Miris, Anak Usia 12-17 Tahun Jadi Sasaran Pelecehan dan Eksploitasi Seksual Online
Rabu, 23 Agustus 2023 - 17:00 WIB
Sekitar 55% dari yang disurvei mengaku telah memasukkan informasi pribadi mereka di saluran media sosial seperti nama, tanggal lahir, dan lokasi.
Mayoritas (72%) dari mereka tidak dapat mengidentifikasi penipuan phishing dan 26% mengaku telah menjadi korban penipuan phishing.
“Dulu saat jam sekolah, orang tua paling khawatir dengan raport atau nilai dan hasil akhir sang buah hati. Kini situasinya berbeda. Orang tua Indonesia, seperti layaknya di belahan dunia lainnya, sekarang membesarkan anak-anak yang sangat terhubung dan perhatian terbesar mereka saat ini termasuk upaya untuk menghindari sang anak menjadi sasaran penjahat siber,” tulis Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Meski demikian, Yeo Siang Tiong tidak menyalahkan anak-anak. “Sebab, anak-anak berisiko dibujuk oleh orang asing, diintimidasi secara online, dan bahkan informasi pribadi mereka dicuri di sekolah,” katanya.
“Dari sudut pandang keamanan, tidak peduli apakah Anda berusia 6 atau 56 tahun. Kita sekarang hidup di dunia di mana jejak digital terus berkembang dari hari ke hari. Jika pada titik ini, orang dewasa masih terus jatuh ke dalam perangkap penjahat siber, tidak mungkin mengharapkan anak-anak mengetahui apa yang harus dihindari di dunia maya sehingga melindungi mereka harus menjadi prioritas utama kita sebagai orang tua,”tambahYeo.
Mayoritas (72%) dari mereka tidak dapat mengidentifikasi penipuan phishing dan 26% mengaku telah menjadi korban penipuan phishing.
“Dulu saat jam sekolah, orang tua paling khawatir dengan raport atau nilai dan hasil akhir sang buah hati. Kini situasinya berbeda. Orang tua Indonesia, seperti layaknya di belahan dunia lainnya, sekarang membesarkan anak-anak yang sangat terhubung dan perhatian terbesar mereka saat ini termasuk upaya untuk menghindari sang anak menjadi sasaran penjahat siber,” tulis Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky.
Meski demikian, Yeo Siang Tiong tidak menyalahkan anak-anak. “Sebab, anak-anak berisiko dibujuk oleh orang asing, diintimidasi secara online, dan bahkan informasi pribadi mereka dicuri di sekolah,” katanya.
“Dari sudut pandang keamanan, tidak peduli apakah Anda berusia 6 atau 56 tahun. Kita sekarang hidup di dunia di mana jejak digital terus berkembang dari hari ke hari. Jika pada titik ini, orang dewasa masih terus jatuh ke dalam perangkap penjahat siber, tidak mungkin mengharapkan anak-anak mengetahui apa yang harus dihindari di dunia maya sehingga melindungi mereka harus menjadi prioritas utama kita sebagai orang tua,”tambahYeo.
(dan)
Lihat Juga :
tulis komentar anda