Kualitas Udara Jakarta Sedang Tidak Sehat, Diimbau Tetap Gunakan Masker
Jum'at, 02 Juni 2023 - 08:19 WIB
2. Sedang (51-100) : Tingkat kualitas udara tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia atau hewan, namun mempengaruhi tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.
3. Tidak Sehat (101-199): Tingkat kualitas udara merugikan manusia dan kelompok hewan yang sensitif, serta menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
4. Sangat Tidak Sehat (200-299) : Tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan pada beberapa segmen populasi yang terpapar.
5. Berbahaya (300-lebih): Tingkat kualitas udara berbahaya secara umum dan menimbulkan kerugian kesehatan yang serius.
Alergi, Asma, hingga Kanker
Kualitas udara yang buruk ini juga mendapatkan sorotan dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) dr. Sita Laksmi Andarini yang mengatakan bahwa dalam udara ada kandungan sulfur itu disebut polusi, dinilai berbahaya bagi kesehatan anak atau orang yang menghirup udara tersebut.
Ini bisa memberi efek samping pada kesehatan seperti alergi, asma hingga kanker.
“Polusi udara itu memang ada partiku meter PM udara dan ada bagian lain dan partikel dan gasnya berbahaya seperti sulfur. Untuk PM sendiri gas tersebut tentu saja menimbulkan gejala gangguan respirasi misalnya batuk alergi, sampai asma,” jelasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis,danasma.
3. Tidak Sehat (101-199): Tingkat kualitas udara merugikan manusia dan kelompok hewan yang sensitif, serta menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
4. Sangat Tidak Sehat (200-299) : Tingkat kualitas udara dapat merugikan kesehatan pada beberapa segmen populasi yang terpapar.
5. Berbahaya (300-lebih): Tingkat kualitas udara berbahaya secara umum dan menimbulkan kerugian kesehatan yang serius.
Alergi, Asma, hingga Kanker
Kualitas udara yang buruk ini juga mendapatkan sorotan dari Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) dr. Sita Laksmi Andarini yang mengatakan bahwa dalam udara ada kandungan sulfur itu disebut polusi, dinilai berbahaya bagi kesehatan anak atau orang yang menghirup udara tersebut.Ini bisa memberi efek samping pada kesehatan seperti alergi, asma hingga kanker.
“Polusi udara itu memang ada partiku meter PM udara dan ada bagian lain dan partikel dan gasnya berbahaya seperti sulfur. Untuk PM sendiri gas tersebut tentu saja menimbulkan gejala gangguan respirasi misalnya batuk alergi, sampai asma,” jelasnya.
Perlu diketahui, berdasarkan data Global Burden Diseases 2019 Diseases and Injuries Collaborators terdapat 5 penyakit respirasi penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), pneumonia, kanker paru, tuberkulosis,danasma.
Lihat Juga :
tulis komentar anda