Peralihan Huawei dari Android ke OS Ark Lebih Dekat dari yang Dibayangkan
A
A
A
BEIJING - Iklim suram terus menggayut vendor kedua terbesar dunia, Huawei, pascasanksi berat dari Presiden AS, Donald Trump. Namun satu yang bisa kita pelajari, Huawei sebenarnya secara internal sudah disiapkan untuk eksodus dari mitra AS dan pemasok suku cadang lainnya.
Kita tidak hanya berbicara tentang persiapan 90 hari atau 12 bulan, karena seorang pejabat perusahaan dilaporkan membuat kabar mengejutkan dalam sebuah diskusi terperinci yang tidak biasa dengan redaksi TechRadar.
Rupanya, sistem operasi seluler "homebrewed" yang bisa digunakan Huawei untuk menggantikan Android pada produk-produk masa depannya sudah cukup siap digunakan. Bahkan mereka sudah mengincar peluncuran globalnya pada awal bulan depan.
Rencana B yang Sebenarnya Tidak Diinginkan
Secara internal dikenal sebagai HongMeng, tampaknya ini merupakan metafora untuk "dunia purba, kekacauan purba" dalam mitos penciptaan China. Platform perangkat lunak yang menggantikan Android itu dikabarkan bakal resmi bernama "Ark OS".
Sementara Alaa Elshimy, Managing Director dan Vice President Huawei Enterprise Business Group Timur Tengah, tidak memiliki pernyataan untuk diungkapkan terkait hal ini. Pernyataannya menawarkan pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di balik pengembangan OS yang sebagian besar masih misterius ini.
Menariknya, Elshimy mengungkapkan, sistem operasi telah siap selama hampir satu setengah tahun lalu. Khususnya, sejak Januari 2018.
Huawei mulai mengerjakannya sebagai rencana cadangan jika terjadi perbedaan antara perusahaan dan Google dengan alasan apa pun. Hanya sebenarnya perusahaan tidak pernah benar-benar ingin membawanya ke pasar.
Mengingat sekarang hubungan dengan Google memburuk, kata dia, kini tidak ada alasan untuk ragu merilis OS Ark. Peluncurannya dijadwalkan berlangsung sekitar bulan Juni, meskipun banyak detail dan spesifikasinya masih samar.
Apa yang kita ketahui adalah platform baru tersebut harus mendukung tidak hanya ponsel, tapi juga tablet, komputer, mobil yang terhubung, jam tangan pintar, pelacak aktivitas, dan lainnya.
Bisakah Huawei Bertahan Hidup Sendiri?
Jika Anda bertanya kepada analis global, maka merela sepakat kelangsungan hidup perusahaan dipertaruhkan di sini. Tetapi jika Anda bertanya kepada Huawei, satu-satunya tanda tanya adalah seberapa banyak perusahaan dapat terus tumbuh dari sini.
Selain HongMeng atau Ark OS, Huawei berencana lepas dari ketergantungan mereka terhadap sejumlah produk dan teknologi buatan AS. Tidak tanggung-tanggung, semua itu ingin diganti dengan produk internal.
Sebut saja Huawei AppGallery yang secara mengejutkan akan menggantikan posisi Play Store. Dan janjinya adalah "semua aplikasi yang bekerja dengan Android" pada akhirnya akan mendukung OS baru.
Itu tentu saja tujuan yang ambisius dan mungkin jauh lebih sulit untuk dicapai secara kenyataan daripada teori. Bagaimanapun, pengembang aplikasi yang berbasis di AS sendiri dapat dilarang melakukan bisnis dengan raksasa teknologi yang diperangi China.
Alaa Elshimy juga mengklaim sanksi AS tidak akan memengaruhi chipset perusahaan dengan cara apa pun. Argumennya, Huawei telah mandiri dalam banyak aspek.
Untuk satu hal, masih belum jelas apa yang bisa dilakukan Huawei dalam mengurangi ketergantungannya pada Arm, pengembang chip Inggris yang tampaknya menggunakan teknologi asli AS.
Sejauh menyangkut WiFi, Bluetooth, dan dukungan kartu SD, Huawei mengatakan penggunanya tidak perlu menjadi bagian dari aliansi masing-masing yang menetapkan standar untuk ketiga teknologi itu beserta turunan pada fitur-fiturnya.
