Tembus 100.000 Unduhan, Qasir Luncurkan Aplikasi Miqro untuk Usaha Mikro
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan saat ini terdapat 59,2 juta pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Indonesia yang mendominasi pertumbuhan perekonomian nasional. Kelompok usaha inilah yang tetap menjadi fokus Qasir agar dapat terus berkontribusi dalam memperkuat perekonomian negara.
Setelah menembus unduhan ke 100.000 per September 2019 lalu, Qasir pun bercita-cita merangkul lebih banyak pengguna. Sekaligus memberikan layanan pencatatan yang inklusif dan ekosistem dagang bagi semua UMKM, khususnya pelaku usaha mikro dengan meluncurkan aplikasi Miqro.
Sejak awal diciptakan, Qasir ingin memberikan akses pencatatan transaksi penjualan yang memudahkan proses kerja UMKM. Pencatatan adalah aspek sangat penting dalam usaha, tapi tidak sederhana untuk dilakukan oleh pengusaha berskala mikro. Sedangkan untuk mendapatkan modal pengembangan usaha, usahawan tentu membutuhkan pencatatan.
Bukan hanya itu, lemahnya perhatian yang diberikan pada pencatatan transaksi ini juga mengaburkan data laba dan rugi. Kondisi itu membuat pengusaha kecil tidak dapat menentukan kondisi usahanya yang memengaruhi kebijakan usaha yang harus diambil.
Berdasarkan masalah tersebut, Qasir melahirkan apikasi Miqro. Dengan aplikasi Miqro, pengusaha mikro tidak hanya dapat melakukan pencatatan dengan cara yang sederhana (dengan fitur Catat).
"Mereka juga dapat melakukan pembelian stok secara grosir dengan lebih mudah melalui aplikasi. Plus bisa mendapat penghasilan tambahan dengan menjual pulsa dan token PLN melalui jaringan PPOB, mendapatkan akses pembayaran digital untuk mendukung transaksi cashles dengan DANA dan OVO (yang sudah berjalan, akan menyusul Go-Pay dan LinkAja), juga bisa dibantu untuk mendapatkan modal/pembiayaan," papar CEO Qasir, Michael Liem.
Miqro mendigitalisasi pencatatan transaksi yang sering menjadi pain point bagi usahawan. "Juga membantu proses-proses yang biasa dilakukan pada usahawan seperti belanja grosir, agar menjadi lebih cepat, tanpa mengubah pola kerja mereka kecuali menjadi lebih efisien. Aplikasi ini ingin menjadi solusi bagi mereka yang masih menjalankan usahanya sendiri tanpa bantuan karyawan,” kata Michael Liem.
Lebih lanjut dikatakan, jika usahawan mikro sudah dapat mengembangkan usahanya ke skala kecil atau bahkan menengah, diharapkan mereka akan terus melanjutkan budaya mencatat tersebut dengan menggunakan aplikasi point of sales Qasir. Aplikasi itu memiliki fitur pencatatan lebih detail, antara lain seperti alat bantu monitor transaksi dan rekap penjualan, kelola dan monitor stok barang, kelola toko dan cabang, hingga pengelolaan karyawan.
Qasir juga telah mengembangkan fitur lainnya, seperti fitur Pajak dan Kelola Bahan Baku yang sangat cocok untuk usahawan yang ingin mendapatkan laporan usaha secara detail. Seperti yang sudah dilakukan oleh artis Zaskia Adya Mecca, pemilik usaha busana muslimah Meccanism.“Sebagai pengusaha yang tidak memiliki latar belakang bisnis ataupun akuntansi, menjalankan usaha sehari-hari menjadi lebih mudah untuk saya. Dengan menggunakan Qasir saya bisa mengeliminasi beberapa faktor. Saya pun dapat fokus produktif dengan ide dan kreatifitas demi mengembangkan Meccanism,” kata Zaskia.
Sebelum berubah nama menjadi Miqro, aplikasi Mitra Qasir sudah dikenal di kalangan usahawan kelontong dengan fitur unggulannya yakni fitur Pemesanan Barang, khususnya produk-produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Fitur ini membantu pengguna Qasir untuk berbelanja barang grosir dari agen yang ada di sekitar mereka, tanpa harus meninggalkan rumah atau tempat usaha. Agen-agen ini memang sengaja digandengan Qasir untuk bekerja sama agar mata rantai yang sudah terbentuk tetap terpelihara.
Sebagai solusi digital yang membidik pelaku UMKM yang belum banyak tersentuh teknologi, edukasi selalu menjadi tantangan tersendiri bagi Miqro. Karena itu Miqro juga mengadakan program edukasi seputar menjalankan usaha secara rutin.
"Para peserta yang mengikuti program ini nantinya akan diberikan pendampingan hingga make-over warung agar lebih menarik dan mendatangkan lebih banyak untung," kata Michael Liem seraya berharap, dengan semua kelengkapan ini, Miqro dapat menjadi solusi bagi seluruh usahawan mikro agar lebih memiliki daya saing.
Pada acara peluncuran aplikasi Miqro yang diadakan di The Green Corner, Pejaten, Jakarta Selatan, Michael Liem kembali menegaskan visi Qasir dalam memberikan kesempatan ekonomi yang sama bagi UMKM melalui teknologi. Dia menegaskan pentingnya ekosistem dagang untuk menyokong UMKM dalam menghadapi era digital agar bisa bertahan dalam persaingan dengan modern trade.
