Ledakan Data di 2025 Diprediksi Mencapai 180 Zettabytes
A
A
A
JAKARTA - Jumlah data yang tercipta khusus di tahun 2020 diperkirakan bakal mencapai 50 zettabytes (ZB). Estimasi ini jauh melebihi prakiraan jumlah data yang tercipta di tahun 2016 yang sebesar 4 ZB saja.
Lima tahun kemudian, yakni di tahun 2025 data yang tercipta diestimasikan akan mencapai 180 ZB, sebuah laju pertumbuhan yang melampui prediksi sebelumnya. Seiring dengan penciptaan data yang kini mulai berubah haluan dari manusia ke mesin, maka terjadilah ledakan volume data.
Ledakan data didorong oleh makin pesatnya pertumbuhan jumlah sensor, IoT, kamera digital, serta perangkat-perangkat terkoneksi dengan interet yang tak terhitung lagi jumlahnya. Terkait hal tersebut, dibutuhkan kemampuan melakukan analisis data juga telah melampaui tingkat kesadaran manusia itu sendiri.
Model analitik tradisional kini mulai tergantikan oleh model-model analitik mutakhir, seperti artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI), machine and deep learning, neural networks, serta real-time data stream analytics. Aplikasi-aplikasi baru yang kehadirannya didorong oleh data dan pengelolaannya ini membutuhkan strategi pendekatan baru ke storage yang dirancang menghadirkan akses paralel secara besar-besaran ke data pitalebar.
“Data telah menjadi urat nadi bagi generasi digital dan transformasi digital tidak lagi hanya wacana, terutama di Indonesia. Hampir 70% bisnis di Indonesia berhasil meraup lebih dari separuh pendapatan mereka dari layanan-layanan digital. Bisnis berbasis digital modern membutuhkan sebuah platform data yang mampu mendukung mereka dalam membangun kelas aplikasi-aplikasi baru, serta mengekstrak beragam hasil analitik data terbaru secara real-time,” tutur Chua Hock Leng, Managing Director for ASEAN and Taiwan, Pure Storage saat gelaran Pure Live di Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Sebagai wujud komitmen membantu perusahaan mewujudkan hal tersebut, Pure Storage menghadirkan serangkaian perangkat keras termutakhir. Pihaknya juga membawa beragam pembaruan pada seluruh perangkat lunak pada kegiatan Pure Live ini.
Di antara, Tier 1 Storage, definisi baru sebuah storage. Perangkat lunak Purity/FA 5.0 terbaru untuk lini produk Pure Storage, FlashArray, tersebut hadir dengan mengusung standar baru storage tier satu yang siap diandalkan memenuhi kebutuhan dan tantangan terkait workload mission-critical di era cloud.
Fitur paling istimewa yang memperkuat Purity/FA 5.0 adalah ActiveCluster. Yakni sebuah solusi active/active metro stretch cluster sejati yang memiliki level kesiagaan tinggi sekaligus terunggul, dan mampu menyediakan business continuity di seluruh data center maupun di kawasan metro.
Fitur-fitur canggih lainnya yang menjadikan Purity/FA 5.0 kian andal di antaranya, QoS berbasis kebijakan yang begitu esensial dalam mendukung proses konsolidasi workload multi-tier menjadi sebuah sistem FlashArray tunggal. Atau untuk mendukung diimplementasikannya model bisnis seperti pada bisnis Service Provider; serta fitur Purity CloudSnap yang telah dilengkapi dengan kapabilitas untuk memindahkan snapshots dari dan ke public cloud.
Lima tahun kemudian, yakni di tahun 2025 data yang tercipta diestimasikan akan mencapai 180 ZB, sebuah laju pertumbuhan yang melampui prediksi sebelumnya. Seiring dengan penciptaan data yang kini mulai berubah haluan dari manusia ke mesin, maka terjadilah ledakan volume data.
Ledakan data didorong oleh makin pesatnya pertumbuhan jumlah sensor, IoT, kamera digital, serta perangkat-perangkat terkoneksi dengan interet yang tak terhitung lagi jumlahnya. Terkait hal tersebut, dibutuhkan kemampuan melakukan analisis data juga telah melampaui tingkat kesadaran manusia itu sendiri.
Model analitik tradisional kini mulai tergantikan oleh model-model analitik mutakhir, seperti artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI), machine and deep learning, neural networks, serta real-time data stream analytics. Aplikasi-aplikasi baru yang kehadirannya didorong oleh data dan pengelolaannya ini membutuhkan strategi pendekatan baru ke storage yang dirancang menghadirkan akses paralel secara besar-besaran ke data pitalebar.
“Data telah menjadi urat nadi bagi generasi digital dan transformasi digital tidak lagi hanya wacana, terutama di Indonesia. Hampir 70% bisnis di Indonesia berhasil meraup lebih dari separuh pendapatan mereka dari layanan-layanan digital. Bisnis berbasis digital modern membutuhkan sebuah platform data yang mampu mendukung mereka dalam membangun kelas aplikasi-aplikasi baru, serta mengekstrak beragam hasil analitik data terbaru secara real-time,” tutur Chua Hock Leng, Managing Director for ASEAN and Taiwan, Pure Storage saat gelaran Pure Live di Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Sebagai wujud komitmen membantu perusahaan mewujudkan hal tersebut, Pure Storage menghadirkan serangkaian perangkat keras termutakhir. Pihaknya juga membawa beragam pembaruan pada seluruh perangkat lunak pada kegiatan Pure Live ini.
Di antara, Tier 1 Storage, definisi baru sebuah storage. Perangkat lunak Purity/FA 5.0 terbaru untuk lini produk Pure Storage, FlashArray, tersebut hadir dengan mengusung standar baru storage tier satu yang siap diandalkan memenuhi kebutuhan dan tantangan terkait workload mission-critical di era cloud.
Fitur paling istimewa yang memperkuat Purity/FA 5.0 adalah ActiveCluster. Yakni sebuah solusi active/active metro stretch cluster sejati yang memiliki level kesiagaan tinggi sekaligus terunggul, dan mampu menyediakan business continuity di seluruh data center maupun di kawasan metro.
Fitur-fitur canggih lainnya yang menjadikan Purity/FA 5.0 kian andal di antaranya, QoS berbasis kebijakan yang begitu esensial dalam mendukung proses konsolidasi workload multi-tier menjadi sebuah sistem FlashArray tunggal. Atau untuk mendukung diimplementasikannya model bisnis seperti pada bisnis Service Provider; serta fitur Purity CloudSnap yang telah dilengkapi dengan kapabilitas untuk memindahkan snapshots dari dan ke public cloud.
(mim)