Mahasiswa Mulai Berani Mengelabui Akademisi dengan Aplikasi
Selasa, 24 Januari 2023 - 08:00 WIB
JAKARTA - Antony Aumann, professor filosofi dari Northern Michigan University Cuma bisa geleng-geleng kepala ketika menerima beberapa esai yang diserahkan oleh para mahasiswanya . Beberapa esai yang dibuat ternyata menggunakan aplikasi kecerdasan buatan yang saat ini tengah dibicarakan yakni ChatGPT.
Dia tidak menyangka ternyata beberapa mahasiswanya mulai nekat menggunakan aplikasi dalam menyelesaikan tugas akademik. Padahal tugas-tugas tersebut diberikan untuk meningkatkan kemampuan nalar para mahasiswa.
Diketahui ChatGPT merupakan semacam robot percakapan (chatbot) yang dapat mensimulasikan percakapan layaknya berbincang dengan manusia asli.
Dari percakapan itu ChatGPT bisa mengeksekusi berbagai permintaan pengguna. Misalnya membuat sebuah narasi, menuliskan puisi, hingga menciptakan syair lagu. Tidak heran jika banyak pengguna penasaran mencoba kecerdasan yang dimiliki ChatGPT.
Dia bisa mendeteksi kepalsuan esai itu melalui cara yang sangat sederhana yakni memahami personalitas dari para mahasiswanya. Menurut dia laporan yang dibuat menggunakan aplikasi kecerdasan buatan cenderung tidak memiliki rasa. Berbeda jika mahasiswanya menulis sendiri yang tanpa disadari memberikan gaya tersendiri.
“Hanya saja ke depannya kami kebingungan dalam mengantisipasi kecurangan-kecurangan menggunakan aplikasi kecerdasan buatan ini,” ujar Antony Aumann.
Aplikasi kecerdasan buatan ChatGPT memang sangat powerful. Mereka bisa melakukan apa saja yang diinginkan oleh penggunanya. Aktor Ryan Renolds bahkan menggunakan aplikasi ChatGPT untuk membuat naskah iklan buat perusahaan teknologi miliknya, Mint Mobile.
“Cara penggunaannya justru sangat efisien dan bisa memangkas biaya riset,” ujar pemeran film Deadpool itu.
Dia tidak menyangka ternyata beberapa mahasiswanya mulai nekat menggunakan aplikasi dalam menyelesaikan tugas akademik. Padahal tugas-tugas tersebut diberikan untuk meningkatkan kemampuan nalar para mahasiswa.
Diketahui ChatGPT merupakan semacam robot percakapan (chatbot) yang dapat mensimulasikan percakapan layaknya berbincang dengan manusia asli.
Dari percakapan itu ChatGPT bisa mengeksekusi berbagai permintaan pengguna. Misalnya membuat sebuah narasi, menuliskan puisi, hingga menciptakan syair lagu. Tidak heran jika banyak pengguna penasaran mencoba kecerdasan yang dimiliki ChatGPT.
Dia bisa mendeteksi kepalsuan esai itu melalui cara yang sangat sederhana yakni memahami personalitas dari para mahasiswanya. Menurut dia laporan yang dibuat menggunakan aplikasi kecerdasan buatan cenderung tidak memiliki rasa. Berbeda jika mahasiswanya menulis sendiri yang tanpa disadari memberikan gaya tersendiri.
“Hanya saja ke depannya kami kebingungan dalam mengantisipasi kecurangan-kecurangan menggunakan aplikasi kecerdasan buatan ini,” ujar Antony Aumann.
Aplikasi kecerdasan buatan ChatGPT memang sangat powerful. Mereka bisa melakukan apa saja yang diinginkan oleh penggunanya. Aktor Ryan Renolds bahkan menggunakan aplikasi ChatGPT untuk membuat naskah iklan buat perusahaan teknologi miliknya, Mint Mobile.
“Cara penggunaannya justru sangat efisien dan bisa memangkas biaya riset,” ujar pemeran film Deadpool itu.
tulis komentar anda