Virus Berbahaya Merebak, Ini Saran Rumah.com untuk Anda

Kamis, 12 Maret 2020 - 06:27 WIB
Virus Berbahaya Merebak, Ini Saran Rumah.com untuk Anda
Virus Berbahaya Merebak, Ini Saran Rumah.com untuk Anda
A A A
JAKARTA - Penyebaran virus Corona (COVID-19) telah terdeteksi di banyak negara, termasuk di Indonesia. Karena itu, hal ini diprediksi bakal memengaruhi perekonomian sampai investasi di Tanah Air.

Industri yang berpotensi paling banyak merasakan dampak virus Corona adalah pariwisata. Sebab wisatawan banyak membatalkan rencana kunjungannya agar tidak terpapar virus Corona.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mengeluarkan kebijakan untuk mendorong perekonomian tetap tumbuh di tengah penyebaran virus Corona melalui berbagai stimulus. Kebijakan tersebut berupa insentif kepada beberapa sektor yang terdampak langsung virus, seperti pariwisata dan sektor pendorong konsumsi masyarakat. Misalnya, sembako hingga properti dengan memberikan subsidi selisih bunga dan bantuan uang muka.

Ike Hamdan, Head of Marketing Rumah.com, menyatakan, pemerintah telah menyepakati beberapa stimulus ekonomi di mana di sektor perumahan pemerintah telah menganggarkan Rp1,5 triliun untuk subsidi terkait kepemilikan rumah dalam APBN 2020. Subsidi ini akan direalisasikan pada April mendatang dengan alokasi Rp800 miliar untuk subsidi selisih bunga (SSB) dan Rp700 miliar untuk subsidi bantuan uang muka (SBUM).

“Konsumen yang menerima subsidi selisih bunga hanya akan menanggung bunga 5% selama 10 tahun. Sementara subsidi uang muka, akan membuat konsumen lebih ringan ketika membayar uang muka pembelian rumah," ujar Ike.

Kebijakan subsidi tersebut, lanjut dia, diharapkan dapat berdampak positif terhadap sektor properti. Termasuk membuka peluang bagi generasi milenial yang akan membeli rumah.

Hal ini juga sejalan dengan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020 yang menunjukkan 54% dari generasi milenial saat ini belum memiliki properti. Sementara 29% dari generasi milenial masih hidup dengan orang tua.

Rumah.com Consumer Sentiment Study ini merupakan survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura. Hasil survei kali ini diperoleh berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2019.

"Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti nasional," tuturnya.

Berdasarkan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020, generasi milenial berharap bisa membeli rumah di wilayah DKI Jakarta atau Tangerang. Dengan budget sebagian besar 79% di angka maksimal Rp790 juta, realitanya akan sulit bagi mereka untuk bisa membeli rumah di DKI Jakarta yang harganya mulai dari Rp800 juta. Padaha sebagian besar (40%) mereka berharap akan membeli rumah dalam 1-2 tahun ke depan.

Sebanyak 75% dari generasi milenial memiliki persepsi bahwa bunga bank tinggi. Walaupun kenyataannya bunga bank tidak naik dalam 1 tahun terakhir bahkan cenderung turun. Hal lain yang juga menarik adalah 29% generasi milenial cenderung memilih bank syariah dengan alasan bunga bank konvensional terlalu tinggi. Kenyataannya, KPR syariah secara efektif dapat membuat biaya menjadi lebih tinggi.

Ike menuturkan, adanya anggapan dari generasi milenial bahwa bunga bank tinggi memang masih menjadi kendala bagi para first time buyer yang ingin membeli rumah. Adanya stimulus perumahan dari pemerintah yang akan segera dikucurkan berupa subsidi selisih bunga (SSB) dan subsidi bantuan uang muka (SBUM) diharapkan bisa memacu calon pembeli rumah khususnya generasi milenial untuk segera melakukan transaksi pembelian rumah.

“Selagi musim virus corona seperti sekarang ini yang membuat banyak wisatawan mengurungkan perjalanannya, generasi milenial yang biasanya suka jalan-jalan traveling ke berbagai tempat di Indonesia maupun penjuru dunia, bisa memanfaatkan anggaran traveling-nya tersebut dialihkan untuk membeli rumah," katanya lagi.

Hal ini juga didukung dengan kebijakan Bank Indonesia terbaru yang berpotensi memiliki dampak pada pasar properti nasional, Bank Indonesia kembali melakukan penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate menjadi 4,75% pada 20 Februari 2020 dari sebelumnya 5% pada 24 Oktober 2019. Namun penurunan BI7DRR ini masih membutuhkan dukungan lebih lanjut dari pemerintah, karena tidak semua bank telah mematuhi kebijakan dan menurunkan suku bunga mereka.

Mengacu pada PropertyGuru Consumer Sentiment Study H1 2020, di kawasan Asia Tenggara, angka 77% responden tersebut merupakan tertinggi kedua setelah Singapura (84%). Tetapi lebih tinggi daripada Malaysia (76%) dan Thailand (61%). Ini menunjukkan pencari properti di Indonesia sudah lebih percaya diri untuk mendapatkan informasinya melalui portal properti.

Sementara itu responden dari Indonesia paling sedikit kepemilikan propertinya di kawasan Asia Tenggara (54%) dan merupakan respondon paling banyak yang masih tinggal dengan orang tuanya (23%). Namun responden Indonesia justru menunjukkan intensi paling tinggi dalam rencana pembelian properti (89%).

Ike menyimpulkan bahwa responden Indonesia sangat potensial dan antusias untuk membeli properti. Mereka harus memanfaatkan keberadaan portal properti sebaik-baiknya, bukan hanya untuk informasi harga tetapi berbagai informasi lain yang dapat membantu keputusan membeli properti.

"Harus diakui konsumen properti yang smart dan savvy inilah yang dapat membantu mendorong ekonomi di tengah ancaman resesi global. Dengan kemampuan finansial yang dimiliki didukung berbagai kebijakan kemudahan dari pemerintah, mereka bisa mulai memiliki rumah. Berbagai fasilitas KPR dan pilihan hunian juga bisa dimanfaatkan mereka,” pungkas Ike.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9601 seconds (0.1#10.140)