Reaksi Warga Perbatasan Ketika Ponsel Bisa Dipakai Telepon

Sabtu, 06 Desember 2014 - 19:39 WIB
Reaksi Warga Perbatasan Ketika Ponsel Bisa Dipakai Telepon
Reaksi Warga Perbatasan Ketika Ponsel Bisa Dipakai Telepon
A A A
SAMARINDA - Jangan sangka, warga perbatasan yang hidup di tengah berbagai keterbatasan tak memiliki perangkat handphone. Bukan sekadar ponsel biasa, mereka juga memiliki smartphone canggih. Beberapa di antaranya bahkan memiliki gadget yang sedang tren saat ini.

Namun, selama memegang alat komunikasi seluler itu, kebanyakan hanya digunakan untuk mendengar musik. Sesekali untuk memotret.

Seperti warga perbatasan di Desa Agung Baru, Kecamatan Sungai Boh, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara). Bertahun-tahun, ponsel yang mereka pegang itu hanya bisa digunakan menelpon saat berada di kota. Jika kembali ke kampungnya, di perbatasan Indonesia-Malaysia tak ada lagi sinyal handphone. Mereka harus kembali berjuang melawan keterisolasian wilayah, termasuk komunikasi.

Jumat (5/12/2014) pagi, sekitar pukul 09.00 WITA, tiba-tiba ponsel mereka dipenuhi sinyal. Syeni Poluan, tokoh masyarakat di desa itu girang bukan kepalang. Tak disangka apa yang dinantikannya selama puluhan tahun terwujud.

“Selamat malam Pak, kami laporkan jika tower telekomunikasi di Desa Agung Baru sudah mulai on air sejak tadi pagi. Kami warga desa Agung Baru dan sekitarnya berterima kasih atas perhatian pemerintah sehingga kami bisa berkomunikasi keluar,” ujar Syeni, mewakili warganya.

Dia pun menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas kelancaran pemasangan BTS di tower yang sudah dibangun sejak setahun terakhir. Tak lupa, dia meminta konsistensi pemerintah mengoperasikan BTS tersebut.

Wajar saja, sebab biaya operasional dan gaji operator tower BTS menjadi tanggung jawab pemerintah daerah.

Selain di Desa Agung Baru, akses komunikasi yang sudah dibuka sejak akhir pekan ini di Desa Long Layu, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.

Kini, perlahan tapi pasti, akses warga perbatasan mulai terbuka. Dimulai dari akses komunikasi, kemudian akses transportasi.

Warga masih berharap pembangunan jalan segera terealisasi untuk memudahkan aktivitas keluar masuk, terutama untuk distribusi barang. Pembangunan akses jalan ini sudah menjadi rencana pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

(Baca: BTS di Perbatasan Indonesia-Malaysia Sudah On Air)
(dmd)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.3695 seconds (0.1#10.140)