CEO Indosat Ooredoo Berbagi Cerita di Gedung SINDO
A
A
A
JAKARTA - Koran SINDO dan SINDOnews menggelar Sharing Session bersama CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli di Auditorium Gedung SINDO, Jakarta. Acara ini berlangsung sangat menarik.
Gaya bicaranya yang blak-blakan, Alexander Rusli berbagi cerita pengalamannya selama berkarier di industri telekomunikasi. Pria yang akrab disapa Alex ini memulai perjalanan di Indosat sebagai komisaris independen.
Kala itu, industri telekomunikasi masih sangat nyaman dan tidak banyak kepentingan. "Dulu keuntungan tinggi, sms masih mahal. Bahkan Indonesia average rate-nya paling tinggi di kawasan Asia Pasifik. Tapi, sekarang terendah," ujarnya, Rabu (8/3/2017).
Alex menuturkan, tantangan operator telekomunikasi ke depan adalah mulai beralihnya konsumen ke layanan berbasis data. Di mana hal-hal yang berbau sms dan voice perlahan mulai ditinggalkan.
"Kalau dilihat saat ini, dalam sehari saja belum tentu ada yang pakai telepon dan sms. Tapi, sekarang lebih banyak pakai paket data. Inilah realitas saat ini. Padahal, kalau berbicara profit tentu lebih banyak dari sms dan voice. Sekarang semua operator menyamakan target revenue, karena volume turun," terangnya.
Saat ini, Indosat Ooredoo memiliki beberapa layanan untuk menjawab kebutuhan pasar. Di mana perusahaan yang dipimpinnya mulai beralih ke mobile advertising.
"Kondisi pasar tidak bisa di lawan, ini situasi yang harus dihadapi. Kita masuk ke mobile advertising yang jualan iklan seperti google, kecil tapi profitable. Di situ kita punya Dompetku. Banyak inovasi layanan yang kami hadirkan," ungkapnya.
Gaya bicaranya yang blak-blakan, Alexander Rusli berbagi cerita pengalamannya selama berkarier di industri telekomunikasi. Pria yang akrab disapa Alex ini memulai perjalanan di Indosat sebagai komisaris independen.
Kala itu, industri telekomunikasi masih sangat nyaman dan tidak banyak kepentingan. "Dulu keuntungan tinggi, sms masih mahal. Bahkan Indonesia average rate-nya paling tinggi di kawasan Asia Pasifik. Tapi, sekarang terendah," ujarnya, Rabu (8/3/2017).
Alex menuturkan, tantangan operator telekomunikasi ke depan adalah mulai beralihnya konsumen ke layanan berbasis data. Di mana hal-hal yang berbau sms dan voice perlahan mulai ditinggalkan.
"Kalau dilihat saat ini, dalam sehari saja belum tentu ada yang pakai telepon dan sms. Tapi, sekarang lebih banyak pakai paket data. Inilah realitas saat ini. Padahal, kalau berbicara profit tentu lebih banyak dari sms dan voice. Sekarang semua operator menyamakan target revenue, karena volume turun," terangnya.
Saat ini, Indosat Ooredoo memiliki beberapa layanan untuk menjawab kebutuhan pasar. Di mana perusahaan yang dipimpinnya mulai beralih ke mobile advertising.
"Kondisi pasar tidak bisa di lawan, ini situasi yang harus dihadapi. Kita masuk ke mobile advertising yang jualan iklan seperti google, kecil tapi profitable. Di situ kita punya Dompetku. Banyak inovasi layanan yang kami hadirkan," ungkapnya.
(dmd)