9 Ancaman Siber yang Jadi Favorit Hacker di 2023, Mulai Game, Streaming, hingga Metaverse
loading...
A
A
A
6. Media Sosial Baru
Bahaya yang muncul terkait dengan pencurian data dan uang, serta halaman phishing yang ditujukan untuk membajak akun di media sosial baru.
Area privasi kemungkinan besar juga akan menjadi perhatian utama, karena banyak startup lalai mengonfigurasi aplikasi mereka sesuai dengan praktik terbaik perlindungan privasi.
Sikap ini dapat menyebabkan risiko tinggi kompromi data pribadi dan cyberbullying di media sosial baru.
7. Metaverse
Karena metaverse bersifat universal dan tidak mematuhi undang-undang perlindungan data regional, seperti GDPR, hal ini dapat menimbulkan konflik yang rumit antara persyaratan peraturan mengenai pemberitahuan pelanggaran data.
Pelanggaran dan kekerasan seksual virtual akan mencapai ruang metaverse. Misalnya sejumlah kasus pelecehan dan pelanggaran avatar. Karena tidak ada regulasi khusus atau aturan moderasi.
8. Kesehatan Mental
Data dari aplikasi kesehatan mental akan digunakan dalam serangan rekayasa sosial yang ditargetkan secara akurat. Seiring meningkatnya penggunaan aplikasi terkait kesehatan mental, risiko data sensitif ini bocor secara tidak sengaja atau diperoleh pihak ketiga melalui akun yang diretas juga akan meningkat.
Berbekal perincian tentang kondisi mental korban, penyerang kemungkinan besar akan meluncurkan serangan rekayasa sosial yang sangat bertarget.
9. Platform Edukasi
Platform edukasi online akan menarik lebih banyak upaya serangan siber. Ini sesuai dengan investasi pada platform edukasi online dan learning management system (LMS) yang meningkatsignifikan.
Bahaya yang muncul terkait dengan pencurian data dan uang, serta halaman phishing yang ditujukan untuk membajak akun di media sosial baru.
Area privasi kemungkinan besar juga akan menjadi perhatian utama, karena banyak startup lalai mengonfigurasi aplikasi mereka sesuai dengan praktik terbaik perlindungan privasi.
Sikap ini dapat menyebabkan risiko tinggi kompromi data pribadi dan cyberbullying di media sosial baru.
7. Metaverse
Karena metaverse bersifat universal dan tidak mematuhi undang-undang perlindungan data regional, seperti GDPR, hal ini dapat menimbulkan konflik yang rumit antara persyaratan peraturan mengenai pemberitahuan pelanggaran data.
Pelanggaran dan kekerasan seksual virtual akan mencapai ruang metaverse. Misalnya sejumlah kasus pelecehan dan pelanggaran avatar. Karena tidak ada regulasi khusus atau aturan moderasi.
8. Kesehatan Mental
Data dari aplikasi kesehatan mental akan digunakan dalam serangan rekayasa sosial yang ditargetkan secara akurat. Seiring meningkatnya penggunaan aplikasi terkait kesehatan mental, risiko data sensitif ini bocor secara tidak sengaja atau diperoleh pihak ketiga melalui akun yang diretas juga akan meningkat.
Berbekal perincian tentang kondisi mental korban, penyerang kemungkinan besar akan meluncurkan serangan rekayasa sosial yang sangat bertarget.
9. Platform Edukasi
Platform edukasi online akan menarik lebih banyak upaya serangan siber. Ini sesuai dengan investasi pada platform edukasi online dan learning management system (LMS) yang meningkatsignifikan.
(dan)