Tombol 'Dislike' di Facebook Banyak yang Tak Setuju
A
A
A
JAKARTA - Rencana Facebook akan menambahkan tombol ‘dislike’ ke laman jejaring sosialnya menimbulkan banyak pendapat pada penggunanya, termasuk di Indonesia. Rencana ini diutarakan langsung oleh Founder Facebook yakni, Mark Zuckerberg.
Menanggapi hal ini, Pakar Digital Marketing Indonesia, Anthony Leong, mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan adanya penambahan tombol 'dislike’ di laman Facebook karena ia khawatir hal ini akan menimbulkan kericuhan di dunia maya.
"Kita melihat dari sisi sosialnya saja, dengan adanya media sosial pengguna bisa utarakan apa saja, tidak ada limit. Bisa dibayangkan apabila status pengguna yang dimaksud adalah yang baik tetapi feedback dari pengguna lain merespon dengan 'dislike', ini bisa memicu kericuhan di dunia maya dan nyata," ujar Anthony
Pengusaha muda ini pun meyakini bahwa secara tidak langsung Facebook akan menjadi antisosial karena semakin memisahkan sesama pengguna dengan adanya tombol 'dislike'.
"Suka atau tidak suka dengan adanya kedatangan Facebook sudah menjadi antisosial platform karena terlalu banyak interaksi di dunia maya, apalagi dengan adanya fitur baru 'dislike' ini bisa membuat kondisi sosial semakin tidak baik," ujar alumni Universitas Indonesia itu.
Secara terpisah, Pakar Media Sosial Indonesia, William Liu menyarankan agar Facebook lebih baik memunculkan fitur ekspresi lain seperti senyum biasa, senyum cemberut atau lainnya.
"Facebook harus jeli melihat fitur baru ini, lebih baik meluncurkan fitur seperti senyum standard, senyum cemberut, senyum heboh, sedih atau senyum ekspresi lainnya yang secara langsung juga tidak berdampak buruk di dunia nyata," terang William di kantornya Jakarta Selatan.
Facebook akan menambahkan tombol "tidak suka" alias "dislike" ke dalam laman jejaring sosial itu. Dalam sesi tanya jawab yang diadakan di markas Facebook di Menlo Park, California, Zuckerberg mengatakan bahwa tombol itu akan menjadi cara bagi orang untuk mengungkapkan empati.
Zuckerberg menyatakan, Facebook "hampir" siap untuk mengetes tombol itu. Tombol "dislike" terus-menerus diminta oleh para pengguna sejak tombol "suka" atau "like" yang kini jadi ikon itu diperkenalkan pada 2009.
"Mungkin ratusan orang telah bertanya soal ini, dan hari ini adalah hari khusus karena saya bisa sampaikan bahwa kami sedang mengerjakannya dan hampir siap untuk mengetesnya," ujarnya.
Menanggapi hal ini, Pakar Digital Marketing Indonesia, Anthony Leong, mengatakan bahwa dirinya tidak setuju dengan adanya penambahan tombol 'dislike’ di laman Facebook karena ia khawatir hal ini akan menimbulkan kericuhan di dunia maya.
"Kita melihat dari sisi sosialnya saja, dengan adanya media sosial pengguna bisa utarakan apa saja, tidak ada limit. Bisa dibayangkan apabila status pengguna yang dimaksud adalah yang baik tetapi feedback dari pengguna lain merespon dengan 'dislike', ini bisa memicu kericuhan di dunia maya dan nyata," ujar Anthony
Pengusaha muda ini pun meyakini bahwa secara tidak langsung Facebook akan menjadi antisosial karena semakin memisahkan sesama pengguna dengan adanya tombol 'dislike'.
"Suka atau tidak suka dengan adanya kedatangan Facebook sudah menjadi antisosial platform karena terlalu banyak interaksi di dunia maya, apalagi dengan adanya fitur baru 'dislike' ini bisa membuat kondisi sosial semakin tidak baik," ujar alumni Universitas Indonesia itu.
Secara terpisah, Pakar Media Sosial Indonesia, William Liu menyarankan agar Facebook lebih baik memunculkan fitur ekspresi lain seperti senyum biasa, senyum cemberut atau lainnya.
"Facebook harus jeli melihat fitur baru ini, lebih baik meluncurkan fitur seperti senyum standard, senyum cemberut, senyum heboh, sedih atau senyum ekspresi lainnya yang secara langsung juga tidak berdampak buruk di dunia nyata," terang William di kantornya Jakarta Selatan.
Facebook akan menambahkan tombol "tidak suka" alias "dislike" ke dalam laman jejaring sosial itu. Dalam sesi tanya jawab yang diadakan di markas Facebook di Menlo Park, California, Zuckerberg mengatakan bahwa tombol itu akan menjadi cara bagi orang untuk mengungkapkan empati.
Zuckerberg menyatakan, Facebook "hampir" siap untuk mengetes tombol itu. Tombol "dislike" terus-menerus diminta oleh para pengguna sejak tombol "suka" atau "like" yang kini jadi ikon itu diperkenalkan pada 2009.
"Mungkin ratusan orang telah bertanya soal ini, dan hari ini adalah hari khusus karena saya bisa sampaikan bahwa kami sedang mengerjakannya dan hampir siap untuk mengetesnya," ujarnya.
(dol)