Asal Muasal Nama Amazon, Dulu Sempat Disangka Mayat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebagai salah satu marketplace terbesar di dunia, Amazon adalah jenama yang mudah sekali dikenali dan diingat. Tapi, perjalanan pendiri Amazon Jeff Bezos untuk memilih nama sungai terbesar di dunia itu cukup panjang.
Jeff Bezos sebenarnya terpaksa mengubah nama asli perusahaan. Gara-garanya, pengacaranya salah mendengar nama asli awal Amazon dan mengolok-oloknya.
Ketika dimulai sebagai toko buku online pada 1994, Amazon sebenarnya bernama Cadabra, Inc—seperti dalam “abracadabra”.
Beberapa bulan setelah Bezos meluncurkan perusahaan tersebut dari garasi di Washington, seorang pengacara salah mendengar nama perusahaan tersebut sebagai cadaver, yang artinya mayat.
Bezos memutuskan untuk membuang nama itu untuk menghindari kebingungan, dan memilih nama lain. Dia lantas mengambil sebuah kamus dan mulai membolak-baliknya. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke Amazon.
Menurut Bezos, nama Amazon akan “eksotis dan berbeda”. Sebagai sungai terbesar di dunia, “Amazon” sesuai dengan visinya untuk membangun toko buku online terbesar di dunia. Selain itu, Amazon juga di awal alfabet.
Pada 1997, Bezos mengatakan kepada majalah Inc: “tidak ada bisnis kami yang tidak bisa ditiru. McDonald’s pun bisa ditiru. Tapi mereka masih membangun perusahaan besar bernilai miliaran dolar,” katanya.
“Karena itu nama merek sangat penting. Jenama lebih penting secara online daripada di dunia fisik,” ujarnya.
Selama 2022, sayangnya Amazon tidak mendapatkan hasil positif. Mereka baru saja melakukan PHK terhadap 18.000 karyawan. Laporan keuangan terbaru juga menyebut kerugian hingga USD2,7 miliar (Rp40 triliun).
Klaim Amazon, salah satu kerugian itu karena investasi mereka terhadap startup mobil listrik Rivian yang juga sedang berjuang. Rivian memangkas 6 persen pegawai merekapekanini.
Jeff Bezos sebenarnya terpaksa mengubah nama asli perusahaan. Gara-garanya, pengacaranya salah mendengar nama asli awal Amazon dan mengolok-oloknya.
Ketika dimulai sebagai toko buku online pada 1994, Amazon sebenarnya bernama Cadabra, Inc—seperti dalam “abracadabra”.
Beberapa bulan setelah Bezos meluncurkan perusahaan tersebut dari garasi di Washington, seorang pengacara salah mendengar nama perusahaan tersebut sebagai cadaver, yang artinya mayat.
Bezos memutuskan untuk membuang nama itu untuk menghindari kebingungan, dan memilih nama lain. Dia lantas mengambil sebuah kamus dan mulai membolak-baliknya. Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke Amazon.
Menurut Bezos, nama Amazon akan “eksotis dan berbeda”. Sebagai sungai terbesar di dunia, “Amazon” sesuai dengan visinya untuk membangun toko buku online terbesar di dunia. Selain itu, Amazon juga di awal alfabet.
Pada 1997, Bezos mengatakan kepada majalah Inc: “tidak ada bisnis kami yang tidak bisa ditiru. McDonald’s pun bisa ditiru. Tapi mereka masih membangun perusahaan besar bernilai miliaran dolar,” katanya.
“Karena itu nama merek sangat penting. Jenama lebih penting secara online daripada di dunia fisik,” ujarnya.
Selama 2022, sayangnya Amazon tidak mendapatkan hasil positif. Mereka baru saja melakukan PHK terhadap 18.000 karyawan. Laporan keuangan terbaru juga menyebut kerugian hingga USD2,7 miliar (Rp40 triliun).
Klaim Amazon, salah satu kerugian itu karena investasi mereka terhadap startup mobil listrik Rivian yang juga sedang berjuang. Rivian memangkas 6 persen pegawai merekapekanini.
(dan)