Dilanda Banjir PHK, Berikut Profil Raksasa Marketplace Amazon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dilanda banjir PHK , berikut profil Amazon yang merupakan raksasa marketplace dunia. Faktanya memang Amazon , perusahaan yang valuasinya pernah menembus USD1 triliun tidak kebal dari PHK.
Sebab, setelah Twitter dan Meta giliran Amazon yang berencana untuk melakukan PHK massal.
Saat ini Amazon.com Inc sedang melakukan peninjauan terhadap unit-unit bisnis yang tidak menguntungkan. Salah satu yang disorot adalah departemen yang menaungi asisten suara Alexa.
Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan oleh Amazon setelah melakukan peninjauan berbulan-bulan:
1. Memberitahu karyawan di beberapa unit yang tidak menguntungkan untuk mencari pekerjaan di tempat lain di perusahaan.
2. Memindahkan karyawan dari tim tertentu ke deparetmen yang lebih menguntungkan.
3. Menutup tim area dan menggantikannya dengan robot.
Jamie Zhang, software engineer di Amazon Robotics AI, curhat di LinkedIn bahwa seluruh tim robotiknya ditutup. “Saya 1.5 tahun di Amazon Robotics AI. Hingga akhirnya di-PHK,” ujarnya.
Salah satu fokus Amazon adalah untuk mengubah bisnis Alexa, untuk tidak lagi fokus pada voice assistant saja. Tapi, jadi tantangan juga karena menambah fitur berarti menambah investasi. Menurt WSJ, unit bisnis Alexa merugi USD5 miliar (Rp77 triliun) setahun.
Amazon sendiri merupakan perusahaan e-commerce pertama yang mencapai valuasi USD1 triliun pada 2018, dan menjadi perusahaan kedua setelah Apple yang mencapainya.
Menurut laporan Bloomberg, Amazon menjadi perusahaan publik pertama di dunia yang kehilangan valuasi USD1 triliun akibat kenaikan inflasi, pengetatan kebijakan moneter, dan pendapatan yang menurun.
Saham perusahaan e-commerce dan cloud itu turun hingga hanya mendapatkan valuasi USD879 miliar dari rekor sebelumnya USD1,88 triliun pada Juli 2021. Saham Amazon sempat rontok 50 persen. Bahkan, kekayaan Jeff Bezos turun USD83 miliar ke angkaUSD109miliar.
Sebab, setelah Twitter dan Meta giliran Amazon yang berencana untuk melakukan PHK massal.
Saat ini Amazon.com Inc sedang melakukan peninjauan terhadap unit-unit bisnis yang tidak menguntungkan. Salah satu yang disorot adalah departemen yang menaungi asisten suara Alexa.
Berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan oleh Amazon setelah melakukan peninjauan berbulan-bulan:
1. Memberitahu karyawan di beberapa unit yang tidak menguntungkan untuk mencari pekerjaan di tempat lain di perusahaan.
2. Memindahkan karyawan dari tim tertentu ke deparetmen yang lebih menguntungkan.
3. Menutup tim area dan menggantikannya dengan robot.
Jamie Zhang, software engineer di Amazon Robotics AI, curhat di LinkedIn bahwa seluruh tim robotiknya ditutup. “Saya 1.5 tahun di Amazon Robotics AI. Hingga akhirnya di-PHK,” ujarnya.
Salah satu fokus Amazon adalah untuk mengubah bisnis Alexa, untuk tidak lagi fokus pada voice assistant saja. Tapi, jadi tantangan juga karena menambah fitur berarti menambah investasi. Menurt WSJ, unit bisnis Alexa merugi USD5 miliar (Rp77 triliun) setahun.
Amazon sendiri merupakan perusahaan e-commerce pertama yang mencapai valuasi USD1 triliun pada 2018, dan menjadi perusahaan kedua setelah Apple yang mencapainya.
Menurut laporan Bloomberg, Amazon menjadi perusahaan publik pertama di dunia yang kehilangan valuasi USD1 triliun akibat kenaikan inflasi, pengetatan kebijakan moneter, dan pendapatan yang menurun.
Saham perusahaan e-commerce dan cloud itu turun hingga hanya mendapatkan valuasi USD879 miliar dari rekor sebelumnya USD1,88 triliun pada Juli 2021. Saham Amazon sempat rontok 50 persen. Bahkan, kekayaan Jeff Bezos turun USD83 miliar ke angkaUSD109miliar.
(dan)