Menristekdikti Minta Mahasiswa Lakukan Ini untuk Hadapi Industri 4.0
A
A
A
BULELENG - Generasi milenial dihadapkan pada kehidupan serba-digital. Big Data, kecerdasan buatan (AI), robotik, internet of things (IoT) nantinya akan ditemukan dalam kehidupan keseharian.
Karena itu, para intelektual muda, mahasiswa diwajibkan untuk melek teknologi. Meskipun itu bukan bidang yang digelutinya.
"Ke depan ID yang berupa chip kecil bisa ditanamkan ke dalam tubuh manusia. Lalu segala aktivitasnya bisa terpantau. Semua hal akan berhubungan dengan internet sehingga menghasilkan Big Data. Jadi Revolusi Industri 4.0 harus dijawab generasi muda, para mahasiswa dengan pengetahuan yang luas," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat menutup Orientasi Pengenalan Kehidupan Kampus dan Kuliah Umum di Universitas Pendidikan Ganesha di Buleleng, Bali.
Lebih lanjut Mohamad Nasir mengatakan, semua tantangan itu harus bisa dijawab oleh mahasiswa dengan terus mengembangkan diri. "Jangan bergantung pada kuliah. Karena 60-80% pengetahuan yang kalian dapat itu dari dunia luar," ungkapnya.
Perkuliahan pun nantinya tak melulu di ruang kelas. Kuliah bisa dilakukan melalui ruang gadget dan hal ini sudah ada peraturannya.
Perkuliahan di ruang kelas berhadaoan dengan dosen semua. Ke depan dengan gadjet. Bisa dilakjkan kapan pun di manapun. "Sistem perkuliahan bisa dilakukan secara online" imbuh Menristekdikti.
Melihat tantangan Revolusi Industri 4.0, dia mendesak para intelektual muda membekali diri dengan 21+ century skills. Yakni, mahasiwanya harus punya digital talent.
"Pertama, cara berpikirnya harus maju, tidak bergantung pada materi kuliah. Bekal dari kampus untuk mengarungi tantangan dunia hanya 30-50% dan sisanya dari luar," kata Nasir.
Lalu, lanjut dia, cara kerjanya harus team work atau secara tim. Mahasiswa dituntut bekerja sama dengan mahasiswa lain atau pihak lainnya. Sehingga ada kolaborasi antarilmu yang bisa mempermudah suatu inovasi diciptakan.
Mahasiswa juga wajib memperkaya literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. "Mahasiswa dituntut memperkaya datanya. Dengan memperbanyak literasi keilmuannya," sarannya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, I Nyoman Jampel, menyatakan, Revolusi Industri 4.0 menuntut kampus menyiapkan SDM mahasiswa sesuai kebutuhan pasar. "Revolusi Industri 4.0 menghasillan ketidakpastian. Kita tidak tahu kedepan pekerjaan mana yang hilang dan pekerjaan baru mana yang muncul," tuturnya.
Dia pun menegaskan, Universitas Pendidikan Ganesha siap menghapi Revolusi Industri 4.0. Salah satu caranya dengan beralih dari kurikulum lama.le kurikulum 2019 yang berbasis kompetensi.
Karena itu, para intelektual muda, mahasiswa diwajibkan untuk melek teknologi. Meskipun itu bukan bidang yang digelutinya.
"Ke depan ID yang berupa chip kecil bisa ditanamkan ke dalam tubuh manusia. Lalu segala aktivitasnya bisa terpantau. Semua hal akan berhubungan dengan internet sehingga menghasilkan Big Data. Jadi Revolusi Industri 4.0 harus dijawab generasi muda, para mahasiswa dengan pengetahuan yang luas," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat menutup Orientasi Pengenalan Kehidupan Kampus dan Kuliah Umum di Universitas Pendidikan Ganesha di Buleleng, Bali.
Lebih lanjut Mohamad Nasir mengatakan, semua tantangan itu harus bisa dijawab oleh mahasiswa dengan terus mengembangkan diri. "Jangan bergantung pada kuliah. Karena 60-80% pengetahuan yang kalian dapat itu dari dunia luar," ungkapnya.
Perkuliahan pun nantinya tak melulu di ruang kelas. Kuliah bisa dilakukan melalui ruang gadget dan hal ini sudah ada peraturannya.
Perkuliahan di ruang kelas berhadaoan dengan dosen semua. Ke depan dengan gadjet. Bisa dilakjkan kapan pun di manapun. "Sistem perkuliahan bisa dilakukan secara online" imbuh Menristekdikti.
Melihat tantangan Revolusi Industri 4.0, dia mendesak para intelektual muda membekali diri dengan 21+ century skills. Yakni, mahasiwanya harus punya digital talent.
"Pertama, cara berpikirnya harus maju, tidak bergantung pada materi kuliah. Bekal dari kampus untuk mengarungi tantangan dunia hanya 30-50% dan sisanya dari luar," kata Nasir.
Lalu, lanjut dia, cara kerjanya harus team work atau secara tim. Mahasiswa dituntut bekerja sama dengan mahasiswa lain atau pihak lainnya. Sehingga ada kolaborasi antarilmu yang bisa mempermudah suatu inovasi diciptakan.
Mahasiswa juga wajib memperkaya literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia. "Mahasiswa dituntut memperkaya datanya. Dengan memperbanyak literasi keilmuannya," sarannya.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pendidikan Ganesha, I Nyoman Jampel, menyatakan, Revolusi Industri 4.0 menuntut kampus menyiapkan SDM mahasiswa sesuai kebutuhan pasar. "Revolusi Industri 4.0 menghasillan ketidakpastian. Kita tidak tahu kedepan pekerjaan mana yang hilang dan pekerjaan baru mana yang muncul," tuturnya.
Dia pun menegaskan, Universitas Pendidikan Ganesha siap menghapi Revolusi Industri 4.0. Salah satu caranya dengan beralih dari kurikulum lama.le kurikulum 2019 yang berbasis kompetensi.
(mim)