XL Anggap Penurunan Tarif Interkoneksi 26% Masih Kurang
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah telah menetapkan penurunan biaya interkoneksi 26% untuk seluruh operator seluler di Indonesia. Rencana penurunan tarif ini akan diberlakukan mulai 1 September 2016.
Meski merasa besarannya masih kurang, namun PT XL Axiata Tbk (XL) menyambut positif rencana Pemerintah tersebut. Hal ini dikatakan langsung Direktur/Chief Service Management Officer XL Yessie D. Yosetya.
"Dari kacamata kita penurunan tarif 26 persen memang masih kurang, sebenarnya kita maunya lebih. Tapi selama ini kita telah mengikuti proses yang berlangsung dan juga terlibat langsung dalam diskusi, jadi kami rasa angka itu sudah cukup," ujar Yessie, di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Meski begitu, Yessie berharap penurunan tarif interkoneksi dapat lebih agresif. Pasalnya melalui penurunan tarif ini operator dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi bagi para konsumen. Pelanggan tidak perlu lagi khawatir saat ingin melakukan panggilan telepon antar operator.
Ditanyai berapa besaran ideal untuk penurunan tarif interkoneksi. "Kita sebenarnya bisa sebesar-besarnya. Kalau bisa malah 40 persen," ucapnya.
Meski kebijakan penurunan tarif interkoneksi baru dimulai September mendatang. XL sendiri telah menyiapkan strategi jauh-jauh hari.
Diantaranya XL telah membuat sejumlah program voice untuk pelanggannya. Sejak Juni lalu operator berwarna biru ini telah mengeluarkan tarif Anynet, yakni satu tarif ke seluruh operator. Selain itu XL turut membundling paket telp di Combo Xtra.
Meski merasa besarannya masih kurang, namun PT XL Axiata Tbk (XL) menyambut positif rencana Pemerintah tersebut. Hal ini dikatakan langsung Direktur/Chief Service Management Officer XL Yessie D. Yosetya.
"Dari kacamata kita penurunan tarif 26 persen memang masih kurang, sebenarnya kita maunya lebih. Tapi selama ini kita telah mengikuti proses yang berlangsung dan juga terlibat langsung dalam diskusi, jadi kami rasa angka itu sudah cukup," ujar Yessie, di Jakarta, Selasa (23/8/2016).
Meski begitu, Yessie berharap penurunan tarif interkoneksi dapat lebih agresif. Pasalnya melalui penurunan tarif ini operator dapat memberikan layanan yang lebih baik lagi bagi para konsumen. Pelanggan tidak perlu lagi khawatir saat ingin melakukan panggilan telepon antar operator.
Ditanyai berapa besaran ideal untuk penurunan tarif interkoneksi. "Kita sebenarnya bisa sebesar-besarnya. Kalau bisa malah 40 persen," ucapnya.
Meski kebijakan penurunan tarif interkoneksi baru dimulai September mendatang. XL sendiri telah menyiapkan strategi jauh-jauh hari.
Diantaranya XL telah membuat sejumlah program voice untuk pelanggannya. Sejak Juni lalu operator berwarna biru ini telah mengeluarkan tarif Anynet, yakni satu tarif ke seluruh operator. Selain itu XL turut membundling paket telp di Combo Xtra.
(wbs)