Terbesar dalam Sejarah, Yahoo Umumkan 3 Miliar Akun Telah Diretas
A
A
A
NEW YORK - Yahoo mengumumkan pada hari Selasa, (3/10/2017), ada 3 miliar akun yang telah diretas sejak tahun 2013, jumlah ini naik tiga kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
Menurut pengacara Verizon Inc, perusahaan yang kini manaungi Yahoo, hal ini adalah pelanggaran terbesar dalam sejarah, dalam sebuah pengungkapan yang
Pada Desember 2016, Yahoo mengumumkan bahwa lebih dari 1 miliar akun pengguna telah diretas pada tahun 2013. Namun, jumlah tersebut direvisi karena ternyata jauh lebih banyak dari itu, yaitu 3 miliar akun.
pengumuman ini diprediksi akan memperluas kemungkinan jumlah dan tuntutan gugatan class action oleh pemegang saham dan pemegang akun Yahoo. Yahoo, sendiri sejak pengumuman 2016, sudah menghadapi setidaknya 41 gugatan class action konsumen di pengadilan federal negara bagian A.S.
John Yanchunis, seorang pengacara yang mewakili beberapa pengguna Yahoo yang terkena dampak, mengatakan seorang hakim federal yang mengizinkan kasus tersebut diajukan terus meminta informasi lebih lanjut untuk membenarkan klaim kliennya.
"Saya pikir kita punya fakta yang kuat sekarang, pasalnya sejak 2013 Hakim Koh telah meminta kami untuk memberikan fakta tambahan untuk mendukung tuntutan kami atas pelanggaran peretasan, tutur John seperti dilansir Reuters, Rabu (4/10/2017).
Namun, pihak Yahoo memastikan bahwa peretasan tersebut tidak termasuk data pembayaran kartu atau informasi rekening bank lainnya.
Seorang pejabat Yahoo juga menjelaskan bahwa angka 3 miliar itu mayoritas adalah akun-akun tidak pernah atau hanya sebentar digunakan saja, bukan akun yang aktif lama.
Akibat peretasan ini, Yahoo diperkirakan akan menghadapi serangkaian tuntutan hukum nasional.
Pada bulan Agustus lalu, Hakim Amerika Serikat Lucy Koh di San Jose, California, memutuskan bahwa Yahoo harus menghadapi tuntutan hukum nasional atas nama lebih dari 1 miliar pengguna.
Menurut pengacara Verizon Inc, perusahaan yang kini manaungi Yahoo, hal ini adalah pelanggaran terbesar dalam sejarah, dalam sebuah pengungkapan yang
Pada Desember 2016, Yahoo mengumumkan bahwa lebih dari 1 miliar akun pengguna telah diretas pada tahun 2013. Namun, jumlah tersebut direvisi karena ternyata jauh lebih banyak dari itu, yaitu 3 miliar akun.
pengumuman ini diprediksi akan memperluas kemungkinan jumlah dan tuntutan gugatan class action oleh pemegang saham dan pemegang akun Yahoo. Yahoo, sendiri sejak pengumuman 2016, sudah menghadapi setidaknya 41 gugatan class action konsumen di pengadilan federal negara bagian A.S.
John Yanchunis, seorang pengacara yang mewakili beberapa pengguna Yahoo yang terkena dampak, mengatakan seorang hakim federal yang mengizinkan kasus tersebut diajukan terus meminta informasi lebih lanjut untuk membenarkan klaim kliennya.
"Saya pikir kita punya fakta yang kuat sekarang, pasalnya sejak 2013 Hakim Koh telah meminta kami untuk memberikan fakta tambahan untuk mendukung tuntutan kami atas pelanggaran peretasan, tutur John seperti dilansir Reuters, Rabu (4/10/2017).
Namun, pihak Yahoo memastikan bahwa peretasan tersebut tidak termasuk data pembayaran kartu atau informasi rekening bank lainnya.
Seorang pejabat Yahoo juga menjelaskan bahwa angka 3 miliar itu mayoritas adalah akun-akun tidak pernah atau hanya sebentar digunakan saja, bukan akun yang aktif lama.
Akibat peretasan ini, Yahoo diperkirakan akan menghadapi serangkaian tuntutan hukum nasional.
Pada bulan Agustus lalu, Hakim Amerika Serikat Lucy Koh di San Jose, California, memutuskan bahwa Yahoo harus menghadapi tuntutan hukum nasional atas nama lebih dari 1 miliar pengguna.
(wbs)