Sukses di Sektor Pencahayaan, Philips Fokus Sektor Kesehatan
A
A
A
JAKARTA - Tidak dapat dipungkiri, selama ini terkenal sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pencahayan (lampu). Philips memiliki tagline 'Terus Terang, Terang Terus', membuat nama perusahaan yang berpusat di Belanda ini semakin melekat di masyarakat Indonesia.
Secara global, kontribusi terbesar pendapatan Philips justru berasal dari inovasinya di layanan kesehatan. Oleh karena itu, tahun ini Philips Indonesia akan memfokuskan diri di bidang kesehatan, tanpa meninggalkan bidang pencahayaan yang selama ini sudah melekat.
“Secara global, 70% pendapatan Philips justru berasal dari layanan kesehatan. Makanya, masyarakat pasti ada yang pernah melihat alat-alat kesehatan di luar negeri menggunakan brand Philips. Tapi di Indonesia sendiri, kontribusi layanan pencahayaan memang masih lebih tinggi,” ungkap Direktur Utama Philips Indonesia, Suryo Suwignjo di Jakarta, Senin (11/1/2016).
Masih terbukanya pangsa pasar kesehatan di Indonesia, membuat Philips coba merambah bidang ini. Terlebih penetrasi yang dilakukan memang belum terlalu gencar dan hal ini memang juga dilakukan perusahaan secara global. Namun bukan berarti Philips tidak serius lagi menggarap pasar lampu yang selama ini telah membesarkan namanya di Indonesia.
“Lampu Philips itu di Indonesia market share-nya sudah tinggi sekali. Kalau disuruh growth semakin tinggi lagi, tentu akan sulit sekali karena penguasaan pangsa pasarnya sudah tinggi. Justru, peluangnya masih ada di tempat lain, yaitu di layanan kesehatan,” tambah Suryo.
Sebagai permulaan, di awal 2016 ini Philips Indonesia menghadirkan layanan Mobile Obstetrical Monitoring (MOM). Dengan layanan TeleHealth MOM ini, bidan atau dokter umum di puskesmas dapat menggunggah data kehamilan maupun gambar ultrasonik secara online ke pusat data utama.
"Dengan menggandeng Telkom, kami juga ingin memanfaatkan teknolgi digital yang terus bertumbuh dan mampu merambah segala bidang. Alam hal ini kami ingin menunjukan teknologi digital dapat memfasilitasi tindakan pencegahan dan memberikan dampak besar pada kualitas pelayanan kesehatan,” tutup Suryo.
Baca:
Philips Targetkan 100 Puskesmas Rasakan Layanan MOM
Secara global, kontribusi terbesar pendapatan Philips justru berasal dari inovasinya di layanan kesehatan. Oleh karena itu, tahun ini Philips Indonesia akan memfokuskan diri di bidang kesehatan, tanpa meninggalkan bidang pencahayaan yang selama ini sudah melekat.
“Secara global, 70% pendapatan Philips justru berasal dari layanan kesehatan. Makanya, masyarakat pasti ada yang pernah melihat alat-alat kesehatan di luar negeri menggunakan brand Philips. Tapi di Indonesia sendiri, kontribusi layanan pencahayaan memang masih lebih tinggi,” ungkap Direktur Utama Philips Indonesia, Suryo Suwignjo di Jakarta, Senin (11/1/2016).
Masih terbukanya pangsa pasar kesehatan di Indonesia, membuat Philips coba merambah bidang ini. Terlebih penetrasi yang dilakukan memang belum terlalu gencar dan hal ini memang juga dilakukan perusahaan secara global. Namun bukan berarti Philips tidak serius lagi menggarap pasar lampu yang selama ini telah membesarkan namanya di Indonesia.
“Lampu Philips itu di Indonesia market share-nya sudah tinggi sekali. Kalau disuruh growth semakin tinggi lagi, tentu akan sulit sekali karena penguasaan pangsa pasarnya sudah tinggi. Justru, peluangnya masih ada di tempat lain, yaitu di layanan kesehatan,” tambah Suryo.
Sebagai permulaan, di awal 2016 ini Philips Indonesia menghadirkan layanan Mobile Obstetrical Monitoring (MOM). Dengan layanan TeleHealth MOM ini, bidan atau dokter umum di puskesmas dapat menggunggah data kehamilan maupun gambar ultrasonik secara online ke pusat data utama.
"Dengan menggandeng Telkom, kami juga ingin memanfaatkan teknolgi digital yang terus bertumbuh dan mampu merambah segala bidang. Alam hal ini kami ingin menunjukan teknologi digital dapat memfasilitasi tindakan pencegahan dan memberikan dampak besar pada kualitas pelayanan kesehatan,” tutup Suryo.
Baca:
Philips Targetkan 100 Puskesmas Rasakan Layanan MOM
(dyt)