Khawatir Kehilangan Akses ke Android, Huawei Bangun OS Sendiri
A
A
A
BEIJING - ZTE menghadapi sanksi tanpa ekspor ke Amerika Serikat (AS) hingga Maret 2025. Artinya ke depan mereka bakal tak memiliki akses terhadap OS Android, chip Snapdragon, dan bagian lain yang bersumber dari perusahaan-perusahaan AS.
Kini Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki Huawei karena dinilai melanggar sanksi terhadap Iran. Menghadapi masalah tersebut, perusahaan China itu dikabarkan telah membangun OS cadangan hanya untuk situasi seperti ini.
Sebenarnya Huawei memiliki banyak alasan untuk khawatir. Selain kemungkinan kehilangan akses ekspor ke AS akibat perdagangan dengan Iran, selalu ada kemungkinan perang dagang AS-China bakal meningkat memasukkan lebih banyak produk.
Dengan iOS dan Android yang menguasai 99,9% sistem operasi pada smartphone, maka tidak ada banyak pilihan bagi Huawei kecuali membangun OS-nya sendiri. Kehilangan lisensi dari Google untuk menggunakan Android berarti Huawei hadir tanpa layanan Google. Artinya, pabrikan tidak dapat meng-instal aplikasi Google di ponselnya, termasuk Google PlayStore.
Laman Phone Arena, Senin (30/4/2018) menyebutkan, sebuah laporan hari ini yang bersumber dari empat narasumber, dapat disimpulkan bahwa Huawei telah mengerjakan OS-nya sendiri. Salah satu sumber mengatakan, OS tersebut telah menjadi pekerjaan teknisi perusahaan sejak 2012 lalu. Tepatnya ketika Pemerintah AS pertama kalinya menuduh Huawei dan ZTE terlibat aksi spionase.
"Kami mengembangkan OS kami sendiri dari pertimbangan strategis, karena kami tidak akan terkutuk jika mereka tiba-tiba memotong 'makanan' kami," kata pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Huawei sudah memiliki OS untuk tablet dan komputer pribadi. Mereka juga menciptakan lini chipset Kirin yang menggerakkan smartphone-nya. Tetapi Huawei tidak terdengar seperti berharap skenario yang lebih buruk untuk bermain sejauh menyangkut Android.
Zhao Ming, Presiden Huawei sub-merek Honor saat mengikuti sebuah acara di Kota Beijing mengatakan, Huawei memang memiliki kemampuan untuk memproduksi OS-nya sendiri. Namun dia yakin hal itu tidak diperlukan. "Kami bekerja sangat erat dengan Google dan akan terus menggunakan sistem Android-nya," ucap Ming.
Sentimen ini digemakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Huawei. Mereka mengklaim perusahaan tidak memiliki rencana untuk merilis OS-nya sendiri dan akan terus menggunakan Android.
"(Huawei) tidak memiliki rencana untuk merilis OS-nya sendiri di masa mendatang. Kami fokus pada produk yang didukung oleh OS Android dan mengadopsi sikap terbuka terhadap OS seluler," kata Huawei seperti dilansir laman SCMP, Senin (30/4/2018).
Kini Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki Huawei karena dinilai melanggar sanksi terhadap Iran. Menghadapi masalah tersebut, perusahaan China itu dikabarkan telah membangun OS cadangan hanya untuk situasi seperti ini.
Sebenarnya Huawei memiliki banyak alasan untuk khawatir. Selain kemungkinan kehilangan akses ekspor ke AS akibat perdagangan dengan Iran, selalu ada kemungkinan perang dagang AS-China bakal meningkat memasukkan lebih banyak produk.
Dengan iOS dan Android yang menguasai 99,9% sistem operasi pada smartphone, maka tidak ada banyak pilihan bagi Huawei kecuali membangun OS-nya sendiri. Kehilangan lisensi dari Google untuk menggunakan Android berarti Huawei hadir tanpa layanan Google. Artinya, pabrikan tidak dapat meng-instal aplikasi Google di ponselnya, termasuk Google PlayStore.
Laman Phone Arena, Senin (30/4/2018) menyebutkan, sebuah laporan hari ini yang bersumber dari empat narasumber, dapat disimpulkan bahwa Huawei telah mengerjakan OS-nya sendiri. Salah satu sumber mengatakan, OS tersebut telah menjadi pekerjaan teknisi perusahaan sejak 2012 lalu. Tepatnya ketika Pemerintah AS pertama kalinya menuduh Huawei dan ZTE terlibat aksi spionase.
"Kami mengembangkan OS kami sendiri dari pertimbangan strategis, karena kami tidak akan terkutuk jika mereka tiba-tiba memotong 'makanan' kami," kata pendiri Huawei, Ren Zhengfei.
Huawei sudah memiliki OS untuk tablet dan komputer pribadi. Mereka juga menciptakan lini chipset Kirin yang menggerakkan smartphone-nya. Tetapi Huawei tidak terdengar seperti berharap skenario yang lebih buruk untuk bermain sejauh menyangkut Android.
Zhao Ming, Presiden Huawei sub-merek Honor saat mengikuti sebuah acara di Kota Beijing mengatakan, Huawei memang memiliki kemampuan untuk memproduksi OS-nya sendiri. Namun dia yakin hal itu tidak diperlukan. "Kami bekerja sangat erat dengan Google dan akan terus menggunakan sistem Android-nya," ucap Ming.
Sentimen ini digemakan dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Huawei. Mereka mengklaim perusahaan tidak memiliki rencana untuk merilis OS-nya sendiri dan akan terus menggunakan Android.
"(Huawei) tidak memiliki rencana untuk merilis OS-nya sendiri di masa mendatang. Kami fokus pada produk yang didukung oleh OS Android dan mengadopsi sikap terbuka terhadap OS seluler," kata Huawei seperti dilansir laman SCMP, Senin (30/4/2018).
(mim)