Dengan kata lain, diizinkan atau tidak Huawei menjalankan Android, handphone masa depan mereka harus dapat menawarkan konektivitas WiFi dan Bluetooth tanpa masalah.
Kita tidak hanya berbicara tentang persiapan 90 hari atau 12 bulan, karena seorang pejabat perusahaan dilaporkan membuat kabar mengejutkan dalam sebuah diskusi terperinci yang tidak biasa dengan redaksi TechRadar.
Rupanya, sistem operasi seluler "homebrewed" yang bisa digunakan Huawei untuk menggantikan Android pada produk-produk masa depannya sudah cukup siap digunakan. Bahkan mereka sudah mengincar peluncuran globalnya pada awal bulan depan.
Rencana B yang Sebenarnya Tidak Diinginkan
Secara internal dikenal sebagai HongMeng, tampaknya ini merupakan metafora untuk "dunia purba, kekacauan purba" dalam mitos penciptaan China. Platform perangkat lunak yang menggantikan Android itu dikabarkan bakal resmi bernama "Ark OS".
Sementara Alaa Elshimy, Managing Director dan Vice President Huawei Enterprise Business Group Timur Tengah, tidak memiliki pernyataan untuk diungkapkan terkait hal ini. Pernyataannya menawarkan pandangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di balik pengembangan OS yang sebagian besar masih misterius ini.
Menariknya, Elshimy mengungkapkan, sistem operasi telah siap selama hampir satu setengah tahun lalu. Khususnya, sejak Januari 2018.
Huawei mulai mengerjakannya sebagai rencana cadangan jika terjadi perbedaan antara perusahaan dan Google dengan alasan apa pun. Hanya sebenarnya perusahaan tidak pernah benar-benar ingin membawanya ke pasar.
Mengingat sekarang hubungan dengan Google memburuk, kata dia, kini tidak ada alasan untuk ragu merilis OS Ark. Peluncurannya dijadwalkan berlangsung sekitar bulan Juni, meskipun banyak detail dan spesifikasinya masih samar.
Apa yang kita ketahui adalah platform baru tersebut harus mendukung tidak hanya ponsel, tapi juga tablet, komputer, mobil yang terhubung, jam tangan pintar, pelacak aktivitas, dan lainnya.
Bisakah Huawei Bertahan Hidup Sendiri?
Jika Anda bertanya kepada analis global, maka merela sepakat kelangsungan hidup perusahaan dipertaruhkan di sini. Tetapi jika Anda bertanya kepada Huawei, satu-satunya tanda tanya adalah seberapa banyak perusahaan dapat terus tumbuh dari sini.
Selain HongMeng atau Ark OS, Huawei berencana lepas dari ketergantungan mereka terhadap sejumlah produk dan teknologi buatan AS. Tidak tanggung-tanggung, semua itu ingin diganti dengan produk internal.
Sebut saja Huawei AppGallery yang secara mengejutkan akan menggantikan posisi Play Store. Dan janjinya adalah "semua aplikasi yang bekerja dengan Android" pada akhirnya akan mendukung OS baru.
Itu tentu saja tujuan yang ambisius dan mungkin jauh lebih sulit untuk dicapai secara kenyataan daripada teori. Bagaimanapun, pengembang aplikasi yang berbasis di AS sendiri dapat dilarang melakukan bisnis dengan raksasa teknologi yang diperangi China.
Alaa Elshimy juga mengklaim sanksi AS tidak akan memengaruhi chipset perusahaan dengan cara apa pun. Argumennya, Huawei telah mandiri dalam banyak aspek.
Untuk satu hal, masih belum jelas apa yang bisa dilakukan Huawei dalam mengurangi ketergantungannya pada Arm, pengembang chip Inggris yang tampaknya menggunakan teknologi asli AS.
Sejauh menyangkut WiFi, Bluetooth, dan dukungan kartu SD, Huawei mengatakan penggunanya tidak perlu menjadi bagian dari aliansi masing-masing yang menetapkan standar untuk ketiga teknologi itu beserta turunan pada fitur-fiturnya.
Dengan kata lain, diizinkan atau tidak Huawei menjalankan Android, handphone masa depan mereka harus dapat menawarkan konektivitas WiFi dan Bluetooth tanpa masalah.
(mim)