Facebook Dibikin Nyerah Sama Buzzer Bayaran
A
A
A
MOSCOW - Facebook mengumumkan tidak berhasil mengidentifikasi siapa yang berada dibelakang akun palsu yang sudah dihapus sebelum pemilihan paruh waktu yang baru lalu di Rusia.
“Total kami telah menutup 36 akun Facebook, dan 99 akun Instagram,” demikian kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan dunia maya Facebook.
Paling sedikit satu dari akun Instagram punya pengikut lebih dari sejuta, demikian menurut Facebook.
Sebuah situs yang mengatakan pihaknya mewakili Internet Research Agency yang disponsori pemerintah Rusia menyatakan bertanggung jawab untuk akun-akun itu minggu lalu. Tetapi, Facebook mengatakan pihaknya tidak punya cukup informasi untuk mengaitkannya dengan badan itu, yang sering disebut “troll farm.”
“Sebagaimana dinyatakan oleh berbagai pakar independen, trolls punya insentif untuk mengklaim kegiatan mereka lebih luas dan berpengaruh dari yang sebenarnya,” tulis Gleicher.
Beluml ama ini sebuah penelitian belum lama ini mengungkap setidaknya terdapat 200 juta akun Facebook palsu yang beredar. Diungkapkan pula bila Indonesia dan India jafi negara yang memiliki jumlah akun palsu tertinggi.
Data ini diungkap oleh perusahaan besutan Mark Zuckerberg sebagaimana dikutip NDTV. Facebook menyatakan bahwa 200 juta akun palsu tersebut mewakili sekira 10% pengguna aktif bulanan secara global.
“Kami percaya persentase akun duplikat tertinggi bersumber di pasar berkembang seperti India, Indonesia dan Filipina, ketimbang dengan pasar yang lebih maju,” demikian isi laporan tersebut, dikutip dari NDTV.
Per 31 Desember 2017, Facebook sendiri telah memiliki 2,13 miliar pengguna aktif bulanan. Jumlah tersebut meningkat hingga 14% dari waktu yang sama di 2016.
Pada 2016 dengan pengguna aktif bulanan sekira 1,86 miliar, Facebook mencatat 6% akun palsu atau sekira 114 juta akun.
“Total kami telah menutup 36 akun Facebook, dan 99 akun Instagram,” demikian kata Nathaniel Gleicher, kepala kebijakan keamanan dunia maya Facebook.
Paling sedikit satu dari akun Instagram punya pengikut lebih dari sejuta, demikian menurut Facebook.
Sebuah situs yang mengatakan pihaknya mewakili Internet Research Agency yang disponsori pemerintah Rusia menyatakan bertanggung jawab untuk akun-akun itu minggu lalu. Tetapi, Facebook mengatakan pihaknya tidak punya cukup informasi untuk mengaitkannya dengan badan itu, yang sering disebut “troll farm.”
“Sebagaimana dinyatakan oleh berbagai pakar independen, trolls punya insentif untuk mengklaim kegiatan mereka lebih luas dan berpengaruh dari yang sebenarnya,” tulis Gleicher.
Beluml ama ini sebuah penelitian belum lama ini mengungkap setidaknya terdapat 200 juta akun Facebook palsu yang beredar. Diungkapkan pula bila Indonesia dan India jafi negara yang memiliki jumlah akun palsu tertinggi.
Data ini diungkap oleh perusahaan besutan Mark Zuckerberg sebagaimana dikutip NDTV. Facebook menyatakan bahwa 200 juta akun palsu tersebut mewakili sekira 10% pengguna aktif bulanan secara global.
“Kami percaya persentase akun duplikat tertinggi bersumber di pasar berkembang seperti India, Indonesia dan Filipina, ketimbang dengan pasar yang lebih maju,” demikian isi laporan tersebut, dikutip dari NDTV.
Per 31 Desember 2017, Facebook sendiri telah memiliki 2,13 miliar pengguna aktif bulanan. Jumlah tersebut meningkat hingga 14% dari waktu yang sama di 2016.
Pada 2016 dengan pengguna aktif bulanan sekira 1,86 miliar, Facebook mencatat 6% akun palsu atau sekira 114 juta akun.
(wbs)