Amazon Ekspansi di Afrika Selatan

Kamis, 26 Juli 2018 - 12:09 WIB
Amazon Ekspansi di Afrika Selatan
Amazon Ekspansi di Afrika Selatan
A A A
CAPE TOWN - Amazon.com Inc memperluas kehadirannya di pusat teknologi Cape Town, Afrika Selatan, seiring memanasnya persaingan regional melawan Microsoft Corp.

Amazon akan menempati satu gedung baru setinggi delapan lantai yang didesain modern di kota tersebut. Perusahaan itu telah mengiklankan puluhan lowongan kerja di Cape Town yang memainkan peran kunci dalam pengembangan bisnis cloud-computing Amazon Web Services (AWS).

Iklan lowongan itu termasuk satu untuk pakar pengembangan software saat Amazon menyusun tim untuk proyek terkait mesin pembelajar, analisis data besar dan cloud computing yang menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam industri teknologi.

Ekspansi Amazon itu menunjukkan ketatnya persaingan dalam bisnis cloud dan naiknya permintaan untuk komputasi yang handal meski di kawasan yang belum maju. AWS menjadi pemimpin global untuk cloud computing dengan 32% pangsa pasar, dibandingkan 16% yang dikuasai Microsoft pada kuartal I/2018, menurut data firma riset Canalys.

“Pasar layanan infrastruktur cloud global bernilai hampir USD55 miliar pada 2017 dan diperkirakan melebihi USD155 miliar pada 2020,” papar laporan Canalys.

AWS menguasai 73% laba operasional Amazon sebesar USD1,9 miliar pada kuartal I, tapi hanya 11% dari total pendapatannya.

Gedung baru Amazon di Cape Town itu akan rampung pembangunannya pada Agustus, menurut beberapa sumber. Gedung itu terletak dekat pusat teknis dan operasi dukungan konsumen Amazon yang telah berdiri.

Amazon tidak mengungkap rincian tentang gedung baru di Cape Town atau pemanfaatannya. “Saat semakin banyak konsumen dan mitra Afrika Selatan terus memilih AWS sebagia penyedia cloud mereka, kami terus mempekerjakan lebih banyak pegawai di kantor kami di Cape Town dan Johannesburg,” papar Geoff Brown, manager regional Sub Sahara Afrika AWS pada Reuters.

“Selain itu, Amazon juga menawarkan uji coba cloud gratis pada berbagai start-up selama setahun,” papar entrepreneur lokal Tumi Menyatswe yang membuat dia berpindah ke AWS dari sebelumnya cloud Google.

Tumi Menyatswe menambahkan, “Ini memungkinkan saya fokus pada bisnis saya dan menumbuhkannya hingga saya dapat membayar mereka.”

Menyatswe merupakan CEO Minderz, bisnis yang menghubungkan para pemilik binatang dengan orang-orang yang dapat merawat binatang peliharaan itu selama pemiliknya pergi liburan.

Para pengamat mengatakan, sulit mengukur kesuksesan para pemain cloud computing di Afrika karena mereka tidak mempublikasikan data keuangan di benua itu. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0837 seconds (0.1#10.140)