Jadi Unicorn, OVO Singgung Penutupan Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Perusahaan rintisan atau startup OVO baru saja menyandang status sebagai unicorn atau startup dengan valuasi USD 1 miliar.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menyebut ini sebagai penutup dari pemerintahan periode pertama presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang salah satu visinya adalah menumbuhkan ekonomi digital.
Dengan status baru yang disandang ini ia berharap bisa menjadi gelombang dari lahirnya unicorn-unicorn lain di periode kedua kepemimpinan Jokowi.
"Kalau sudah bisa dianggap menjadi unicorn mudah-mudahan ini akan menjadi gelombang dari lahirnya unicorn-unicorn lain dari technology company Indonesia di periode Jokowi kedua berikutnya," ujarnya di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Tumbuhnya OVO sampai menjadi unicorn, kata Karaniya, tak lepas dari dukungan dan peran pemerintah. Apalagi OVO berada pada sektor finansial teknologi (fintech) yang dekat dengan regulasi.
"Fintech itu adalah area yg highly regulated karena itu ekosistem jadi sangat penting. Dalam hal ini saya kira peranan BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang juga sangat progresif untuk melakukan adjustmen dari sisi regulasi kemudian melakukan banyak dorongan2 itu saya kira sangat penting," tuturnya.
"Artinya jadi kami ga melihat ini sbg capaian kami sendiri," imbuh Karaniya
Saat ditanya mengenai nilai valuasi OVO, Karaniya enggan menyebut secara rinci. Namun menurut perusahaan riset CB Insights dalam laporanya menuliskan bahwa OVO memiliki valuasi USD 2,9 miliar.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra menyebut ini sebagai penutup dari pemerintahan periode pertama presiden Republik Indonesia Joko Widodo, yang salah satu visinya adalah menumbuhkan ekonomi digital.
Dengan status baru yang disandang ini ia berharap bisa menjadi gelombang dari lahirnya unicorn-unicorn lain di periode kedua kepemimpinan Jokowi.
"Kalau sudah bisa dianggap menjadi unicorn mudah-mudahan ini akan menjadi gelombang dari lahirnya unicorn-unicorn lain dari technology company Indonesia di periode Jokowi kedua berikutnya," ujarnya di Jakarta, Senin (7/10/2019).
Tumbuhnya OVO sampai menjadi unicorn, kata Karaniya, tak lepas dari dukungan dan peran pemerintah. Apalagi OVO berada pada sektor finansial teknologi (fintech) yang dekat dengan regulasi.
"Fintech itu adalah area yg highly regulated karena itu ekosistem jadi sangat penting. Dalam hal ini saya kira peranan BI (Bank Indonesia) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang juga sangat progresif untuk melakukan adjustmen dari sisi regulasi kemudian melakukan banyak dorongan2 itu saya kira sangat penting," tuturnya.
"Artinya jadi kami ga melihat ini sbg capaian kami sendiri," imbuh Karaniya
Saat ditanya mengenai nilai valuasi OVO, Karaniya enggan menyebut secara rinci. Namun menurut perusahaan riset CB Insights dalam laporanya menuliskan bahwa OVO memiliki valuasi USD 2,9 miliar.
(wbs)