Hadir juga beberapa merchant aplikasi Miqro -yang sebelumnya bernama Mitra Qasir. Salah satunya Anih, ibu pemilik warung kelontong yang telah mendapatkan pembiayaan sebanyak tiga kali untuk mengembangkan warungnya.
Setelah menembus unduhan ke 100.000 per September 2019 lalu, Qasir pun bercita-cita merangkul lebih banyak pengguna. Sekaligus memberikan layanan pencatatan yang inklusif dan ekosistem dagang bagi semua UMKM, khususnya pelaku usaha mikro dengan meluncurkan aplikasi Miqro.
Sejak awal diciptakan, Qasir ingin memberikan akses pencatatan transaksi penjualan yang memudahkan proses kerja UMKM. Pencatatan adalah aspek sangat penting dalam usaha, tapi tidak sederhana untuk dilakukan oleh pengusaha berskala mikro. Sedangkan untuk mendapatkan modal pengembangan usaha, usahawan tentu membutuhkan pencatatan.
Bukan hanya itu, lemahnya perhatian yang diberikan pada pencatatan transaksi ini juga mengaburkan data laba dan rugi. Kondisi itu membuat pengusaha kecil tidak dapat menentukan kondisi usahanya yang memengaruhi kebijakan usaha yang harus diambil.
Berdasarkan masalah tersebut, Qasir melahirkan apikasi Miqro. Dengan aplikasi Miqro, pengusaha mikro tidak hanya dapat melakukan pencatatan dengan cara yang sederhana (dengan fitur Catat).
"Mereka juga dapat melakukan pembelian stok secara grosir dengan lebih mudah melalui aplikasi. Plus bisa mendapat penghasilan tambahan dengan menjual pulsa dan token PLN melalui jaringan PPOB, mendapatkan akses pembayaran digital untuk mendukung transaksi cashles dengan DANA dan OVO (yang sudah berjalan, akan menyusul Go-Pay dan LinkAja), juga bisa dibantu untuk mendapatkan modal/pembiayaan," papar CEO Qasir, Michael Liem.
Miqro mendigitalisasi pencatatan transaksi yang sering menjadi pain point bagi usahawan. "Juga membantu proses-proses yang biasa dilakukan pada usahawan seperti belanja grosir, agar menjadi lebih cepat, tanpa mengubah pola kerja mereka kecuali menjadi lebih efisien. Aplikasi ini ingin menjadi solusi bagi mereka yang masih menjalankan usahanya sendiri tanpa bantuan karyawan,” kata Michael Liem.
Lebih lanjut dikatakan, jika usahawan mikro sudah dapat mengembangkan usahanya ke skala kecil atau bahkan menengah, diharapkan mereka akan terus melanjutkan budaya mencatat tersebut dengan menggunakan aplikasi point of sales Qasir. Aplikasi itu memiliki fitur pencatatan lebih detail, antara lain seperti alat bantu monitor transaksi dan rekap penjualan, kelola dan monitor stok barang, kelola toko dan cabang, hingga pengelolaan karyawan.
Qasir juga telah mengembangkan fitur lainnya, seperti fitur Pajak dan Kelola Bahan Baku yang sangat cocok untuk usahawan yang ingin mendapatkan laporan usaha secara detail. Seperti yang sudah dilakukan oleh artis Zaskia Adya Mecca, pemilik usaha busana muslimah Meccanism.“Sebagai pengusaha yang tidak memiliki latar belakang bisnis ataupun akuntansi, menjalankan usaha sehari-hari menjadi lebih mudah untuk saya. Dengan menggunakan Qasir saya bisa mengeliminasi beberapa faktor. Saya pun dapat fokus produktif dengan ide dan kreatifitas demi mengembangkan Meccanism,” kata Zaskia.
Sebelum berubah nama menjadi Miqro, aplikasi Mitra Qasir sudah dikenal di kalangan usahawan kelontong dengan fitur unggulannya yakni fitur Pemesanan Barang, khususnya produk-produk FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Fitur ini membantu pengguna Qasir untuk berbelanja barang grosir dari agen yang ada di sekitar mereka, tanpa harus meninggalkan rumah atau tempat usaha. Agen-agen ini memang sengaja digandengan Qasir untuk bekerja sama agar mata rantai yang sudah terbentuk tetap terpelihara.
Sebagai solusi digital yang membidik pelaku UMKM yang belum banyak tersentuh teknologi, edukasi selalu menjadi tantangan tersendiri bagi Miqro. Karena itu Miqro juga mengadakan program edukasi seputar menjalankan usaha secara rutin.
"Para peserta yang mengikuti program ini nantinya akan diberikan pendampingan hingga make-over warung agar lebih menarik dan mendatangkan lebih banyak untung," kata Michael Liem seraya berharap, dengan semua kelengkapan ini, Miqro dapat menjadi solusi bagi seluruh usahawan mikro agar lebih memiliki daya saing.
Pada acara peluncuran aplikasi Miqro yang diadakan di The Green Corner, Pejaten, Jakarta Selatan, Michael Liem kembali menegaskan visi Qasir dalam memberikan kesempatan ekonomi yang sama bagi UMKM melalui teknologi. Dia menegaskan pentingnya ekosistem dagang untuk menyokong UMKM dalam menghadapi era digital agar bisa bertahan dalam persaingan dengan modern trade.
Hadir juga beberapa merchant aplikasi Miqro -yang sebelumnya bernama Mitra Qasir. Salah satunya Anih, ibu pemilik warung kelontong yang telah mendapatkan pembiayaan sebanyak tiga kali untuk mengembangkan warungnya.
(mim)