12 Penemuan Ilmiah Terbaru, AI Pembaca Pikiran hingga Obat HIV
Jum'at, 24 November 2023 - 07:49 WIB
Peneliti berhasil menciptakan tikus bayi hidup dengan dua orang tua laki-laki. Menurut penelitian baru, ini dilakukan dengan memanipulasi kromosom sel punca laki-laki, yang mengubahnya menjadi sel telur betina. "Ini adalah kasus pertama membuat oosit mamalia yang kuat dari sel-sel laki-laki," kata Katsuhiko Hayashi dari Universitas Kyushu, yang memimpin penelitian tersebut, seperti dilaporkan oleh The Guardian.
Meskipun sebagian besar anak tikus tidak bertahan hidup, sisanya tumbuh secara normal dan menjadi dewasa yang subur. Manipulasi genetik yang diperlukan untuk membuat embrio ini adalah kemajuan signifikan dengan aplikasi potensial yang signifikan. Temuan ini bisa digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan genetik, atau bahkan membantu pasangan sesama jenis memiliki anak biologis.
Ilmuwan telah menemukan cara menangkap karbon dioksida atmosfer dan mengubahnya menjadi soda kue untuk disimpan di laut. Dalam studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science Advances, peneliti juga menemukan cara membuat penangkapan karbon lebih efisien dengan menggunakan hibrida dari metode yang sudah ada.
"Kemampuan sederhana ini untuk menangkap CO2 dalam jumlah tinggi, dalam volume material yang kecil, adalah aspek unik dari penelitian kami," kata penulis utama studi Arup SenGupta.
Soda kue juga aman disimpan di laut. "Alkalinitas yang lebih tinggi juga berarti lebih banyak aktivitas biologis; itu berarti lebih banyak penyerapan CO2," kata SenGupta.
Dengan demikian, laut dapat berfungsi sebagai lubang tak terbatas dengan kapasitas penyimpanan CO2 yang sangat besar selama ratusan hingga ribuan tahun.
Seorang pria berusia 53 tahun menjadi orang kelima yang sembuh dari HIV setelah menerima transplantasi sel punca segera setelah didiagnosis menderita penyakit tersebut. “Penderita Dusseldorf, yang juga didiagnosis menderita bentuk parah kanker darah, menerima transplantasi sumsum tulang 10 tahun yang lalu yang memberikannya sel punca yang tahan terhadap HIV,” menurut The Washington Post.
Dia sudah tidak menggunakan obat antiretroviral selama empat tahun tanpa jejak virus dalam tubuhnya. "Ini benar-benar [sebuah] penyembuhan," kata Dr. Bjorn-Erik Ole Jensen, seperti dilaporkan oleh ABC News.
Meskipun sebagian besar anak tikus tidak bertahan hidup, sisanya tumbuh secara normal dan menjadi dewasa yang subur. Manipulasi genetik yang diperlukan untuk membuat embrio ini adalah kemajuan signifikan dengan aplikasi potensial yang signifikan. Temuan ini bisa digunakan untuk mengobati atau mencegah gangguan genetik, atau bahkan membantu pasangan sesama jenis memiliki anak biologis.
11. Penangkapan Karbon
Ilmuwan telah menemukan cara menangkap karbon dioksida atmosfer dan mengubahnya menjadi soda kue untuk disimpan di laut. Dalam studi terbaru yang diterbitkan di jurnal Science Advances, peneliti juga menemukan cara membuat penangkapan karbon lebih efisien dengan menggunakan hibrida dari metode yang sudah ada.
"Kemampuan sederhana ini untuk menangkap CO2 dalam jumlah tinggi, dalam volume material yang kecil, adalah aspek unik dari penelitian kami," kata penulis utama studi Arup SenGupta.
Soda kue juga aman disimpan di laut. "Alkalinitas yang lebih tinggi juga berarti lebih banyak aktivitas biologis; itu berarti lebih banyak penyerapan CO2," kata SenGupta.
Dengan demikian, laut dapat berfungsi sebagai lubang tak terbatas dengan kapasitas penyimpanan CO2 yang sangat besar selama ratusan hingga ribuan tahun.
12. Obat HIV
Seorang pria berusia 53 tahun menjadi orang kelima yang sembuh dari HIV setelah menerima transplantasi sel punca segera setelah didiagnosis menderita penyakit tersebut. “Penderita Dusseldorf, yang juga didiagnosis menderita bentuk parah kanker darah, menerima transplantasi sumsum tulang 10 tahun yang lalu yang memberikannya sel punca yang tahan terhadap HIV,” menurut The Washington Post.
Dia sudah tidak menggunakan obat antiretroviral selama empat tahun tanpa jejak virus dalam tubuhnya. "Ini benar-benar [sebuah] penyembuhan," kata Dr. Bjorn-Erik Ole Jensen, seperti dilaporkan oleh ABC News.
Lihat Juga :
tulis komentar anda