Microsoft PHK Karyawan R&D Xbox di China
A
A
A
SHENZHEN - Microsoft "merumahkan" lebih dari 80 karyawan pada Departeman Penelitian dan Pengembangan (R&D) Xbox di China.
Dikutip dari Zdnet, Senin (3/11/2014), langkah ini sebagai salah satu upaya penghematan perusahaan dan dilaporkan melalui Shenzhen Business News.
Perusahaan mengadakan pertemuan sehari sebelumnya di kantor pusat di Shenzhen, dan membuat pengumuman tiba-tiba untuk menutup cabang dan menariknya kembali ke AS.
Menurut seorang karyawan yang tidak ingin disebutkan namanya berbicara kepada surat kabar, sebelumnya Microsoft tidak menghubungi siapa pun dan manajer sumber daya manusia memulai pembicaraan dengan para pekerja.
Perusahaan asal AS itu menawarkan paket pesangon sekitar USD2.560 atau sekitar Rp30,96 juta ditambah satu bulan gaji. Dan sebagian besar karyawan menolak untuk menerima.
Lebih dari 60% dari pekerja adalah pekerja agensi, dan kontrak mereka ditandatangani oleh perusahaan pihak ketiga.
"Banyak dari kita lembur tadi malam, tapi surat disfungsional baru datang pagi ini. Dan pekerja agen baru mendapat surat dari mereka sore harinya," ujar sumber itu.
Dia menambahkan bahwa, jika para pekerja menolak menandatangani perjanjian pemecatan. Melihat hal ini Departemen Hukum Microsoft akan berhubungan dengan mereka secara langsung. "Semuanya akan dilakukan sesuai Undang-Undang China", isi laporan surat kabar Shenzhen.
Namun, Undang-Undang Kontrak Tenaga Kerja di China menetapkan bahwa, jika sebuah perusahaan memberhentikan pekerja tanpa proses, yang meliputi pemberitahuan kepada pekerja satu bulan di muka, akan membayar kompensasi gaji bulanan pekerja diberhentikan itu, dikalikan dua dengan jumlah tahun pelayanan, serta tambahan gaji dua bulan.
Sebagai informasi, media pemerintah Xinhua memberitakan, perusahaan akan "merumahkan" sebanyak 3.000 pekerja pada Oktober lalu, sebagai usaha perampingan besar 18.000 pekerjaan di seluruh dunia.
Dikutip dari Zdnet, Senin (3/11/2014), langkah ini sebagai salah satu upaya penghematan perusahaan dan dilaporkan melalui Shenzhen Business News.
Perusahaan mengadakan pertemuan sehari sebelumnya di kantor pusat di Shenzhen, dan membuat pengumuman tiba-tiba untuk menutup cabang dan menariknya kembali ke AS.
Menurut seorang karyawan yang tidak ingin disebutkan namanya berbicara kepada surat kabar, sebelumnya Microsoft tidak menghubungi siapa pun dan manajer sumber daya manusia memulai pembicaraan dengan para pekerja.
Perusahaan asal AS itu menawarkan paket pesangon sekitar USD2.560 atau sekitar Rp30,96 juta ditambah satu bulan gaji. Dan sebagian besar karyawan menolak untuk menerima.
Lebih dari 60% dari pekerja adalah pekerja agensi, dan kontrak mereka ditandatangani oleh perusahaan pihak ketiga.
"Banyak dari kita lembur tadi malam, tapi surat disfungsional baru datang pagi ini. Dan pekerja agen baru mendapat surat dari mereka sore harinya," ujar sumber itu.
Dia menambahkan bahwa, jika para pekerja menolak menandatangani perjanjian pemecatan. Melihat hal ini Departemen Hukum Microsoft akan berhubungan dengan mereka secara langsung. "Semuanya akan dilakukan sesuai Undang-Undang China", isi laporan surat kabar Shenzhen.
Namun, Undang-Undang Kontrak Tenaga Kerja di China menetapkan bahwa, jika sebuah perusahaan memberhentikan pekerja tanpa proses, yang meliputi pemberitahuan kepada pekerja satu bulan di muka, akan membayar kompensasi gaji bulanan pekerja diberhentikan itu, dikalikan dua dengan jumlah tahun pelayanan, serta tambahan gaji dua bulan.
Sebagai informasi, media pemerintah Xinhua memberitakan, perusahaan akan "merumahkan" sebanyak 3.000 pekerja pada Oktober lalu, sebagai usaha perampingan besar 18.000 pekerjaan di seluruh dunia.
(dyt)