Ubah Kebijakan Lama, Twitter Kembali Menerima Iklan Politik

Rabu, 04 Januari 2023 - 08:54 WIB
loading...
Ubah Kebijakan Lama,...
Twitter melonggarkan kebijakan larangan kebijakan menerima iklan politik yang dibuat sejak 2019 ketika dipegang CEO Jack Dorsey. Foto/Wired/Verge
A A A
SAN FRANSISCO - Twitter mengubah kebijakan lama yang melarang iklan politik di platform media sosial miliknya. Dalam beberapa minggu ke depan, Twitter melonggarkan kebijakan larangan kebijakan menerima iklan politik yang dibuat sejak 2019 ketika dipegang CEO Jack Dorsey.

Dengan menerima kembali iklan politik bisa berdampak besar pendapatan Twitter, terutama menjelang pemilihan presiden AS 2024. Apalagi saat ini banyak pengiklan besar membelot dari Twitter menyusul berbagai kebijakan yang dinilai kontroversi.

“Kami percaya bahwa iklan berbasis isu terkini dapat memfasilitasi percakapan publik seputar topik-topik penting. Hari ini, kami melonggarkan kebijakan iklan kami untuk iklan berbasis berbagai isu di AS. Kami juga berencana untuk memperluas iklan politik yang kami izinkan dalam beberapa minggu mendatang,” tulis Twitter dalam cuitan resmi dikutip dari laman Washingtonpost, Rabu (4/1/2023).



Twitter telah lama mengambil kebijakan ketat terhadap iklan politik sebagai prinsip bisnis ketika dipimpin CEO Jack Dorsey pada 2019. Dia mengatakan sangat percaya bahwa pesan politik harus diperoleh, bukan dibeli.

Ketika itu iklan politik juga relatif tidak penting untuk bisnis Twitter secara keseluruhan. Pada saat pelarangan itu berlaku, kepala keuangan perusahaan mengatakan bahwa iklan politik menghasilkan pendapatan sekitar USD3 juta, hanya sebagian kecil dari bisnis iklan bernilai miliaran dolar di Twitter.

Twitter selalu menjadi pemain marjinal dalam iklan politik dibandingkan dengan Google atau Facebook. Namun, dengan melonggarkan kebijakan soal iklan politik, memungkinkan kelompok dan tokoh politik untuk mempromosikan diri mereka dalam kontes pemilu yang akan datang melalui Twitter.

Setelah mengumumkan perubahan tersebut, Twitter berjanji untuk membagikan lebih banyak detail terkait kebijakan iklan politik, yang saat ini masih dibahas. Tidak ada penjelasan mengapa Twitter melakukan perubahan atau seberapa luas perubahan itu.



Laman Verge mengatakan belum menerima perincian dari Twitter soal iklan politik, apalagi perusahaan itu telah membubarkan kantor pers sejak dipegang Elon Musk. Menurut halaman Twitter, iklan memiliki batasan tertentu, mereka terbatas pada “geo, kata kunci, dan penargetan minat”, misalnya, dan tidak boleh “memiliki tujuan utama untuk mendorong hasil politik, yudisial, legislatif, atau peraturan”.
Ubah Kebijakan Lama, Twitter Kembali Menerima Iklan Politik


Twitter menjelaskan perubahan kebijakan tersebut dengan mengatakan bahwa “iklan berbasis politik dapat memfasilitasi percakapan publik seputar topik penting”. Tidak jelas apakah aturan tersebut akan dilonggarkan di tempat lain selain AS di masa mendatang.

Secara lebih luas, Twitter mengatakan akan "menyelaraskan" kebijakan periklanannya "dengan kebijakan TV dan media lainnya". Twitter juga mengatakan bahwa perubahan apa pun, tetap dilakukan dengan peninjauan dan pendekatan untuk melindungi para pengguna.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Elon Musk Umumkan X...
Elon Musk Umumkan X Diserang Besar-besaran
SEC AS Gugat Elon Musk...
SEC AS Gugat Elon Musk Terkait Akuisisi Twitter
Logo Berubah, X Siap...
Logo Berubah, X Siap Dilengkapi AI Grok
Pengguna X Berbondong-bondong...
Pengguna X Berbondong-bondong Pindah ke Medsos Bikinan Pencipta Twitter
xAI Siap Buka Studio...
xAI Siap Buka Studio Game Berteknologi AI
Alasan Elon Musk Suspend...
Alasan Elon Musk Suspend Akun X Ali Khamenei, Disebut Melanggar Aturan
Ini Cara Baru Dapat...
Ini Cara Baru Dapat Uang dari X/Twitter, Pengguna Wajib Tahu!
Lawan TikTok, X Segera...
Lawan TikTok, X Segera Luncurkan Fitur Televisi
X Turun Peringkat Merek...
X Turun Peringkat Merek Media Global, Elon Musk Disarankan Ganti Strategi
Rekomendasi
Polri: Pelaku Pengurangan...
Polri: Pelaku Pengurangan Takaran MinyaKita Bisa Dipenjara 5 Tahun
Dispatch Ungkap Alasan...
Dispatch Ungkap Alasan Kim Soo Hyun Tutupi Hubungan dengan Kim Sae Ron
Transisi PLTS di BLES...
Transisi PLTS di BLES Lamongan dan Sragen Menuju Energi Baru Terbarukan
Berita Terkini
Ini Jadwal Gerhana Bulan...
Ini Jadwal Gerhana Bulan Total di Ramadan 2025, Bisa Lihat di Indonesia?
1 jam yang lalu
Fungsi dan Cara Kerja...
Fungsi dan Cara Kerja Selaput Mata Buaya, Rahasia Unik Sang Predator
2 jam yang lalu
Syarat dan Cara Tukar...
Syarat dan Cara Tukar Uang Secara Online, Praktis Via Situs Resmi BI
3 jam yang lalu
Indonesia dan Masa Depan...
Indonesia dan Masa Depan AI: SDM, Infrastruktur, dan Regulasi Jadi Kunci
4 jam yang lalu
5 Hewan Endemik China...
5 Hewan Endemik China yang Mengejutkan, Salah Satunya Panda Raksasa
6 jam yang lalu
Resmi Hadir di Indonesia,...
Resmi Hadir di Indonesia, HUAWEI Mate X6 Miliki Body Ramping, Tangguh, dan Makin Multitasking
9 jam yang lalu
Infografis
Trump Tuntut Ukraina...
Trump Tuntut Ukraina Bayar Kembali Rp8.184 Triliun kepada AS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved