Telkom Tantang Karyawannya Hasilkan Produk Inovatif
A
A
A
BANDUNG - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menantang karyawannya mampu berinovasi untuk kemajuan perusahaan dan bisnis. Inovasi tak sebatas pada menghasilkan produk baru, tetapi juga inovasi pelayanan dan operasi bisnis.
CEO Digital Amoeba Fauzan Feisal mengatakan, Telkom terus berkomitmen mendorong karyawannya menghasilkan inovasi baru untuk kemajuan perusahaan. Berbagai upaya itu penting dilakukan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Menurut dia, untuk new product service, para startup menghasilkan produk baru yang bisa dijual Telkom. Sedangkan inovasi operasi bisnis membuat aplikasi untuk meningkatkan kinerja para teknisi Telkom.
Dia mencontohkan, salah satu inovasi yang telah berhasil dikembangkan melalui program Digital Amoeba adalah pemantau pekerjaan para teknisi di lapangan. Alat dalam bentuk aplikasi itu akan memberikan reward atas kinerja teknisi.
"Selama ini, teknisi yang bekerja rajin dan tidak rajin sama saja, sesuai SOP atau tidak, sama. Nah, aplikasi ini dipasang di telepon seluler teknisi. Jika mereka bekerja bagus, akan ada poin seperti bintang. Poin ini bisa ditukar bonus," kata Fauzan dalam siaran pers-nya, Senin (13/11/2017).
Diakui dia, salah satu wahana yang digunakan Telkom untuk menampung kreativitas karyawannya yaitu melalui program Digital Amoeba. Program itu, lanjut dia, terus digodok kematangannya untuk sistem lebih baik. Salah satunya program ditantang dilakukan dalam enam batch selama satu tahun, yang mana satu batch terdiri maksimum 15 tim.
Menurut dia, Jika inovasi lain kental unsur bisnis, maka Digital Amoeba
kental sisi human resources (HR). Yakni setidaknya pencarian dan pembentukan sumber daya manusia, pengelolaan insentif dan karir, serta perubahan budaya perusahaan.
"Namun sisi HR ini nantinya berdampak langsung ke bisnis Telkom. Untuk bertahan dengan bagus di era digital yang sangat disruptif, Telkom membutuhkan inovasi signifikan. Tidak hanya untuk dirinya, tapi juga agar bisa mendorong inovasi digital bagi ekonomi Indonesia," jelas dia di sela-sela acara FHCI "The 2nd Indonesia Human Capital Summit 2017.
Principal Expert Digital Mastery Engine Team Group Divisi Digital Service PT Telkom itu menambahkan, saat ini yang sudah terdapat 60 binaan. Dari jumlah tersebut, tidak semuanya berhasil, hanya 38 tim yang masih bertahan sampai saat ini. Inovasi mereka diimplementasikan di sejumlah divisi dan unit perusahaan
CEO Digital Amoeba Fauzan Feisal mengatakan, Telkom terus berkomitmen mendorong karyawannya menghasilkan inovasi baru untuk kemajuan perusahaan. Berbagai upaya itu penting dilakukan di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat.
Menurut dia, untuk new product service, para startup menghasilkan produk baru yang bisa dijual Telkom. Sedangkan inovasi operasi bisnis membuat aplikasi untuk meningkatkan kinerja para teknisi Telkom.
Dia mencontohkan, salah satu inovasi yang telah berhasil dikembangkan melalui program Digital Amoeba adalah pemantau pekerjaan para teknisi di lapangan. Alat dalam bentuk aplikasi itu akan memberikan reward atas kinerja teknisi.
"Selama ini, teknisi yang bekerja rajin dan tidak rajin sama saja, sesuai SOP atau tidak, sama. Nah, aplikasi ini dipasang di telepon seluler teknisi. Jika mereka bekerja bagus, akan ada poin seperti bintang. Poin ini bisa ditukar bonus," kata Fauzan dalam siaran pers-nya, Senin (13/11/2017).
Diakui dia, salah satu wahana yang digunakan Telkom untuk menampung kreativitas karyawannya yaitu melalui program Digital Amoeba. Program itu, lanjut dia, terus digodok kematangannya untuk sistem lebih baik. Salah satunya program ditantang dilakukan dalam enam batch selama satu tahun, yang mana satu batch terdiri maksimum 15 tim.
Menurut dia, Jika inovasi lain kental unsur bisnis, maka Digital Amoeba
kental sisi human resources (HR). Yakni setidaknya pencarian dan pembentukan sumber daya manusia, pengelolaan insentif dan karir, serta perubahan budaya perusahaan.
"Namun sisi HR ini nantinya berdampak langsung ke bisnis Telkom. Untuk bertahan dengan bagus di era digital yang sangat disruptif, Telkom membutuhkan inovasi signifikan. Tidak hanya untuk dirinya, tapi juga agar bisa mendorong inovasi digital bagi ekonomi Indonesia," jelas dia di sela-sela acara FHCI "The 2nd Indonesia Human Capital Summit 2017.
Principal Expert Digital Mastery Engine Team Group Divisi Digital Service PT Telkom itu menambahkan, saat ini yang sudah terdapat 60 binaan. Dari jumlah tersebut, tidak semuanya berhasil, hanya 38 tim yang masih bertahan sampai saat ini. Inovasi mereka diimplementasikan di sejumlah divisi dan unit perusahaan
(wbs)