Tiga Manfaat Utama Perusahaan yang Menggunakan Teknologi Cloud
A
A
A
JAKARTA - Komputasi awan alias cloud masih belum banyak dikenal oleh industri di Tanah Air . Padahal teknologi ini bisa menjadi solusi atas masalah investasi tinggi dalam pengelolaan data di perusahaan.
Terkait hal ini, Amazon Web Services (AWS) Indonesia meneegaskan adanya tiga manfaat utama bagi korporasi atau startup di Indonesia yang mau bermigrasi ke teknologi cloud. Salah satu benefit yang paling dirasakan ialah sanggup memangkas biaya (reduction cost) hingga 50%.
Gunawan Susanto, Country Leader AWS Indonesia, mengatakan, benefit pertama menggunakan teknologi cloud adalah elastisity. “Intinya, konsumen boleh menaikkan resource-nya dan membayar sesuai apa yang digunakan. Ketika kebutuhannya naik, maka kapasitasnya bisa dinaikkan. Begitu juga saat kebutuhannnya turun. Intinya bayar sesuai yang dipakai,” katanya dalam media briefing di Jakarta, Senin (4/11/2019).
Manfaat yang kedua, lanjut dia, ialah agility. Dengan benefit itu, perusahaan yang memiliki ide, project atau inisiatif baru, tidak perlu membeli teknologi yang mahal ketika memulainya. “Kan enggak kebayang startup mesti beli technology machine learning. Karena itu, mereka cukup membuat eksperimen di cloud,” ujarnya.
Dengan teknologi cloud pula, sambung Gunawan, konsumen bisa bereksperimen dengan cepat dan murah sehingga menghasilkan fitur baru yang menambah nilai kepada konsumen akhir.
Sedangkan benefit ketiga, kata Gunawan, dengan teknologi cloud konsumen dapat membayar sesuai kebutuhan untuk menurunkan biaya (reduction cost). “Jadi bukan lagi membeli hardware atau beli server dahulu, kalau tiba-tiba permintaan membeludak bagaimana, apa beli server lagi, kan butuh proses. Atau sebaliknya, kalau tidak ada permintaan, sementara server telah terbeli, bukannya itu mubazir?” paparnya.
Menurut dia, AWS telah membantu ratusan pelanggan di Indonesia untuk dapat bermigrasi ke teknologi cloud dan menurunkan biaya. “Misalnya dua media massa di Indonesia yang dapat memangkas biaya hingga 50%. Kami di AWS akan terus membantu customer untuk optimizing cost dengan sejumlah cara antara lain storage optimizing, severless architecture, dan lainnya,” klaim Gunawan.
Gunawan menekankan AWS sangat mengutamakan kebutuhan, pengalaman, dan kepuasan customer dalam melanjutkan perjalanan digital transformasi. “AWS menjadi customer obsessed company in the world. Kami ingin menjalin kerja sama jangka panjang dengan customer,” harapnya.
Dia juga kembali mengungkapkan rencana AWS membuka region Jakarta yang terdiri dari tiga avaliability zone. “Paling lambat awal 2022. Kami selalu melihat ke pasar dan ke customer, bagaimana mereka butuh AWS hadir dengan data center di Indonesia. Kami melihat peluang bisnis yang besar dan banyak customer yang meminta kami investasi di Indonesia, itulah mengapa 4 April 2019 kemarin kami umumkan AWS membuka region baru di Indonesia (Jakarta),” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Donnie Prakoso, Senior Technical Evangelist AWS ASEAN, mengutarakan, ke depan AWS memang merencanakan membuka sejumlah region baru. Sebut saja Jakarta, Milan (Italia), dan Cape Town (Afrika Selatan). “Dari 1 region baru, akan ada multiple avaliability zone. Nah dari avaliability zone itu, minimum ada dua data center,” sebut Donnie.
Menurut dia, AWS telah memiliki global footprint sebagai perusahaan teknologi yang mengutamakan pengalaman customer. “Saat ini demand untuk machine learning itu sangat masif. Dan kami di AWS menyediakan sarana bagi customer untuk melakukan experiment untuk memulai inisiatif baru guna melahirkan fitur-fitur yang menjadi inovasi terbaru bagi para startup ataupun korporasi di Indonesia,” tambahnya.
Donnie memaparkan, ratusan korporasi dan startup di Indonesia juga menggunakan AWS. Misalnya, Amartha, perusahaan fintech peer-to-peer lending, berhasil mengurangi biaya IT hingga 20% dengan menggunakan AWS.
Sedangkan Bhinneka, klaim dia, perusahaan e-commerce elektronik yang dapat memangkas time-to-market hingga 50% dengan menggunakan solusi AWS. “Bhinneka menilai dengan menggunakan tools seperti AWS Lambda, mereka dapat mengakselerasi development dan merilis new applications 50% lebih cepat,” paparnya.
