Twitter Tertarik Beli TikTok

Senin, 10 Agustus 2020 - 06:45 WIB
Banyak orang akan menghabiskan sebagian besar waktunya di laman 'For You'. Di sinilah algoritma menawarkan konten bagi pengguna, mengantisipasi apa yang akan mereka nikmati berdasarkan konten yang telah mereka saksikan. (Baca juga: Jet Tempur Patungan korsel-Indonesia Akan Gunakan radar Array)

Pada Juli lalu, TikTok sudah memiliki satu miliar pengunduh di seluruh dunia, di mana 500 juta di antaranya pengguna aktif. Setahun kemudian, mereka memiliki dua miliar pengunduh dan sekitar 800 juta pengguna aktif. Di tengah kesuksesan TikTok, India dan AS justru khawatir aplikasi video pendek itu mengumpulkan data sensitif dari pengguna yang dapat digunakan oleh pemerintah China untuk aktivitas mata-mata.

Setiap perusahaan besar China dituding memiliki "sel" internal yang bertanggung jawab kepada Partai Komunis China yang berkuasa, dengan banyak agennya yang bertugas mengumpulkan rahasia.

Namun, kekhawatiran tidak hanya tentang data apa yang dikumpulkan, tetapi juga lebih teoretis, di mana banyak kalangan memperkirakan apakah pemerintah China bisa memaksa ByteDance untuk menyerahkan data. Undang-Undang Keamanan Nasional 2017 di China memaksa setiap organisasi atau warga negara untuk "mendukung, membantu, dan bekerja sama dengan pekerjaan intelijen negara".

CEO baru TikTok , Kevin Mayer, yang juga mantan eksekutif Disney di AS, mengatakan bahwa pihaknya akan mengizinkan para ahli untuk memeriksa kode di balik algoritmanya. Pernyataan itu sangat penting dalam industri di mana data dan kode dijaga ketat. (Baca juga: AHY Posting Foto Bareng Prabowo, Netizen Sebut Pasangan Ideal 2020)

Instagram Tiru TikTok

TikTok memang menjadi magnet media sosial. Itu terbukti ketika Facebook, induk Instagram, mengumumkan fitur baru yakni Instagram Reels. Fitur itu bisa dinikmati di 50 negara, namun belum ada informasi kapan fitur itu bisa dinikmati pengguna di Indonesia. Negara yang sudah bisa menikmati Instagram Reels adalah AS, Inggris, Jepang, dan Australia.

Peluncuran Reels itu di tengah upaya Trump ingin memblokir TikTok dan menekan agar dijual ke perusahaan AS. ByteDance, pemilik TikTok , menuding Facebook dan Instagram telah menjiplak TikTok.

Kevin Mayer bahkan menuding Facebook telah meluncurkan produk tiruan lainnya bernama Instagram Reels. "Sebelumnya, Facebook juga sudah memiliki Lasso, tetapi gagal. Itu pun hasil tiruan dari TikTok," serang Mayer.

Mayer mengungkapkan, Facebook menyamar sebagai patriot dan nasionalis untuk mengakhiri kehadiran TikTok di AS. "Bagi mereka yang meluncurkan produk dengan daya saing tinggi, kami katakan silakan saja," katanya. (Lihat videonya: Gunung Sinabung Erupsi, Empat Kecamatan Tertutup Abu Vulkanik)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More