Cerita Perjuangan Vendor TV Lokal di Tengah Gempuran Asing
A
A
A
JAKARTA - Vendor televisi lokal, Akari , sudah 27 tahun malang-melintang di industri elektronik Tanah Air. Lama tak terdengar kabarnya, akhirnya Akari kembali meluncurkan inovasi produk smart TV dengan teknologi SmartConnect.
Secara garis besar, TV pintar ini bisa dengan mudah menghubungkan smartphone ke TV tanpa perlu repot-repot menggunakan WiFi. Menariknya, apapun yang dilakukan di ponsel bisa dinikmati di layar TV.
Namun bagaimana eksistensi Akari di tengah gempuran vendor televisi asing? CEO PT Akari Indonesia, Kenny Kwe mengakui, vendor televisi memang didominasi oleh pemain asing. Hanya dua vendor televisi lokal besar yang bertahan di Indonesia, yakni Akari dan Polytron.
Kendati demikian, dia tak menyebut berapa pangsa pasar yang mereka miliki di Indonesia. Pposisi Akari sendiri di pasar diklaim diakui Kenny cukup jelas. Sebab Akari kini merambah ke hampir semua kota dan kabupaten di Indonesia.
"Kami memiliki 18 pusat servis sendiri dan 50 lainnya bekerja sama dengan pihak lain. Ini tersebar di seluruh Indonesia, dari Kota Medan, Palembang, Jakarta, Jember, Kediri, Makassar, Surabaya, Samarinda, dan lain-lain," sebutnya saat peluncuran Akari SmartConnect di Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Soal persaingan dengan vendor televisi asing, Kenny menyebut, Akari masuk ke pasar kelas A hingga C. Ia mencontohkan, untuk SmartConnect TV sendiri ada tiga ukuran yang dirilis yakni 32, 40, dan 43 inci. Dari produk ini saja, konsumen yang disasar dari mulai kelas C hingga A.
Untuk daerah dengan minim koneksi internet, kelas A masih bisa membeli produk Akari SmartConnect. Dia pun percaya dengan produk baru ini Akari mampu bersaing dengan vendor asing. Alasanya, belum ada vendor televisi lain yang memiliki teknologi serupa.
Ditanya soal bagaimana dengan pasar televisi tahun depan, Kenny mengatakan akan tetap sama seperti tahun ini. Ini dikarenakan kebiasaan konsumen saat ini.
"Pasar elektronik tahun depan perkiraan saya tidak banyak berbeda dengan tahun ini. Salah satu alasannya behavior yang ada sekarang, itu yang menyebabkan pasar televisi dunia itu turun. Kalau 5 tahun lalu, 4 tahun lalu satu kamar satu TV, sekarang?" pungkas Kenny Kwe.
Secara garis besar, TV pintar ini bisa dengan mudah menghubungkan smartphone ke TV tanpa perlu repot-repot menggunakan WiFi. Menariknya, apapun yang dilakukan di ponsel bisa dinikmati di layar TV.
Namun bagaimana eksistensi Akari di tengah gempuran vendor televisi asing? CEO PT Akari Indonesia, Kenny Kwe mengakui, vendor televisi memang didominasi oleh pemain asing. Hanya dua vendor televisi lokal besar yang bertahan di Indonesia, yakni Akari dan Polytron.
Kendati demikian, dia tak menyebut berapa pangsa pasar yang mereka miliki di Indonesia. Pposisi Akari sendiri di pasar diklaim diakui Kenny cukup jelas. Sebab Akari kini merambah ke hampir semua kota dan kabupaten di Indonesia.
"Kami memiliki 18 pusat servis sendiri dan 50 lainnya bekerja sama dengan pihak lain. Ini tersebar di seluruh Indonesia, dari Kota Medan, Palembang, Jakarta, Jember, Kediri, Makassar, Surabaya, Samarinda, dan lain-lain," sebutnya saat peluncuran Akari SmartConnect di Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Soal persaingan dengan vendor televisi asing, Kenny menyebut, Akari masuk ke pasar kelas A hingga C. Ia mencontohkan, untuk SmartConnect TV sendiri ada tiga ukuran yang dirilis yakni 32, 40, dan 43 inci. Dari produk ini saja, konsumen yang disasar dari mulai kelas C hingga A.
Untuk daerah dengan minim koneksi internet, kelas A masih bisa membeli produk Akari SmartConnect. Dia pun percaya dengan produk baru ini Akari mampu bersaing dengan vendor asing. Alasanya, belum ada vendor televisi lain yang memiliki teknologi serupa.
Ditanya soal bagaimana dengan pasar televisi tahun depan, Kenny mengatakan akan tetap sama seperti tahun ini. Ini dikarenakan kebiasaan konsumen saat ini.
"Pasar elektronik tahun depan perkiraan saya tidak banyak berbeda dengan tahun ini. Salah satu alasannya behavior yang ada sekarang, itu yang menyebabkan pasar televisi dunia itu turun. Kalau 5 tahun lalu, 4 tahun lalu satu kamar satu TV, sekarang?" pungkas Kenny Kwe.
(mim)