Ternyata Broadband Seluler di Pulau Jawa Tertinggal dari Provinsi Lain

Rabu, 08 Mei 2019 - 21:01 WIB
Ternyata Broadband Seluler di Pulau Jawa Tertinggal dari Provinsi Lain
Ternyata Broadband Seluler di Pulau Jawa Tertinggal dari Provinsi Lain
A A A
JAKARTA - Padatnya Pulau Jawa dengan beragam BTS ternyata tak membuat masyarakatnya bisa menikmati jaringan seluler secara maksimal. Setidaknya ini berdasarkan analisis atau penelitian yang dilakukan Opensignal.
Menurut analisis yang mereka lakukan terhadap 44 kota terbesar di Indonesia, Pulau Jawa sebagai pusat politik, populasi, dan ekonomi nasional masih tampak tertinggal dalam hal kecepatan broadband seluler. Faktanya, kecepatan unduhan dan unggahan tertinggi berada di wilayah-wilayah pelosok, di kota-kota yang kita tidak mengira akan menemukan jaringan seluler paling maju.
Berdasarkan keterangan tertulis Opensignal yang diterima SINDOnews, Rabu (8/5/2019), di urutan teratas pengalaman kecepatan unduhan adalah Kota Sorong di Papua Barat, Kota Gorontalo di Pulau Sulawesi, dan Ambon di Kepulauan Maluku. Ketiganya secara statistik masuk dalam kelompok metrik ini dengan kecepatan unduhan keseluruhan rata-rata di atas 11 Mbps.
Ternyata Broadband Seluler di Pulau Jawa Tertinggal dari Provinsi Lain

Dalam pengalaman kecepatan unggahan, Kota Pekanbaru di Sumatera berada di posisi puncak dengan kecepatan rata-rata 5,9 Mbps.

Untuk menemukan kota di Pulau Jawa pertama dalam kedua bagan ini, Anda harus mencari jauh di bawah urutan 10 teratas. Kota Malang dan Kota Bandung masing-masing berada di urutan 14 dan 15 dalam peringkat pengalaman kecepatan unduhan Opensignal.

Dalam pengalaman kecepatan unggahan, bahkan kita harus menelusuri jauh ke urutan 18 sebelum menemukan pusat populasi pertama di Jawa, yakni Kota Yogyakarta. Jakarta yang merupakan ibu kota negara dan megalopolitan berada di urutan lebih rendah.

Skor pengalaman kecepatan unduhan hanya 7,8 Mbps atau sekitar 4 Mbps lebih rendah dibandingkan kota-kota di urutan teratas dalam analisis Opensignal. Sementara skor pengalaman kecepatan unggahan 3,5 Mbps berarti selisih lebih dari 2 Mbps dari urutan atas.

Pertanyaanya, mengapa pengalaman kecepatan pelanggan seluler makin baik ketika kita menjauh dari Pulau Jawa? Hal ini bukan karena Jawa memiliki jaringan yang lebih lemah atau kurang canggih —justru sebaliknya.

Kemungkinan besar ini terjadi lantaran dinamika terkait persaingan dan permintaan. Telkomsel merupakan operator yang dominan di Indonesia dan jika kita melihat di luar pusat-pusat populasi utama negara ini, dominasi tersebut terus tumbuh.
Ternyata Broadband Seluler di Pulau Jawa Tertinggal dari Provinsi Lain

Laporan nasional terbaru Opensignal untuk Indonesia menunjukkan bahwa Telkomsel menyediakan kecepatan broadband seluler tertinggi bagi pengguna Opensignal. Skor pengalaman kecepatan unduhannya lebih dari dua kali lipat dari kebanyakan pesaingnya.

Di kota-kota seperti Sorong, Opensignal melihat sebagian besar pengguna mengakses jaringan Telkomsel. Oleh sebab itu, mayoritas pelanggan seluler menggunakan koneksi broadband seluler yang lebih cepat.

Permintaan juga memegang peran penting dalam kecepatan pengalaman pelanggan sehari-hari. Makin banyak pengguna yang terhubung ke suatu jaringan, maka kapasitasnya akan tersebar dan bisa menyebabkan penurunan kecepatan rata-rata.

Meskipun operator cenderung memusatkan peningkatan jaringan dan kapasitas mereka di kota-kota besar, sering kali peningkatan tersebut tidak mampu mengimbangi permintaan data seluler dari penduduk kota yang padat dan menyukai teknologi.

Analisis Opensignal mungkin terdengar seperti mengusik kemapanan Pulau Jawa, tapi hal ini karena mayoritas populasi Indonesia berada di pulau ini. Dengan demikian Jawa memiliki tingkat permintaan tertinggi.

Jika kita memperluas analisis ke semua kota-kota terbesar di Indonesia, maka akan melihat tren yang serupa. Batam, Bandar Lampung, Makassar, dan Palembang berada di luar kelompok 10 teratas dalam peringkat pengalaman kecepatan unduhan dan unggahan. Meski demikian, setiap aturan memiliki pengecualian dan dalam hal ini pengecualian itu adalah Medan di Sumatera, kota terbesar Indonesia di luar pulau Jawa.

Medan berada di urutan 6 teratas dalam peringkat pengalaman kecepatan unduhan dan unggahan Opensignal. Ini membuktikan kota ini mampu menjaga kecepatannya relatif tinggi di tengah permintaan dan tingkat persaingan yang ketat. Bisa jadi Medan dapat memberikan sejumlah wawasan berharga bagi para operator dalam meningkatkan jaringannya di kota-kota terbesar Indonesia di masa depan.Untuk diketahui, OpenSignal adalah perusahaan swasta yang mengkhususkan diri dalam pemetaan cakupan nirkabel. Perusahaan ini mengumpulkan data mengenai kualitas sinyal operator seluler dari pengguna yang memiliki aplikasi bergerak yang diinstal.
(mim)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8190 seconds (0.1#10.140)