Punya Fitur Penangkal, Facebook Kembali Diserang Berita Hoax

Rabu, 28 Desember 2016 - 17:12 WIB
Punya Fitur Penangkal, Facebook Kembali Diserang Berita Hoax
Punya Fitur Penangkal, Facebook Kembali Diserang Berita Hoax
A A A
BANGKOK - Facebook baru saja mengumumkan mengeluarkan fitur baru untuk membantu menangkal berita-berita bohong. Namun berita peristiwa bom di Bangkok yang terjadi pada 2015, mengecoh algoritma Facebook. Sehingga, Facebook secara otomatis mengaktifkan fitur pelacak korban (Safety Check) yang menyebutkan terjadi sebuah ledakan di Bangkok, Thailand.

Secara mendadak, fitur Safety Check aktif pada Selasa (27/12/2016), sekitar pukul 9 malam waktu setempat. Para pengguna Facebook di Thailand pun melihat munculnya notifikasi yang meminta mereka melaporkan kondisi keamanan dirinya.

Tautan yang ditunjukkan oleh Facebook justru merujuk ke berita mengenai pemboman Kuil Erawan yang dipublikasikan Bangkok Informer pada 2015 silam.

Namun dalam hitungan jam, Facebook segera menyadari ada kesalahan dalam fiturnya. Safety Check itu langsung dimatikan dan Facebook merilis penjelasan mengenai kesalahan tersebut.

“Hari ini Safety Check menyala di Thailand dengan alasan terjadi sebuah ledakan. Peristiwa ini, seperti halnya aktivasi Safety Check lain, dinyalakan berdasarkan konfirmasi informasi terpercaya dari perusahaan lain. Setelah konfirmasi tersebut, Facebook baru akan mengumumkannya ke teman dan keluarga,” tulis pernyataan resmi Facebook seperti dilansir dari Verge Rabu (28/12/2016).

Kekeliruan Safety Check ini sudah beberapa kali terjadi. Sebelumnya pada Maret lalu, Facebook mendadak mengeluarkan peringatan pada pengguna di Amerika Serikat, Inggris dan negara lain karena terjadi sebuah pemboman di Pakistan.

Sebelumnya Facebook mengumumkan akan mengeluarkan fitur baru untuk membantu menangkal berita-berita bohong di jejaring sosialnya. Fitur-fitur pelaporan baru dikeluarkan bersama fitur perubahan lainnya yang dirancang untuk mencegah penyebaran informasi palsu.

Facebook mendapat kritikan luas bulan lalu setelah banjir laporan berita palsu yang disebut mempengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat.

Fitur-fitur baru itu mencakup kemampuan untuk menandai berita bohong, serta kemungkinan perubahan terhadap algoritma Facebook.

"Kami meyakini prinsip memberikan suara pada orang-orang dan bahwa kami tidak bisa menjadi penengah dari kebenaran sendirian, jadi kami melakukan pendekatan terhadap masalah ini dengan hati-hati," kata perusahaan itu dalam pengumumannya.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8030 seconds (0.1#10.140)