Tiga Perubahan Jika Manusia dan Teknologi Kerja Bareng
A
A
A
JAKARTA - Dell Technologies baru-baru ini menerbitkan laporan berjudul ’Masa Depan Dunia Kerja (Future of Work).
Laporan yang bekerjasama dengan Institute for the Future (IFTF) ini menelaah bagaimana kehadiran berbagai teknologi baru akan membentuk lingkungan kerja dalam sepuluh tahun ke depan dengan semakin meningkatnya kemitraan antara manusia dan mesin.
Laporan ini menunjukan bagaimana manusia dan mesin bisa berkolaborasi serta perubahan apa saja yang bisa terjadi jika manusia dan mesin bekerja berdampingan.
Mengutip dari keterangan resmi Dell, Selasa (1/10/2019) ada tiga perubahan yang bisa membantu membentuk lingkungan kerja lebih inklusif selama satu dekade ke depan:
1. Tenaga Kerja Inklusif
Kemitraan antara manusia dan mesin akan menciptakan kesetaraan di tempat kerja yang lebih baik dimana kandidat dievaluasi berdasarkan kemampuan mereka, bukan berdasarkan gender, umur atau tingkatan sosial.
62% pemimpin bisnis di Indonesia berharap penggunaan
berbagai teknologi baru bisa menciptakan kesetaraan kesempatan dengan menghilangkan faktor bias manusia dalam proses pengambilan keputusan
2. Pemberdayaan Tenaga Kerja
Dengan teknologi baru yang imersif seperti realitas tertambar (XR), kolaborasi antar karyawan akan bisa mempercepat pemberdayakan para pekerja. Sebanyak 89% pemimpin bisnis di Indonesia berencana untuk menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja mereka
3. Kecakapan kecerdasan buatan (AI)
Kemampuan Manusia tidak akan tergantikan oleh AI, sebaliknya justru akan saling melengkapi dan meningkatkan kemampuan manusia.
Pemahaman mendalam tentang AI serta sistem kemitraan antara manusia dan mesin akan membuka potensi manusia dan menciptakan pekerja-pekerja AI terampil.
Hal tersebut akan memungkinkan para pekerja menggunakan keterampilan mereka untuk mengelola alur kerja dan menyelesaikan berbagai tugas. 80% pemimpin bisnis di Indonesia menyambut baik konsep kemitraan manusia dengan mesin atau robot.
Laporan yang bekerjasama dengan Institute for the Future (IFTF) ini menelaah bagaimana kehadiran berbagai teknologi baru akan membentuk lingkungan kerja dalam sepuluh tahun ke depan dengan semakin meningkatnya kemitraan antara manusia dan mesin.
Laporan ini menunjukan bagaimana manusia dan mesin bisa berkolaborasi serta perubahan apa saja yang bisa terjadi jika manusia dan mesin bekerja berdampingan.
Mengutip dari keterangan resmi Dell, Selasa (1/10/2019) ada tiga perubahan yang bisa membantu membentuk lingkungan kerja lebih inklusif selama satu dekade ke depan:
1. Tenaga Kerja Inklusif
Kemitraan antara manusia dan mesin akan menciptakan kesetaraan di tempat kerja yang lebih baik dimana kandidat dievaluasi berdasarkan kemampuan mereka, bukan berdasarkan gender, umur atau tingkatan sosial.
62% pemimpin bisnis di Indonesia berharap penggunaan
berbagai teknologi baru bisa menciptakan kesetaraan kesempatan dengan menghilangkan faktor bias manusia dalam proses pengambilan keputusan
2. Pemberdayaan Tenaga Kerja
Dengan teknologi baru yang imersif seperti realitas tertambar (XR), kolaborasi antar karyawan akan bisa mempercepat pemberdayakan para pekerja. Sebanyak 89% pemimpin bisnis di Indonesia berencana untuk menggunakan berbagai teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja mereka
3. Kecakapan kecerdasan buatan (AI)
Kemampuan Manusia tidak akan tergantikan oleh AI, sebaliknya justru akan saling melengkapi dan meningkatkan kemampuan manusia.
Pemahaman mendalam tentang AI serta sistem kemitraan antara manusia dan mesin akan membuka potensi manusia dan menciptakan pekerja-pekerja AI terampil.
Hal tersebut akan memungkinkan para pekerja menggunakan keterampilan mereka untuk mengelola alur kerja dan menyelesaikan berbagai tugas. 80% pemimpin bisnis di Indonesia menyambut baik konsep kemitraan manusia dengan mesin atau robot.
(wbs)