baru yang sudah berjalan. Setelah pada kuartal sebelumnya menahan diri untuk meluncurkan unit-unit baru, pada kuartal ini penyedia suplai sudah mulai meluncurkan suplai-suplai baru.
Ini terlihat dari peningkatan suplai properti pada kuartal kedua 2020 ini. Indeks suplai hunian nasional pada kuartal kedua 2020 berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Josua Pardede, Chief Economist PT Bank Permata Tbk. menambahkan, berdasarkan Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, indeks harga properti residensial pada Q2 2020 menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, harga properti residensial melambat dari 0,46% (quarter-on-quarter) menjadi 0,32% (quarter-on-quarter) dan secara tahunan melambat dari 1,68% (year-on-year) menjadi 1,59% (year-on-year).
“Tren penurunan harga properti residensial berdasarkan Survei Bank Indonesia sejalan dengan data dari Rumah.com Indonesia Property Market Index Suplai Q2 2020 yang menunjukkan suplai properti mengalami kenaikan 21% dibanding kuartal sebelumnya," jelas Josua. (Baca juga: BMW Rilis Mobil Baru Edisi Spesial 75 Tahun Kemerdekaan RI )
Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulanJanuari-Juni 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Pengembang dan penyedia suplai properti lebih optimistis dengan Adaptasi Kebiasaan Baru yang sudah berjalan. Setelah pada kuartal sebelumnya menahan diri untuk meluncurkan unit-unit baru, pada kuartal ini penyedia suplai sudah mulai meluncurkan suplai-suplai baru.
Ini terlihat dari peningkatan suplai properti pada kuartal kedua 2020 ini. Indeks suplai hunian nasional pada kuartal kedua 2020 berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21% dibandingkan kuartal sebelumnya.
Josua Pardede, Chief Economist PT Bank Permata Tbk. menambahkan, berdasarkan Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, indeks harga properti residensial pada Q2 2020 menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya. Secara kuartalan, harga properti residensial melambat dari 0,46% (quarter-on-quarter) menjadi 0,32% (quarter-on-quarter) dan secara tahunan melambat dari 1,68% (year-on-year) menjadi 1,59% (year-on-year).
“Tren penurunan harga properti residensial berdasarkan Survei Bank Indonesia sejalan dengan data dari Rumah.com Indonesia Property Market Index Suplai Q2 2020 yang menunjukkan suplai properti mengalami kenaikan 21% dibanding kuartal sebelumnya," jelas Josua. (Baca juga: BMW Rilis Mobil Baru Edisi Spesial 75 Tahun Kemerdekaan RI )
Rumah.com Consumer Sentiment Study adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1.007 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulanJanuari-Juni 2020. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
(iqb)
tulis komentar anda