BlackBerry Bangkit, Kerugian Berkurang
A
A
A
WATERLOO - BlackBery Ltd, produsen ponsel pintar, melaporkan pembukuan keuangan selama Q1 2014 hingga 31 Mei dan tampaknya metode CEO BlackBerry, John Chen, telah benar-benar berhasil menghentikan BlackBerry dari spiral kebangkrutan.
Dilansir dari Phonearena, Jumat (20/6/2014), laporan tersebut mencatatkan perusahaan asal Kanada itu mengalami kerugian cukup rendah, yakni sebesar USD0,11 atau setara dengan RP1.312 per lembar saham.
Sebelumnya, sebagian besar ahli memperkirakan BlackBerry akan terus mengalirkan tinta merah dan kerugian diperoleh sekitar USD0,27 atau setara dengan Rp3.222 untuk setiap sahamnya.
Chen pada beberapa bulan lalu menegaskan, bahwa ia cukup bertekad untuk membuat perusahaan berbasis di Waterloo itu menjadi positif pada akhir fiskal 2014.
Ia juga mengungkapkan bahwa BlackBerry Z3, yang dirilis eksklusif untuk pasar Indonesia, akan segera menggebrak di lebih 8 negara, termasuk India dan Malaysia. BalckBerry mungkin mengandalkan keberhasilan perangkat ini di pasar negara berkembang.
Perusahaan asal Kanada juga menghasilkan USD966 juta atau setara dengan Rp11,53 triliunan (berdasarkan Bloomberg). Jumlah tersebut kurang 1 % dibandingkan periode sama pada tahun lalu. 54 % pendapatan diterima dari layanan BlackBerry, sementara 39 % dari pendapatan dari departemen smartphone.
Jumlah smartphone mengalami peningkatan besar terhadap pendapatan perusahaan. Perangkat BlackBerry terjual 2,6 juta unit selama trimester terakhir, 1,6 juta unit membawa keuntungan bagi perusahaan. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 20 % jika dibandingkan dengan 1,3 perangkat yang membawa keuntungan bagi perusahaan berbasis di Waterloo.
Dilansir dari Phonearena, Jumat (20/6/2014), laporan tersebut mencatatkan perusahaan asal Kanada itu mengalami kerugian cukup rendah, yakni sebesar USD0,11 atau setara dengan RP1.312 per lembar saham.
Sebelumnya, sebagian besar ahli memperkirakan BlackBerry akan terus mengalirkan tinta merah dan kerugian diperoleh sekitar USD0,27 atau setara dengan Rp3.222 untuk setiap sahamnya.
Chen pada beberapa bulan lalu menegaskan, bahwa ia cukup bertekad untuk membuat perusahaan berbasis di Waterloo itu menjadi positif pada akhir fiskal 2014.
Ia juga mengungkapkan bahwa BlackBerry Z3, yang dirilis eksklusif untuk pasar Indonesia, akan segera menggebrak di lebih 8 negara, termasuk India dan Malaysia. BalckBerry mungkin mengandalkan keberhasilan perangkat ini di pasar negara berkembang.
Perusahaan asal Kanada juga menghasilkan USD966 juta atau setara dengan Rp11,53 triliunan (berdasarkan Bloomberg). Jumlah tersebut kurang 1 % dibandingkan periode sama pada tahun lalu. 54 % pendapatan diterima dari layanan BlackBerry, sementara 39 % dari pendapatan dari departemen smartphone.
Jumlah smartphone mengalami peningkatan besar terhadap pendapatan perusahaan. Perangkat BlackBerry terjual 2,6 juta unit selama trimester terakhir, 1,6 juta unit membawa keuntungan bagi perusahaan. Jumlah tersebut mengalami peningkatan 20 % jika dibandingkan dengan 1,3 perangkat yang membawa keuntungan bagi perusahaan berbasis di Waterloo.
(dyt)