4 Tren Kejahatan Siber di 2023, Perusahaan dan Pemerintahan Harus Siap!
Senin, 30 Januari 2023 - 07:27 WIB
Apakah peretasan itu benar-benar terjadi atau tidak, laporan kebocoran tersebut tetap dapat merugikan perusahaan.
3. Lebih banyak kebocoran data pribadi, email korporat berisiko
Para ahli memperkirakan tren kebocoran data pribadi akan berlanjut hingga 2023. Meski secara langsung memengaruhi privasi individu, keamanan siber perusahaan juga berisiko.
Banyak pegawai sering menggunakan alamat email kantor untuk mendaftar ke situs pihak ketiga, yang dapat terkena kebocoran data.
Ketika informasi sensitif seperti alamat email dapat diakses publik, hal itu dapat menarik perhatian para penjahat dunia maya dan memicu potensi serangan terhadap organisasi di situs web darknet. Selain itu, data dapat digunakan untuk phishing dan rekayasa sosial.
4. Malware-as-a-service
Para ahli juga memperkirakan serangan ransomware tumbuh karena munculnya teknologi malware-as-a-service (MaaS). Kompleksitas serangan akan meningkat. Artinya sistem otomatis tidak akan cukup untuk memastikan keamanan yang lengkap. Selain itu, teknologi cloud akan menjadi vektor serangan yang populer, karena digitalisasi meningkatkan risikokeamanansiber.
Lihat Juga: Keamanan Data Jadi Prioritas Utama Perusahaan di Indonesia di Tengah Meningkatnya Ancaman Siber
3. Lebih banyak kebocoran data pribadi, email korporat berisiko
Para ahli memperkirakan tren kebocoran data pribadi akan berlanjut hingga 2023. Meski secara langsung memengaruhi privasi individu, keamanan siber perusahaan juga berisiko.
Banyak pegawai sering menggunakan alamat email kantor untuk mendaftar ke situs pihak ketiga, yang dapat terkena kebocoran data.
Ketika informasi sensitif seperti alamat email dapat diakses publik, hal itu dapat menarik perhatian para penjahat dunia maya dan memicu potensi serangan terhadap organisasi di situs web darknet. Selain itu, data dapat digunakan untuk phishing dan rekayasa sosial.
Baca Juga
4. Malware-as-a-service
Para ahli juga memperkirakan serangan ransomware tumbuh karena munculnya teknologi malware-as-a-service (MaaS). Kompleksitas serangan akan meningkat. Artinya sistem otomatis tidak akan cukup untuk memastikan keamanan yang lengkap. Selain itu, teknologi cloud akan menjadi vektor serangan yang populer, karena digitalisasi meningkatkan risikokeamanansiber.
Lihat Juga: Keamanan Data Jadi Prioritas Utama Perusahaan di Indonesia di Tengah Meningkatnya Ancaman Siber
(dan)
tulis komentar anda