Perusahaan Super-Komputer China Juga Masuk Daftar Hitam AS
A
A
A
BEIJING - Huawei bukan satu-satunya perusahaan yang masuk ke daftar hitam perdagangan Amerika Serikat (AS). Selain Huawei, ada lima perusahaan asal China yang juga masuk dalam daftar hitam AS.
Kelima perusahaan tersebut terlibat dalam superkomputer yang berkaitan dengan militer. Termasuk, pembuat superkomputer Sugon yang sangat bergantung pada pemasok AS. Di antaranya, pembuat chip Intel, Nvidia, dan Advanced Micro Devices, sebagimana dilansir dari Indian Express, Senin (24/6/2019).
Empat lainnya ialah Institut Teknologi Komputasi Wuxi Jiangnan dan tiga lainnya terafiliasi dengan Sugon. Departemen Perdagangan AS menyebut kegiatan mereka bertentangan dengan keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri AS.
Sugon dan Wuxi Jiangnan Institute, menurut AS, dimiliki oleh lembaga penelitian militer China. Mereka terlibat pengembangan komputasi kinerja tinggi "exascale" generasi berikutnya untuk membantu modernisasi militer.
Menurut Analis teknologi Erasia Group Paul Triolo, teknologi yang terlibat mendukung tugas-tugas yang berhubungan dengan militer. Misalnya, menjalankan simulasi nuklir, menghitung lintasan rudal dan algoritma hipersonik.
"Ini semua tentang pertarungan exascale computing, yang telah ditetapkan China sebagai prioritas utama," katanya seraya menambahkan, perusahaan-perusahaan seperti Sugon telah menerima dukungan besar dari pemerintah.
Sugon sendiri telah mengembangkan prosesor generasi berikutnya. Ini melisensikan satu generasi teknologi AMD sebagai bagian dari usaha patungan, di mana anak perusahaan Sugon memiliki kepemilikan saham. Seorang juru bicara AMD mengatakan, perusahaan sedang meninjau untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan usaha patungan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan AS dan China telah bergantian sebagai produsen terkemuka superkomputer tercepat di dunia. Sugon menempati peringkat ke-63 dari 500 teratas dalam data terbaru.
Kelima perusahaan tersebut terlibat dalam superkomputer yang berkaitan dengan militer. Termasuk, pembuat superkomputer Sugon yang sangat bergantung pada pemasok AS. Di antaranya, pembuat chip Intel, Nvidia, dan Advanced Micro Devices, sebagimana dilansir dari Indian Express, Senin (24/6/2019).
Empat lainnya ialah Institut Teknologi Komputasi Wuxi Jiangnan dan tiga lainnya terafiliasi dengan Sugon. Departemen Perdagangan AS menyebut kegiatan mereka bertentangan dengan keamanan nasional dan kepentingan kebijakan luar negeri AS.
Sugon dan Wuxi Jiangnan Institute, menurut AS, dimiliki oleh lembaga penelitian militer China. Mereka terlibat pengembangan komputasi kinerja tinggi "exascale" generasi berikutnya untuk membantu modernisasi militer.
Menurut Analis teknologi Erasia Group Paul Triolo, teknologi yang terlibat mendukung tugas-tugas yang berhubungan dengan militer. Misalnya, menjalankan simulasi nuklir, menghitung lintasan rudal dan algoritma hipersonik.
"Ini semua tentang pertarungan exascale computing, yang telah ditetapkan China sebagai prioritas utama," katanya seraya menambahkan, perusahaan-perusahaan seperti Sugon telah menerima dukungan besar dari pemerintah.
Sugon sendiri telah mengembangkan prosesor generasi berikutnya. Ini melisensikan satu generasi teknologi AMD sebagai bagian dari usaha patungan, di mana anak perusahaan Sugon memiliki kepemilikan saham. Seorang juru bicara AMD mengatakan, perusahaan sedang meninjau untuk menentukan langkah selanjutnya terkait dengan usaha patungan tersebut.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan AS dan China telah bergantian sebagai produsen terkemuka superkomputer tercepat di dunia. Sugon menempati peringkat ke-63 dari 500 teratas dalam data terbaru.
(mim)