Terkait hal ini, Amazon Web Services (AWS) Indonesia meneegaskan adanya tiga manfaat utama bagi korporasi atau startup di Indonesia yang mau bermigrasi ke teknologi cloud. Salah satu benefit yang paling dirasakan ialah sanggup memangkas biaya (reduction cost) hingga 50%.
Gunawan Susanto, Country Leader AWS Indonesia, mengatakan, benefit pertama menggunakan teknologi cloud adalah elastisity. “Intinya, konsumen boleh menaikkan resource-nya dan membayar sesuai apa yang digunakan. Ketika kebutuhannya naik, maka kapasitasnya bisa dinaikkan. Begitu juga saat kebutuhannnya turun. Intinya bayar sesuai yang dipakai,” katanya dalam media briefing di Jakarta, Senin (4/11/2019).
Manfaat yang kedua, lanjut dia, ialah agility. Dengan benefit itu, perusahaan yang memiliki ide, project atau inisiatif baru, tidak perlu membeli teknologi yang mahal ketika memulainya. “Kan enggak kebayang startup mesti beli technology machine learning. Karena itu, mereka cukup membuat eksperimen di cloud,” ujarnya.
Dengan teknologi cloud pula, sambung Gunawan, konsumen bisa bereksperimen dengan cepat dan murah sehingga menghasilkan fitur baru yang menambah nilai kepada konsumen akhir.
Sedangkan benefit ketiga, kata Gunawan, dengan teknologi cloud konsumen dapat membayar sesuai kebutuhan untuk menurunkan biaya (reduction cost). “Jadi bukan lagi membeli hardware atau beli server dahulu, kalau tiba-tiba permintaan membeludak bagaimana, apa beli server lagi, kan butuh proses. Atau sebaliknya, kalau tidak ada permintaan, sementara server telah terbeli, bukannya itu mubazir?” paparnya.
Menurut dia, AWS telah membantu ratusan pelanggan di Indonesia untuk dapat bermigrasi ke teknologi cloud dan menurunkan biaya. “Misalnya dua media massa di Indonesia yang dapat memangkas biaya hingga 50%. Kami di AWS akan terus membantu customer untuk optimizing cost dengan sejumlah cara antara lain storage optimizing, severless architecture, dan lainnya,” klaim Gunawan.
Gunawan menekankan AWS sangat mengutamakan kebutuhan, pengalaman, dan kepuasan customer dalam melanjutkan perjalanan digital transformasi. “AWS menjadi customer obsessed company in the world. Kami ingin menjalin kerja sama jangka panjang dengan customer,” harapnya.
Dia juga kembali mengungkapkan rencana AWS membuka region Jakarta yang terdiri dari tiga avaliability zone. “Paling lambat awal 2022. Kami selalu melihat ke pasar dan ke customer, bagaimana mereka butuh AWS hadir dengan data center di Indonesia. Kami melihat peluang bisnis yang besar dan banyak customer yang meminta kami investasi di Indonesia, itulah mengapa 4 April 2019 kemarin kami umumkan AWS membuka region baru di Indonesia (Jakarta),” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Donnie Prakoso, Senior Technical Evangelist AWS ASEAN, mengutarakan, ke depan AWS memang merencanakan membuka sejumlah region baru. Sebut saja Jakarta, Milan (Italia), dan Cape Town (Afrika Selatan). “Dari 1 region baru, akan ada multiple avaliability zone. Nah dari avaliability zone itu, minimum ada dua data center,” sebut Donnie.
Menurut dia, AWS telah memiliki global footprint sebagai perusahaan teknologi yang mengutamakan pengalaman customer. “Saat ini demand untuk machine learning itu sangat masif. Dan kami di AWS menyediakan sarana bagi customer untuk melakukan experiment untuk memulai inisiatif baru guna melahirkan fitur-fitur yang menjadi inovasi terbaru bagi para startup ataupun korporasi di Indonesia,” tambahnya.
Donnie memaparkan, ratusan korporasi dan startup di Indonesia juga menggunakan AWS. Misalnya, Amartha, perusahaan fintech peer-to-peer lending, berhasil mengurangi biaya IT hingga 20% dengan menggunakan AWS.
Sedangkan Bhinneka, klaim dia, perusahaan e-commerce elektronik yang dapat memangkas time-to-market hingga 50% dengan menggunakan solusi AWS. “Bhinneka menilai dengan menggunakan tools seperti AWS Lambda, mereka dapat mengakselerasi development dan merilis new applications 50% lebih cepat,” paparnya.
(mim)