PHK Massal di Divisi Xbox Microsoft, 1.900 Karyawan Terdampak

Selasa, 30 Januari 2024 - 08:46 WIB
Industri game sedang tidak baik-baik saja dengan banyaknya PHK masal yang terjadi beberapa bulan terakhir. Foto: Reuters
JAKARTA - Sebanyak 1.900 karyawan dari divisi Xbox Microsoft menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam waktu dekat. Phil Spencer, Bos Xbox, telah memberikan peringatan ini kepada 22.000 karyawan Microsoft.

Dalam surat resmi yang telah diverifikasi oleh Microsoft , Spencer menyatakan bahwa keputusan untuk kehilangan staf adalah langkah yang sulit, namun diperlukan untuk kebaikan perusahaan.

Spencer juga mengungkapkan rencananya untuk mengadakan pertemuan dengan karyawan yang terkena dampak PHK. Pemberitahuan kepada pekerja di luar wilayah Amerika Utara akan disampaikan segera.



Dalam jaminan kepada karyawan yang terkena dampak, Spencer menjanjikan dukungan perusahaan dalam bentuk tunjangan pesangon yang akan disesuaikan dengan undang-undang ketenagakerjaan di wilayah setempat.

Kabar buruk ini datang tiga bulan setelah Microsoft mengakuisisi Activision-Blizzard, pengembang game terkenal seperti Call of Duty dan Warcraft.

CEO Activision, Bobby Kotick, keluar setelah kesepakatan tersebut, dan berita terbaru ini diikuti dengan pengumuman kepergian tokoh senior lain di perusahaan tersebut, termasuk Bos Blizzard, Mike Ybarra, yang sebelumnya bekerja di Microsoft.



Tidak hanya Microsoft, industri video game secara keseluruhan mengalami gelombang PHK. Riot Games, pencipta League of Legends, baru-baru ini mengumumkan pemecatan 11% tenaga kerja globalnya.

PHK juga dialami perusahaan seperti Unity, Amazon Twitch, dan studio-studio kecil. Total kehilangan pekerjaan di industri game pada tahun lalu diperkirakan mencapai lebih dari 10.000, dipicu oleh krisis biaya hidup dan penurunan industri setelah pandemiCovid-19.
(dan)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More